"Istriku tercinta, kamu sungguh tidak sabaran." kata Mo Liancheng yang menatap Qu Tan'er dengan penuh cinta, kemudian dia melepas gadis itu dari rangkulannya secara perlahan. Perilaku lembut Mo Liancheng lantas membuat niat Qu Tan'er untuk memberi tamparan keras tiba-tiba menghilang.
Qu Tan'er menatap tajam Mo Liancheng, dia ingin sekali mengelap bibir dan mencucinya. Saking marahnya, bahkan dia tidak ingin melanjutkan aktingnya lagi. Sialan, ciuman pertamanya direbut begitu saja… dia sungguh marah, marah sekali. Ciuman pertama yang sudah disimpannya selama 20 tahun, lalu dengan begitu saja dirampas. Dasar brengsek, jahanam, cabul dan pria busuk! Segala sumpah serapah ingin sekali dikeluarkan Qu Tan'er dari bibir mungilnya itu. Dia benar-benar emosi saat ini dan sulit untuk menahannya.
"Istriku tercinta, apakah kamu puas dengan teknik ciumanku?"
"Lumayan, tapi masih ada yang kurang." Cih! Saking puasnya, Qu Tan'er ingin sekali menonjok seseorang.