Hari pernikahan Arganta pun tiba, hari ini dia akan menikah dengan wanita pilihan sang ayah. Dia sudah merelakan semuanya meski terasa sulit untuk menghilangkan bayangan Bianca dari hatinya.
"Sayang, apakah kamu sudah siap?" tanya Adnan pada Binar yang masih duduk di depan meja riasnya.
"Iya. Aku sudah siap," Binar berkata sembari beranjak dan melihat Adnan.
Senyumnya yang khas itu timbul saat melihat sang suami yang sudah berpakaian rapi. Binar melihat Adnan sangat tampan hari ini, dia pun berjalan mendekat pada Adnan. Merapikan dasinya yang sedikit miring lalu mengecup bibirnya dengan lembut.
"Suamiku ini sangat tampan," ucap Binar setelah mengecup bibir Adnan.
Adnan menarik pinggang Binar sehingga tubuh mereka saling menempel. Dia langsung mencium kembali istrinya karena sudah berinisiatif menciumnya terlebih dahulu.
"Kau selalu saja menggodaku, Sayang. Apakah kamu sengaja?" ujar Adnan setelah melepaskan ciumannya itu.