Bab 144: Kelegaan

Tangan ayah bergerak, dia berusaha untuk membuka kedua matanya yang masih terasa berat. Dilihatnya Arganta yang ada di sampingnya yang sedang terlelap.

Ayah berusaha mengangkat tangannya lalu menyentuh kepala Arganta dengan lemah. Arganta menyadari sentuhan sang ayah, dia pun membuka kedua matanya.

"Akhirnya, Ayah bangun juga." Arganta berkata dengan perasaan lega.

Ayah hanya menatap putranya itu, dia kembali teringat akan kejadian di rumah Bianca. Dia sungguh sedih dengan apa yang dilihatnya.

Tetesan air mata keluar, itu membuat Arganta merasa semakin bersalah. Semua yang terjadi adalah kesalahannya. Kalau bisa dia memutar waktu maka semua ini akan dihindarinya atau diperbaiki sedari awal.

"Maafkan aku Ayah ... aku sungguh-sungguh minta maaf." Arganta berkata sembari menangis.

Mendengar perkataan Arganta membuat Binar langsung berjalan mendekat. Dia melihat sang ayah sudah tersadar dan adiknya sedang menangis menyesali apa yang sudah dilakukan olehnya.