Zerav dan Edna segera mengingat sesuatu dan meminum potion yang diberikan Izuna, ternyata benar karena tak lama kemudian muncullah sekelompok tikus dari bawah tanah. Meskipun dikatakan tikus tapi disini tikus yang dimaksud tak seperti tikus di didunia nyata. Mereka sebesar kucing maupun anjing jika di dunia nyata apa lagi cakar ataupun gigitan mereka bisa menyebabkan efek stun pada lawannya.
" jangan sampai terkena cakarnya "
Kami dengan hati hati menghindari dan menangkisnya setiap serangan tikus beracun itu.
" Edna gunakan sihir area" perintahku pada Edna. Aku punya hipotesa jika racun pada cakar tikus itu akan habis jika dibakar.
Saat Edna sedang sibuk merapal mantra, aku melindunginya dari berbagai serangan tikus. Satu demi satu serangan tikus itu berhasil kuhalau, sampai akhirnya Edna berhasil menyelesaikan mantranya.
"zone of fire " muncullah lingkaran sihir tepat di bawah para tikus itu. Lingkaran sihir ini juga sangat besar, diameter nya sekitar sepuluh meter.
Sihir itu belum bisa mengalahkan tikus itu, tapi setidaknya bisa mengurangi kekuatan tikus itu sementara. Ini memberikan kesempatan bagi Zerav dan juga Izuna untuk menghabisi setiap tikus yang ada. Tapi satu lagi keunggulan musuh, yaitu kulitnya cukup keras, sampai sampai serangan Izuna yang biasanya memberikan 150 damage hanya menjadi 70 damage ketika berhadapan dengan semua tikus itu.
Akhirnya Zerav dan Izuna bekerja sama menyerang satu persatu tikus tersebut sementara Edna menyibukkan sebagiannya. Kombinasi serangan Zerav dan juga Izuna sangat mematikan bagi tikus itu, tak ada tikus yang mempunyai bertahan lebih dari satu menit dengan kombinasi tersebut.
Tak lama kemudian semua tikus tang menyerang mereka tewas, awalnya mereka ingin beristirahat sebentar, tapi itu jadi terhenti karena kedatangan makhluk lainnya.
Berukuran sangat besar dengan mulut uang beberapa saat sekali menyemburkan cairan asam. Itu lah yang dimaksud ulat asam. Ia memiliki tinggi satu meter dengan panjang dua sampai tiga meter.
Meskipun gerakannya sangat lambat tapi yang menyulitkan adalah cairan asam yang ia keluarkan, semua senjata yang terkena akan meleleh kecuali senjata yang terbuat dari mithril ataupun yang lebih keras dari itu.
" jangan serang dengan senjata secara langsung, serang dua dengan sihir "
Kami menyerangnya dengan sihir kami masing masing. Aku mulai memusatkan manaku di pedangku dan maju menyarangnya.
" armament! Dark room! " kuberikan serangan yang cukup mematikan ke ultra itu. " Bash! Bash! Bash!... " aku juga menghujaninya dengan Bash. Skill ini sudah samping di level ke tiga, meski begitu daya seorangnya tambah besar karena aku masih menggunakan armament di pedang ku.
Meski sudah kuserang dengan segala skill ku, ulat itu masih hidup saja. Membuatku frustrasi, aku segera memberikannya skill yang ingin kusembunyikan sebelumnya, " black hole. "
"skill apaan itu"
"bukankah itu black hole, bagaimana bisa kau kuasai "
Semua terkejut dengan skill yang baru saja ku keluarkan, bagaimana tidak skill itu termasuk skill AOE yang sangat kuat, sebanding dengan Dark room yang tadi ku keluarkan.
Meski memberikan kerusakan yang cukup besar ke ulat ulat itu, tapi masih belum cukup untuk menyedot masuk ulat ulat itu. Aku langsung menyerangnya untuk memudahkan membunuh ulat itu.
Satu persatu ulat ulat berhasil kami kalahkan, setelah semua selesai kami terduduk lemas di tanah. Semuanya telah kehabisan energi setelah mengalahkan ulat asam tadi.
Kami istirahat sebentar sambil meminum potion yang ada, tapi tak lama kemudian terasa getaran di tanah yang kami pijak. Secara reflek kami semua langsung berdiri dan waspada.
" Beneran ini, kita baru saja mengalahkan semua monster tadi. Dab tak diberi waktu istirahat, sekarang harus menghadapi lawan."
" aku masih belum memulihkan mana ku"
Kedua orang ini mengeluh saja, aku memberikan sejumlah potion ke mereka berdua. HP potion untuk Zerav dan MP potion ke Edna. Mereka mundur beberapa langkah anak mulai mengkonsumsi potion yang kuberikan.
" sebenarnya berapa sih potion yang kamu miliki?? " Zerav merasa potionku tak habis habis meski kugunakan maupun kuberikan pada mereka berdua.
" masih sekitar lima ribu" jawab ku singkat. Meski begitu mereka berdua yang mendengarnya jadi kaget sekali. Belum pernah mereka ketahui jika hanya untuk menjelajahi dungeon saja, seseorang membawa lebih dari lima ribu potion.
Setelah mengembalikan tenaga serta mana nya mereka kembali bersiap menghadapi apapun itu. Tak lama kemudian nampaklah sesosok makhluk yang seluruhnya terbuat dari tanah sedang menuju kemari. Itu salah satu varian dari bangsa golem yaitu golem tanah.
Golem itu tak cukup besar jika dibandingkan golem pada umumnya, tapi itu masih setinggi tiga meter an. Dan ada salahsatu yang mencolok diantara mereka, dengan tinggi sekitar empat meter sambil membawa senjata berupa pentungan dari besi.
Mereka bertiga masih mematung dihadapkan sekelompok golem ini. Meski mereka kuat tapi tak akan bisa mengalahkan mereka secara langsung dalam waktu yang cepat.
" fire spear! Fire bolt! "
" Dark chain! Dark zone! "
Mereka mencoba menyerangnya dari jarak jauh, tapi itu semua belum cukup untuk mengalahkan golem itu, dan aku pun tak mau kalah dengan mereka, lalu menyerangnya dengan skill jarak jauh yang kumiliki.
" black hole! Black hole! "
Aku sambil meminum potion untuk memulihkan mana ku yang terkuras karena skill itu. Setelah semua serangan kami tersebut, masih ada banyak golem yang masih berduru, dan hanya beberapa golem yang terjatuh ke lantai.
Aku dan Zerav segera menarik senjata kami masing masing dan berlari ke golem yang terjatuh tersebut. Kami berdua memfokuskan serangan kami ke salah satu golem itu dahulu. Satu persatu golem itu berhasil kami kalahkan, dan tersisa sebagian golem tanah dan tentunya sebuah golem captain itu.
" Edna gunakan sihirmu untuk melumpuhkan golem captain itu. Kalau bisa kamu kalahkan sekalian " kami mundur sejenak setelah mengalahkan sebagian golem itu, dan aku memberi perintah ke Edna.
" aku bisa menggunakan Fire spiral tingkat tiga, tapi semua itu juga perlu waktu yang yak sedikit. "
" masalah waktu akan kami berikan sebanyak yang kamu mau. Jadi siapkan saja sihirmu "
Dia menyetujui perkataanku dan menyiapkan skill itu. Kami mulai menjalankan tugas kami masing masing, aku dan juga Zerav mengalihkan perhatian golem itu sambil membunuh beberapa dari mereka sedangkan Edna menyiapkan serangan terkuatnya.
Aku dan Zerav baru saja berhasil mengalahkan sebuah golem itu, dan saat kami sadar ternyata kemi sudah dikepung tiga golem lainnya. Kami sadar jika tak akan mudah melepaskan diri dari semua golem itu.
*****
Jangan lupa like, share dan comment agar author tetap semangat membuat cerita ini :-)