Unduh Aplikasi
26.66% Recall [ Alin ] / Chapter 4: Episode 4

Bab 4: Episode 4

Hari libur memang paling pas untuk memanjakan diri . bangun telat, bersantai, tidak mandi pagi, tidak berangkat ke kampus . hanya tidur dan malas malasan .

ku lirik jam di dinding kamarku sudah pukul sebelas siang dan aku masih saja di atas kasur . dengan seprai yang sudah lepas setengah, selimut yang jatuh ke lantai dan bantal yang berada di bawah kaki .

mira sudah sejak pagi entah pergi kemana . ditinggalkan nya aku sepiring nasi goreng yang tampak pucat dengan telur mata sapi yang gosong di pinggir nya . ya, seburuk itu memang mira dalam memasak .

kuraih gadget ku yang masih di cas di samping ku,

untuk melihat apakah ada pesan masuk atau sesuatu yang penting . membuka akun social media, dan melihat kegilaan apa yang ada di dunia .

ku hela nafas panjang, bosan .

iseng, aku membuka salah satu web pencari di gadget ku ini .

"hey goedel"

tidak ada respon . ku coba sekali lagi

"goedel"

...

"oke goedel"

...

"goedeeeelll!!!"

ttliinggg

goedel sedikit pekak rupanya,aku harus berteriak dulu baru dia merespon .

"harus putus dulu urat leher ku rupanya baru kamu merespon" gumam ku pelan.

tampilan hp ku berubah, kini menyajikan beberapa halaman web yang menjelaskan tentang urat leher beserta vidio tutorial mengenai operasi pada leher .

ku tepuk keningku putus asa .

tak bersemangat, ku letakkan telefon genggam ku ke sembarang tempat .

ku edarkan pandangan kepenjuru kamar . semuanya berantakan .baju kotor yang menumpuk , sampah bekas cemilan yang berserakan , dan debu yang sedikit banyak menutupi lantai .

"aku bosan, kamar berantakan, tapi malas banget mau bersih bersih "

tak sengaja terlihat foto aku ibu dan ayah yang sedikit berdebu di atas meja. teringat oleh ku saat ayah mengantarku ke kota ini, tempat aku menempuh pendidikan sekarang .

waktu itu, kami sedang tidak memiliki apa apa . ayah baru saja di pecat dari tempatnya bekerja sehingga kami hanya memiliki sedikit uang. kami sampai di kota ini saat malam hari, karena aku dan ayah belum mengenal kota ini , maka kakak tingkat ku menjemput kami di depan sebuah mesjid .

awalnya aku berencana untuk menginap sebentar di kosan kakak tingkat ku itu sampai aku tau dimana ada kosan murah yang bisa aku tempati mengingat uang ayah yang hanya cukup untuk makan ku selama tiga hari dan ongkos pulang ayah ke rumah ku di yang berada jauh di ujung pulau sana .

tidak tahu nasib baik atau buruk . ternyata kakak tingkat ku sudah menemukan kosan yang murah untuk ku. tetapi dia bilang,  kontrakan nya kecil . ayah berseru dan bilang tidak apa apa , karna hanya untuk sementara sampai ayah punya uang yang cukup untuk memindahkan ku ke kos-an yang lebih murah .

kakak tingkat ku mengantar kan kami sampai pintu depan kamar kos-an ku . saat kami membuka pintu kos-an , ayah terdiam . matanya berair .

sebuah ruang yang hanya muat untuk sebuah dipan kecil dengan dan lemari satu pintu diujung kepala dipan . ukuranya lebih kurang 2×4 meter  .

kami masuk . ayah menaruh seluruh barang bawaan di atas kasur . di edarkan pandangan nya ke penjuru kamar . kemudian dilihatnya muka ku .

"tidak apa apa-kan kalau Alin tidur disini sementara?" ayah bertanya , suaranya sedikit bergetar menahan tangis .

"ayah janji akan cari uang untuk Alin, jadi Alin bisa pindah ke kamar yang lebih luas dan nyaman ya nak"  lanjutnya lagi .

"tidak apa apa yah ,Alin juga tidak suka kamar yang besar besar . nanti ada hantu yang muncul di sudut ruangam kosong" jawab ku menghibur .

aku berdiri, membawa barang barang ke arah lemari dan mulai membersihkan kamar . sementara ayah pergi ke luar untuk mencari makanan .

dimalam hari kami kebingungan saat ingin tidur, karna hanya ada satu tempat tidur . sisa ruangan kosong hanyalah dua kali badan ku yang kecil dan tidak ada selimut atau seprai yang ada . ayah, langsung saja menyuruhku naik ke tempat tidur agar dia bisa tidur di ruangan kosong tersebut hanya dengan mamakai guling tanpa alas apapun .

"ahhh, dilantai begini baru dingin . ruangan kecil begini memang panas" hiburnya .

aku menahan perasaan, ingin menangis melihat ayah tidur seperti itu .

keesokan harinya pagi pagi sekali aku terbangun , ku lihat ayah tidur telentang . di bagian sudut matanya terdapat cairan bening yang belum mengering . ayah pastilah menangis tadi malam .

"ayah," ku coba membangun kan ayah .

ayah membuka mata, matanya merah . masih sayu

"pindah ke kasur saja ayah, aku ingin mandi" ayah mengangguk kemudian beranjak ke atas kasur .

selesai mandi aku tidak menemukan ayah di kamar, cepat cepat ku masukan seluruh barang barang orientasi ku ke dalam tas dan menyisir rambut ku . namun pintu kamar mendadak terbuka , ku lihat ayah membawa sepiring nasi dengan lauk telur goreng dan orekan tempe . ayah menyuruh ku makan dan bergegas menuju kampus .

hari itu juga ayah berangkat pergi pulang kembali ke kota ku . saat aku berjalan keluar kosan bersama ayah, soerang mahasiswa baru yang juga satu kampus dengan ku memberitahu ku bahwa ada peraturan baru yang mewajibkan semua peserta orientasi memakai ikat pinggang . saat itu aku cemas, karena aku tidak memakai ikat pinggang, namun ayah tiba tiba melepaskan ikat pinggangnya dan memberikanya pada ku . sementara ku lihat celana ayah yang mulai turun karena terlonggar tidak ada ikat pinggang . diambil nya karet yang entah sejak kapan di lihat,dan dipakainya untuk mengganti ikat pinggang .

kami terpisah saat di simpangan jalan, ayah terus lurus mengikuti jalan besar dan aku berbelok menuju kampus . orientasi berjalan lancar tapi tiba tiba seorang panitia mencari ku . katanya orang tua ku menunggu . aku bingung, karena bukanya ayah sudah pulang ? tetapi saat melihat ayah yang membawa tas jinjing seperti tadi pagi tahu lah aku bahwa ayah tidak jadi pulang . aku bertanya kenapa, ayah bilang karna uang nya tidak cukup membeli tiket .

ayah berbalik lagi ke kosan ku . pukul enam sore aku pulang , di kamar aku melihat ayah sedang memasang kipas gantung kecil di atap kamar . seluruh kamar ku bersih dan wangi . ayah mungkin membersihkannya ulang karena dia tau aku membersihkannya asal asalan kemarin malam .

kakak seniorku mendatangi kami, awalnya ku kira dia hendak menanyai ku tentang ospek hari ini . tapi ternyata dia ingin  menyampaikan bahwa ayah tidak bisa tinggal lagi di kamar ku mengingat kosan ini adalah kosan perempuan. malam itu aku menangis tersedu sedu karena ayah harus tidur di teras luar mesjid kampus . dan ayah masih saja bilang tidak apa apa .

kuhelas nafas untuk kesekian nya,

mengingat itu membuat aku sedih sekaligus semangat untuk mencapai cita cita . agar ayah bisa bahagia , agar ayah bisa tersenyum di atas sana dan bilang "setidaknya tidur diteras luar mesjid waktu itu membuahkan hasil yang baik".

sungguh kenangan yang mengharukan bersama ayah.

Ku paksakan diriku untuk bangun dari tempat tidur dan mulai membersihkan kamar . satu persatu tugas rumah ku selesaikan dengan baik.

selesai membersihkan kamar, aku berniat ingin membeli cemilan ke luar . ku urungkan niatku karena sebuah buku yang ternyata sebuah note tidak sengaja jatuh dan menampilkan coretan penting yang akhir akhir ini menyita pikiran ku . tentang serangan otak yang ku alami belakangan  ini .

kembali ku dudukan tubuh ku di atas kasur . ku baca lagi point point yang sudah ku catat yang rasanya bisa di jadikan petunjuk untuk penyakit ku ini .

sejak seminggu serangan terakhir yang kudapat kan di tempat penjual cendol, aku tidak mendapatkan serangan apa apa lagi . ku ingat ingat tentang kejadian dalam serangan seminggu yang lalu untuk mencari petunjuk atau apapun .

dejavuu

bagian otak ku seperti memberi ku sinyal . aku tersentak, kemudian mencoba mengingat kembali tentang materi minggu lalu yang di terangkan oleh profesor .

"Dejavu adalah suatu keadaan di mana Anda merasa bahwa anda sudah pernah mengalami suatu keadaan yang persis sama dengan keadaan yang sedang anda alami. biasanya, hal ini terjadi lebih dari sekali "

aku mengernyit semakin bingung .

"aneh saja kalau serangan di kepala ku itu dejavu . dejavu nggak di awali dengan sakit kepala dan kuping berdenging"

ku peras otak ku untuk kembali berfikir . disetiap serangan aku memang tidak pernah merasa asing , tapi aku juga tidak pernah mengalami hal yang sama di waktu yang lain . hanya waktu diserangan itu saja . dan di setiap serangan terjadi hanya ada seseorang yang berbicara hal remeh temeh kepada ku .

itu dia ! ituu diaaaaa !

buru buru ku ambil pena atau apapun yang bisa ku jadikan alat untuk menulis sebelum aku lupa.

ku tambahkan point baru di bawah point point yang sudah ku tuliskan sebelum sebelumnya pada kertas note yang tertulis "PENTING" di bagian atas nya dengan cepat .

• saat serangan kepala ini terjadi, aku tidak pernah sendirian . tidak pernah hanya aku seorang didalam memori asing itu . selalu ada orang . selalu ada seseorang yang berbicara kepada ku .

petunjuk semakin terang tentang apa yang sekarang terjadi.

.

.

.

.

.

Nantikan terus cerita Alin yang terus mencari tahu tentang penyakit nya ya guys.

capter recall [On Going] bakal publis setiap hari jam 9 malam ya guys

by koyi


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C4
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk