Unduh Aplikasi
15.38% Moment at Senior High School / Chapter 8: Bab 8

Bab 8: Bab 8

Warning 18+

Hari Rabu, Tanggal 3

Chaca P.O.V

Kelas 11 A

Setelah alika memasuki kelas, tiba - tiba Veronica menyiramnya dengan segelas air. Awalnya aku sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut. Karena sudah terbiasa Veve melakukan hal itu. Tapi ada satu orang yang membuatku harus memperhatikan hal tersebut yaitu Revo. Tiba - tiba Revo datang dan membantu Alika. Ingin sekali aku membantu Revo tapi niat ku terurungkan karena si upik abu terlebih dahulu membantu Revo. Semakin geram saat aku melihat Revo membela si upik abu. Karena rasa kesal ku sudah memuncak akhirnya ku ambil gelas lalu kusiramkan pada si upik abu. Lalu aku memutuskan untuk mengeluarkan si upik abu dar kelas 11 A. Namun usahaku gagal gara - gara satu orang yaitu Kenan. Kenan dan aku sudah dekat sedari kelas 10. Dia selalu berusaha mendekati dan selalu menggodaku. Bahkan aku sempat terbawa perasaan karena sikap manisnya kepada ku, tetapi aku berusaha untuk melupakan rasa itu, karena aku tahu Kenan adalah incara cewek satu sekolah. Aku tidak bisa berbagi cowok yang kusuka dengan orang lain.

Perilaku Kenan yang membela si upik abu semakin membuatku geram ditambah lagi dia menjadikan si upik abu menjadi pembantunya. Aku sempat terkejut mendengar Kenan berkata seperti itu, karena dia tidak seperti biasanya membela korban bullying. Setelah kejadian aku mengajak Kenan untuk ke rooftop.

Rooftop

"Kenapa Cha? Kamu ada yang mau diomongin sama aku?"

"Ken apa maksud kamu ngelakuin semua itu?"

"Gak ada maksud apa - apa kok Cha"

"Alah kamu gak usah alasan deh Ke, aku tu tau semua sifat kamu. Aku tau kamu tu gak bakal ngebelain orang kayak gitu"

"Oh ya? kamu tau semua sifat aku?" Tiba - tiba Kenan mendekatkan wajahnya ke wajahku sontak aku langsung menjauh.

"Udahlah Cha gak usah dibahas lagi"

Cup. Tiba - tiba aku mencium bibir Kenan. Karena rasa malu aku berniat kabur dari Kenan, namun tiba - tiba Kenan menarik pergelangan tangan ku. Kenan langsung melumat bibir ku. Sekejap ciuman tersebut menjadi ciuman yang panas. Saat nafas ku mulai habis dan aku mulai terengah - engah Kenan kemudian melepaskan ku. Kemudian dia tersenyum kepada ku dan mengacak - acak rambut ku. Karena rasa malu aku langsung pergi dari rooftop.

Kantin

Saat di kantin aku melihat Kenan bersama si upik abu. Kenan menyuruh si upik abu untuk memesankan makanan.

"Eh Cha elu tadi pergi kemana sama si Kenan"

Seketika aku mengingat momen ciuman tadi dan seketika badan ku juga menjadi dingin dan berkeringat.

"Cha jawab dong. Si Karin nanya tuh"

"Ah itu a..aku eh maksudnya gue tadi habis dari rooftop"

"Yak ela Cha dari rooftop aja jawabnya sampek gugup kek gitu"

Setelah kami berbincang - bincang tiba - tiba saja Kenan datang ke meja kita.

"Nih Cha aku udah beliin kamu bakso sama mie ayam. Kamu mau yang mana?"

"Apaan si lu Ke. Tadi aja lu permaluin si Chaca sekarang lu baik - baikin si Chaca. Mau lu apaan si?"

"Eh elu Karin si suara rongsokan ngikut aja. Cha kamu marah sama aku?"

Setelah melihat Kenan aku semakin teringat momen ciuman tadi. Betapa kenyalnya bibir Kenan, seketika pipiku memerah.

"Oi Cha lu kok malah bengong si"

"Eh Cha lu gak apa - apa kan?"

"Hah emangnya gue kenapa?"

"Pipi lu merah tu. Cobak sini gue periksa dulu lu demam apa kagak"

"Apaan si lu Rin, lebay banget dah. Udah ah gue mau makan ni bakso"

"Gimana Cha rasa baksonya? Kenyal ga? Lembut gak? Kok kamu makannya rakus banget kayak lagi ciuman sama oarang aja"

Uhuk. Tiba - tiba saja aku tersedak makanan gara - gara omongan Kenan.

"Sialan si Kenan. Dia malah godain gue lagi" (Batin ku)

19.00

Drrt. Drrt. Drrt. Tiba - tiba aku mendapatkan pesan dari Veve. Ku buka pesan itu. Dan betapah terkejutnya aku, Veve mengirimkan sebuah foto dan disana terdapat Kenan dan si upik abu. Lalu aku mendapatkan pesan lagi.

"Kenan lagi sama si upik abu"

"Dimana?"

"Di asrama sekolah, tepatnya di bar asrama"

"What di bar" (batin ku)

"Ngapain si Kenan sama si upik abu disana Ve?"

"Ya kagak tau lah gue. Mending lu kalau kepo langsung kesini"

Asrama

Saat aku sudah sampai di asrama sekolah, aku melihat mobil bmw warna putih dan mobil itu adalah milik Kenan.

"Berarti benar Kenan ada disini. Tapi kenapa harus dengan si upik abu? Ken kamu buat aku kecewa sama kamu"

Karena rasa penasaran akhirnya aku masuk ke dalam asrama dan langsung menuju ke dalam    Bar. Saat aku sudah memasuki bar, kulihat di sana ada Kenan yang sedang minum dan nampaknya sedang mabuk juga. Tak lupa di sana juga ada si upik abu yang sedang menemani Kenan. Tak perlu menunggu waktu lama aku langsung menghampiri mereka.

"Hai Ken"

"Chaca" (Dengan ekspresi muka terkejut)

"Lagi apa kamu disini?"

"Ah enggak ngapa - ngapain kok Cha. Aku cuma pengen minum aja"

"Sama si upik abu?" Aku langsung menyiram si upik abu dengan wine yang ada di tangan ku.

"Ah iya dia tadi gak sengaja ketemu aku" Aku langsung menyiram si upik abu dengan wine yang ada di tangan ku.

"Cha kamu ini apa - apaan si. Kok kamu nyiram si upik abu si"

"Alah udah deh Ken, kamu gak usah bohong lagi. Emang dari awal aku udah curiga sama kamu. Kamu yang biasanya gak pernah belain target bully, tapi sekarang kamu malah belain dia dan jadiin dia sebagai pembantu kamu. Aku tuh tau maksud kamu Ken. Maksud kamu biar kalian tambah deket kan? Dan sekarang ini adalah buktinya"

"Cha kamu itu salah paham. Ini gak sesuai sama apa yang kamu lihat Cha"

"Gak sesuai? Terus apa yang sesuai, yang sesuainya kamu suka sama si upik abu gitu? Gak nyangka ya aku Ken. Kamu bakalan ngecewaiin aku sampai kayak gini. Padahal aku udah mulai buka hati buat kamu tapi kamu malah kecewaiin aku. Terus perjuangan kamu tu buat apa Ken. Selama kelas 10 kamu selalu ngejar aku, godain aku, jagain aku, selalu ada buat aku disaat aku sedang terpuruk. Itu semua buat apa Ken? Seharusnya kamu gak usah ngelakuin banyak hal kalau akhirnya akan seperti ini Ken. Oh aku tau, kamu ngelakuin ini semua karena kamu udah berhasil dapetin apa yang kamu mau ya? Kamu udah berhasil dapetin hati aku terus karena rasa penasaran kamu ke aku udah terjawab sekarang kamu ninggalin aku dan bersama cewek lain. Dasar kalian berdua emang murahan"

"CHA JAGA YA OMONGAN KAMU" (Dengan nada membentak)

"Oh sekarang kamu udah berani bentak aku. Ok mulai sekarang kamu gak usah ketemu lagi sama aku"

"Cha maaf Cha tadi aku hanya emosi"

Tanpa menggubris omongan Kenan aku langsung pergi dari bar dan menuju ke suatu tempat.

Pantai

Semilir angin pantai menemani malam ku yang panjang. Pantai ini mengingatkan ku saat aku pertama kali sampai di kota ini. Saat itu semua keluarga besar Devano tidak menerima ku dan mama ku. Akhirnya aku berlari keluar menuju mobil ku. Aku tak tahu jalan, karena aku hanyalah orang baru di wilayah ini. Aku hanya mengikuti alur jalan, dan akhirnya itu lah yang membawa ku pada pantai ini. Tangis ku semakin menjadi - jadi saat ku ingat - ingat lagi kejadian tadi.

"Ken lu bener - bener tega Ken. Gue benci sama lu"

Cerita Berlanjut...


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C8
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk