Unduh Aplikasi
22.5% Granny’s House / Chapter 9: Surat wasiat 3

Bab 9: Surat wasiat 3

Lucas memasuki rumah nenek dengan lesu, wajahnya ditekuk dua, jalannya sedikit dibungkukkan, seolah seluruh tenaganya hilang tak tersisa. Ia benar-benar tak bersemangat, rasanya ingin kabur tapi kepalang tanggung sudah sampai di depan pintu rumah. Seharusnya ia tak menginjakkan kakinya disini, namun mengambil opsi tinggal dirumah dalam kondisi bertengkar dengan Zara juga bukan pilihan yang bagus. Sialan!! Cepatlah dewasa Lucas jika kau ingin hidup bebas.

Di depan pintu Rungunya mendengar keributan yang berasal dari dalam rumah. Suara anak-anak, pria dewasa juga suara wanita. Ia menghela nafasnya, baru beberapa menit saja kepalanya mulai pening akibat pekikan yang menggema. Ia sudah menduga, tidak mungkin suasana bisa tenang saja jika semua sepupunya berkumpul dan ya memang benar bukan? Kakinya melangkah mendekati keramaian, semua sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing jadi tidak ada yang menyadari kedatangannya. Tidak masalah, Lucas juga malas menjadi pusat perhatian. Namun agaknya ia salah dengan persepsinya karena tiba-tiba saja Daniel memanggil namanya.

"Oi Cas baru sampe?" semua orang yang berada disana serempak menolehkan wajahnya bak film slow motion membuat Lucas gelagapan dan mau tak mau menyunggingkan senyumannya meski terkesan aneh. Kampret memang Daniel itu, mulutnya ember sekali....

"Y-ya baru saja."

"Selamat datang tuan Lucas maaf tidak menyambut anda didepan. Sepertinya Saya keasikan mengobrol disini"

"Eh gak apa-apa paman. Toh saya juga sudah sampai sini. Tidak perlu disambut segala"

"Ini benaran Lucas? Yang dulu kurus kering seperti busung laparkan?" Kata Jihan menghampiri Lucas yang tercengang sebab perkataan Kakak iparnya yang menyakitkan, apa dulu ia begitu kurus hingga dikira busung lapar?

"He'eh, kau pasti kagetkan Jihan? Aku saat melihatnya dulu juga seperti mu. Aduh... Bayi Lucas kita sudah tumbuh dengan baik. Dan kau harus lihat sesuatu. Aku yakin kau akan sulit bernafas" Kata Hana ikut mendekati Lucas, yang lebih muda gugup bukan main, pasalnya ia merasakan aura gelap dari dua orang yang memandangnya dengan pandangan membunuh. Seakan-akan ia mendengar berani menggoda istriku kuhabisi kau.

Dan dengan gerakan cepat sampai Lucas tak sempat menghindar, Hana menarik kaos Lucas ke atas, sampai perut Lucas terpampang jelas dengan otot yang tercetak disana. Tubuhnya indah bukan main, Jihan dan Helenapun terpukau dibuatnya.

"Ya Tuhan, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan!" Celetuk Jihan membuat suaminya was-was setengah mati.

"K-kak Hana!!" Lucas berusaha menutupi kembali perutnya yang terekspos dengan cara paksa. Wajahnya memerah menahan malu.

"Tidak apa-apa Lucas kitakan keluarga, aku hanya ingin menunjukkannya kepada semua orang bahwa tubuhmu bagus. Kalo tubuh seperti ini sih bisa bikin wanita gigit jari" Brian yang mendapat pelototan dari suami-suami berperut bundar segera menarik Hana dan menjauhkan istrinya dari Lucas. Sebelum ia mendapat protes karena berkat istrinya secara tidak langsung para wanita menaikan standar prianya.

"Wah mengagumkan!! aku gak nyangka kau bisa punya tubuh seperti itu." Helena ikut menimpali ia masih terpukau dengan Lucas, suaminya yang merasa terancam segera berdiri di hadapan Helena, menghalau iris hazel istrinya menatap lebih jauh tubuh Lucas.

"Sayang, akukan juga punya."

"Eh.... hehehe iya tapi yang ini daun muda. Masih fresh dari oven" Darren mendengus memberi Alea yang terlelap kepada Helena. Ia sengaja guna menyadarkan Helena bahwa ia sudah menjadi ibu-ibu ber-anak 3. Jadi haram untuknya menggoda brondong.

"Apanya yang bagus. Perutku juga begitu." Celetuk Aldrian jengah.

"Apa? kalau ngomonh tuh yang benar, Iya perutmu dulu memang seperti roti sobek, tapi sekarang nih!!! Adonan roti!!" Kata Jihan sembari menepuk perut Aldrian membuat semua yang mendengar ocehannya tertawa. Sebenarnya masih rata, dan masih ada sisa-sisa ototnya, hanya saja tidak sebagus dulu.

Lucas yang sedari tadi sibuk melepaskan diri dri Hana kini bisa bernafas lega lantaran Brian sudah bisa menjinakkan istrinya, ia memilih menjauh dan mendekati Daniel yang nampak aneh. Biasanya pria itu seperti cacing kepanasan atau menjadi anak hyper aktif. Tapi sekarang ia nampak sedikit diam.

"Oi kenapa? Mukanya kusut banget?"

"Kalau ngomong tuh ngaca. Karena apa lagi? Kau sudah dateng, berarti semua orang udah kekumpul bentar lagi yang punya rumah nongol"

"Oh iyah. katanya kemarin mau kudeta?" Daniel mendadak lesu, tangannya ditopang ke dagu.

"Gakbisa, belum siap jadi gembel" Lucas tertawa benar juga ancaman nenek di surat mengerikan, itu juga menjadi salah satu alasan akhirnya ia tetap datang.

"Tuan dan nona karena semua sudah datang saya permisi untuk memanggil nenek" Kata Paman Bill, yang mendapat anggukan dari semua cucu. Setelahnya Paman Bill meninggalkan mereka dengan perasaan gugup, entah kenapa perasaan mereka menjadi seperti itu padahal hanya bertemu dengan nenek, mereka juga rutin mengunjungi rumahnya tapi rasanya kali ini sedikit berbeda, ah mungkin karena mereka akan tinggal bersama selama dua tahun. Dan mungkin juga karena mereka tahu bagaimana tak terduganya nenek mereka.

Tak lama menunggu, paman Bill datang dengan seseorang yang tak mereka kenali bukankah Paman Bill tadi mengatakan ingin memanggil nenek? Aneh! Lalu siapa orang itu? Lalu dimana nenek? Tapi mereka merasa orang itu mirip dengan seseorang. Semakin mendekat semuanya semakin tercengang pasalnya sekarang mereka dapat dengan jelas melihat wajahnya. Hanya saja mereka tidak bisa menutupi rasa keterkejutan mereka, ada yang membuka mulutnya lebar, menutup wajahnya tak ingin melihat bahkan ada yang mengucak matanya berkali-kali memastikan wajah yang dilihatnya adalah orang yang mereka pikirkan. Hingga tepat saat orang itu berdiri dihadapan mereka yang kini juga sedang berdiri, semuanya serempak memanggil.

"NENEK?!!!?!!!!!!"

"Astagaaa!!! Ini beneran nenek atau kue apem?" Nenek yang mendengar melepaskan sepatunya lalu memukul Daniel yang kebetulan tepat di depannya.

"Bocah nakal!!! Jaga mulutmu. Apa nenek pernah mengajarkanmu sekurang ajar ini?" Katanya sembari memukul. Daniel yang mendapat serangan fajar hanya sanggup mengaduh dan meminta ampun. Sedangkan yang lain menatap biasa tidak heran mereka melihat itu, karena memang Daniel dan nenek itu musih bebuyutan, buktinya saja baru bertemu sudah melepas rindu semacam itu. Tapi bukan salah Daniel juga tiba-tiba berkata seperti itu, siapa yang tidak terkejut melihat penampilan nenek yang tidak tahulah harus dikatakan apa. Karena nenek nampak berbeda.

Semua orang memandang nenek yang tengah mengatur nafasnya sehabis menghajar Daniel. Namun bukan itu yang menjadi perhatiannya melainkan penampilan nenek, pakaian nenek dari atas hingga bawah berwarna pink, sepatunya juga pink, bahkan rambutnya berwarna pink. Entahlah itu wig atau bukan yang pasti mata mereka terasa sakit melihatnya.

"Al nenek kamu kesurupan?" Bisik Jihan

"Hussh mau nasibnya kaya Daniel?" Kata Aldrian memperingati istrinya, dengan pandangan horor Jihan menggelengkan kepalanya dan menutup rapat-rapat mulutnya, tidak jadi komentar deh masih mau hidup panjang pikirnya. Lagipula Biarlah mungkin neneknya mengalami puber kesekian.

Nenek duduk di sofa dikelilingi cucu-cucu serta cicitnya, mereka masih diam tak berani berkomentar.

"Jadi kalian sudah tahu bukan kenapa aku menyuruh kalian kesini? Di akhir hidupnya Kakek kalian meminta kalian untuk tinggal bersama denganku selama dua tahun disini, hanya saja aku tidak suka kalian bertindak sesuka hati disini, jadi aku membuat peraturan yang harus kalian ikuti selama tinggal disini. Tidak boleh ada yang melanggarnya atau kalian akan menerima akibatnya. Bill berikan kepada mereka"

Paman Bill memberikan selembaran berisi peraturan yang telah ditentukan oleh nenek, mereka mulai membacanya dengan seksama.

Peraturan Granny's house

1. Semua orang wajib bangun pagi untuk olahraga.

2. Para wanita (istri) wajib masak pagi dan malam.

3. Tidak boleh ada pengasuh anak

4. Tidak boleh pulang lewat dari jam 7 malam karena makan malam dimulai jam 7.

5. Tidak boleh bertengkar

6. Tidak boleh menginap ditempat lain

7. Jika ingin membawa seseorang untuk menginap harus atas izin nenek

8. Setiap orang akan didapat jatah untuk pergi berbelanja di hari minggunya

9. Setiap yang sudah bekerja harus memberi uang bulanan untuk keperluan semua orang

10. Dilarang minum-minuman keras.

11. Dilarang menggunakan narkoba

12. Wajib mengerjakan tugas sekolah bagi pelajar

13. Jika ingin pergi main keluar setelah makan malam dilarang pulang sebelum jam 12

14. Semua perkataan nenek adalah mutlak, tidak boleh dibantah atau ditentang.

15. Peraturan bisa bertambah sesuai keinginan nenek seberjalannya waktu

"Sudah selesai membaca? Adakah yang ingin ditanyakan?"

🍀🍀🍀

Cerita ini ada yang minat gak sih? 😅😅 kok sepi 🥺🥺 gapapa mungkin kurang menarik ya ceritanya, aku tetep mau ngelanjutin cerita ini, tapi update jadinya sesuka hati, 🤣🤣 karena ya gimana ya aku gak semangat kalo yang vote dan baca sedikit 😭😭 wkwk namanya juga manusia. Cerita ini tiap cucu punya konflik masing2, jadi dinikmati saja bacanya. Sebisa mungkin aku gak bikin pusing. Semoga 🤣🤣🤣 oiyah jangan protes kok nenek gitu? Yah namanya juga imajinasi....


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C9
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk