Unduh Aplikasi
3.26% I Don't Care About Love / Chapter 6: Menyapa Mantan

Bab 6: Menyapa Mantan

Aku meminta pergi

Tapi kau minta ku tetap bertahan

Ku coba untuk tetap pergi darimu

Namun kau malah menghilang dariku

Ku tak pernah mendengar kabarmu lagi

Lalu kau datang dengan cinta yang baru

Menjalin kasih dengan sahabatku

Kini kau memiliki perasaan ... perasaan yang bimbang

Ku terus bertanya

Adakah aku masih dihatimu mantan

Kau menjalin kasih dengan dirinya

Tapi kenapa kau masih mencariku

Apakah hatimu terus bertanya

Masih kah aku yang kau cinta?

- Yuna Resya Tirka

Line

Giya: Yuna? Punya mantan namanya Gadha ya? Hahaha

Aku melotot tak percaya, mencoba kembali membaca ulang chat yang baru saja masuk itu yang berasal dari temenku semasa SMA, jujur aku syok! Syok! Dari mana dia tau, cobak? Ya ampun ... padahal tidak banyak teman SMA-ku yang tau tentang kisah cinta kami.

"Shaaaa?" panggilku tanpa mengalihkan pandangan dari handphone.

"Paan?" Asha merampas handphone-ku dengan cepat. Aku mentapnya lurus dengan bibir yang ternganga lebar.

Ia membacanya dengan serius lalu berucap, "Astagfirullah! Gilak ... gilak! Tau dari mana si Giya Yun?" tanyanya yang sekarang juga sedang aku pertanyakan dalam pikiranku. Tau dari mana Giya?

Aku memilih diam sembari mencoba mengingat adakah yang terlewat? Lalu berpikir adakah petunjuk? "Gue gak ngerasa pernah bilang siapa mantan gue dah Sha! Lagian kan, selama SMA gue menjomblokan diri," jelasku mengutarakan pikiran dari semua pertanyaanku.

"Menjomblokan diri? Pen muntah gue! Yang ada, lo gak laku kale!" serunya.

Aku menatapnya dengan jengkel. "Wah ... eek lu yah!" umpatku kesal. "Eh ... btw ini gue balas apa?" tanyaku meminta saran.

Asha ikut berfikir. "Yunaku ... lo bales aja yang baik baik. Kalo perlu goda tu si Gadha melalui Giya wakakaa." Mukanya terlihat jahat saat memberikan saran tak masuk akal itu.

"IDE BAGUSSSSSS!!!" teriakku yang merasa ide itu tidak terlalu buruk. Aku memeluknya dengan senang.

Asha yang tampak kesusahan bernafas karena pelukanku pun langsung berkata, "my sista, gue berasa ada malaikat maut sekarang!"

"Dimana?" tanyaku tanpa melepaskan pelukan; melonggarkan sedikit saja pelukanku padanya.

"Nih disini yang lagi meluk gua!" serunya dengan suara yang tercekik.

Dengan cepat aku melepaskan pelukan kami. "Omay god! lo gak boleh mati dipelukan gue! Nanti lo, ngantuin gua lagi. Jauh jauh onoo!" Aku langsung mundur perlahan darinya dengan dramatis.

Asha menatapku dengan jengkel lalu berlari mendekat dengan semangat '45.

Tokkk

Wah kampret nih anak, mau mati mukul-mukul kepalaku?!

"Lu ye, lemod lu gak ketolong deh! Maksut gua malaikat nya elu odong! Elu buat gua sesak nafas, berasa mau isdet!" omelnya.

"Kan gu—"

"Udah deh! Gue lelah ama lu! Mendingan lu cepetan deh, gue tunggu di mobil!" putusnya.

•••

Kalian tahu? Saat ini aku sedang chat-an sama temenku yang nanyain Gadha tadi. Ternyata eh ternyata, mereka satu jurusan tjhoi! Kesempatan banget deh buat aku, and than kalian tahuuu tidhaaaakk? Aku kirim salam coi sama tu si Gadha. Gak tau deh reaksinya dia gimana ke aku wakaka. Asoii geboy dah! Kenapa aku agresif gini? Because mari kita flashback ....

Dari tadi handphoneku begetar; tanda-tanda notification masuk. Hebat handphoneku begetar mulu, lah hatiku? Gak pernah begetar lagi tjhoi!

Aku membalas chat grup dari para sahabat ku. Dikarenakan kami jarang berjumpa alias nongki nongki a.k.a quality time. Jadi ... hanya social media-lah yang menghubungkan kami agar tetap bisa saling bertukar kabar.

Line

SAHABAT KELEMPONG

Divo: Na, tetangga lu ada yang meninggal ya?

Evna: Iya Vo. Pas banget tau gak, lu pulang dari rumah gue, dianya meninggal.

Divo: Untungg gue pulang. Kalo gak? Gawat! Itu yang dicari malaikat pasti gue.

Aku: Lu jangan mati dong Divo si JODOHku. Nanti gue ama siapa?

Dera: Mana tau si Gadha jodoh lu?

Divo: SOK banget sih lu Raa! dalam hati gak rela tuh.

Aku: Gak deh makasih bekas LU

Dera: Lah mana bisa! Kalo takdir, gimana? Mana bisa lu nentang takdir. Ntar lu jadi GADIS TUA loh.

Aku: Hahahahhahaa ngakak gua GADIS TUA. Iyaaa deh, gue tau kok kalo lu gak pernah nentang takdir!

"Huaaaa kampretttt se-kamprut nyaaa si dera. Emosi gue! Pengen gua bales tuh mulut dia sumpah! Pake ngatain gua gadis tua segala. Kayak wajahnya cantik aja! Jauh, cantikan gue lah! JELAS!"

Aku pun langsung berjalan menuju cermin. "KAN GUE CANTIK!" teriakku.

Dengan kesal aku kembali ketempat tidur menatap langit kamar untuk merenung. "ASTAGHFIRULLAH! kenapa gua malah gini sih? Sabar Yuna ini cobaan lu. Jangan marah dan jangan emosi. Karna kalau lu terpancing?! Lu kalah! Benar benar kalah! Image lu jatuh nanti, didepan mereka. Ada saat nya orang sabar akan berKOBAR! Tapi bukan sekarang saatnya," ujarku dengan tersenyum miring.

Flashback off

Itulah asal muasal kenapa aku begitu; berniat menggoda pacarnya. Aku bakal ngasih sedikit gempa-gempa kecil untuk hati PACARNYA SAHABAT ku tersayang itu. Yaa kalau dia terpancing? Itu mah good job BGT ... ngetz ... dah lau kagak? Berarti cinta mereka abadi UWAWWW ... Anjiiinggg eh maksudnya IMEJING.

•••

Pagi ini aku sudah nongkrong di rumahnya Asha. Terlalu banyak and begitu merepotkan awal masuk kuliah ini. GOD ... gue lelah ngetz guys! Aku disuruh kesini, situ, ono gak sekalian disuruh ke hatinya mantan? Bhaks, wakaka bukan aku ngarep dah ya! Tapi aku terlampau exited aja sama percintaan mereka.

Yah you know what I mean. Kalo dipikir dan diparkir, sebenarnya sku jahat kagak sih? Aku ngerasa ya aku kayak jahat aja geto. Tapi ... orang di sekitarku bilang kalo dia atau kita sebut saja Mawar eh salah Dera, yang sebenarnya lebih jahat dariku.

Gini aku kasih tau. Mungkin bagi beberapa orang mantan yang dipacari sahabatnya itu ehm ... biasa aja atau gak, mungkin udah seperti kebudayaan kali ya. But, menurutku itu LUAR BIASA. Do you know? Why LUAR BIASA? Ya memang karena luar biasa, LUAR BIASA MENYAKITKAN HATI.

Saat ini bukan hanya hatiku yang patah. Tapi kepercayaanku pun ikut patah bahkan berkeping-keping. Bukan berarti aku masih mencintai Sang MANTAN tapi aku benar-benar ngerasa patah hati dan kepercayaanku hancur hanya karna sahabat yang udah aku percaya terlalu dalam.

Bayangkan orang yang kalian percaya. Orang yang kalian sayangi. Orang yang kalian anggap saudara. Orang yang di depan kalian, ketemu kalian berkata seolah semuanya tidak ada apa apa tapi dibelakang kalian? Ada apa apa.

Flashback

"Der jangan peluk gua gelii bego!" kataku pada Dera.

Gila guys geli banget aku tu dipeluk peluk kalo lagi bawa motor.

Bukannya melepaskan Dera malah makin mengeratkan pelukannya padaku. "Lu endutan ya yun," ledeknya.

"Ih gelii begok! Lepas! Nanti kita jatuh, gue kagak mau diurut lagi! Sakit tau."

Dera melepaskan pelukannya. "Yun, katanya si Gadha dia mau pindah loh ...."

'Pindah ...? Ah egp lah, mantan gak penting mau diinget inget. Fokus Yun fokusssss,' ucapku dalam hati.

"Yunnn?" panggil Dera.

Aku pun hanya menjawab dengan gumaman. Dera yang tau perubahanku pun hanya bisa menutup mulut dengan diam.

Setelah beberapa menit dalam keadaan diam bertanya, tidak dipungkiri kalau hati kecilku penasaran "Der? Dia mau kemana?"

"Katanya pindah rumah. Orang tua nya mau pindah ke desa gitu. Jadi ... dia mungkin tinggal sama kakaknya," jelas Dera dengan lesu.

"Hmm ... dia mau kuliah dimana emang der?" tanyaku lagi.

"Dia bilang dia belum tau mau kuliah dimana. Mungkin tetap disini yun," ucapnya.

Flashback off

Dan aku baru menyadari semuanya sekarang, betapa bego, bodoh dan tololnya aku saat itu. Kenapa dia tega, berpura seolah tidak ada apa apa? Dia ber-acting menjadi dia yang dulu; menjadi sahabatku dan sahabat mantanku.

Dia tetap memberikan informasi yang gak aku minta sama sekali. Bahkan ngecengin aku sama mantanku. Padahal ... tanpa gue tahu, saat itu dia udah resmi pacaran ... dengan Gadha.

•••

Hari ini hari pertama aku kuliah guysssss! Akhirnya aku kuliah. Kalian gak tau khaaan khaan gimana rasanya ditolak enam kali oleh enam perguruan tinggi? Gak tauu khan? Sakit ... sakitnya melebihi sakit dikhianati sahabat sendiri, eh kenapa aku malah curhat?

"Syaaaa Ressyaaa ...?" panggil seseorang.

"GOD! DIA LAGI DIA LAGI!" teriakku sambil memutar kedua bola mata malas.

Dua hari yang lalu

Aku berbalik melihat apa yang sedang dilihat oleh Nuna. Tunggu ... wait ... omaygod ... Tuhanku ... my Allah ... itukan?

"Resyaaaaaaa," teriak laki-laki yang saat ini sedang diperhatikan para sahabat sarapku.

GOD? COBAAN APA INI!

Aku melirik satu-persatu wajah para sahabatku. And THAN! Mereka lagi melototin aku. Serem ui ... berasa mau di rebus aku kedalam sungai ini.

"Para ayang nya gue, gue bisa jelasin," ucapku ke mereka yang udah kepo akut ini.

"Pak cepetan Pak, balik ke pangkalan perahu!" seruku ke pengemudi perahu.

Setelah berhasil mendarat aku dan sahabatku memutuskan untuk berbicara di salah satu cafe mall. Ku tatap mereka satu-persatu, aku menelan ludah melihat pelototan yang hampir keluar itu.

"JELASIN!" perintah mereka bersamaan.

"Jadi gini ...." Aku pun menjelaskan dengan sejelas-jelasnya awal aku bertemu dengan Dirga pertama kali dan kedua kalinya saat di kampus, tanpa terlewatkan sedikitpun. Ya, aku bertemu Dirga di tempat seluas itu, walau pun Jambi ini tidak terlalu besar, tapi kenapa harus bertemu dengan dia di tempat yang tidak terbayangkan itu?

"Oooooo jadi gitu ... alhamdulillah akhirnya Yuyun gak jombs lagi ya Allah," syukur Nuna.

"Ih siapa bilang?! Gue tetap stay ama jomblo ya! Dan gue sekarang gak mau ngurus masalah cinta-cinta-an. Pokoknya gue mau fokus kuliah dan katakan 'say no to LOVE and I DON'T CARE ABOUT LOVE!'" ucapku memperegasnya dengan mengebu-gebu.

"Uhhhhhh celem, yakinnn?" tanya mereka bertiga yang kembali berbarengan.

"YAKIN!" tekatku dengan lantang.

Mereka bertiga langsung saling bertatapan. Asha pun angkat bicara, "gini aja kalau sampai lo ... terjebak oleh LOVE sebelum selesai kuliah! Lo traktir kita-kita!"

"OKE! Kalo gue bisa say no to love and i don't care about love. Lo ... lo ... dan lo! Yang traktir gue di tempat berbeda-beda dan tempat yang gue mau!" ucapku sambil tersenyum menatap mereka bertiga.

•••


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Quinwriter Quinwriter

Selamat malam, selamat membaca, jangan segan segan untuk meninggalkan coment, bintang dan jejak lainnya....

Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C6
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk