"Apakah kau ingin aku menghajarnya?" Tanya Marino ketika ia mengetahui detail cerita yang telah membuatnya sepagian ini merasa penasaran dari orangnya langsung.
Velina memicingkan kedua matanya dan memandang kakaknya seolah-olah ia adalah orang bodoh.
"Kau ini kenapa selalu telat, sih?" Tanyanya dengan nada yang sinis.
"Yaaah, lebih baik telat daripada tidak sama sekali," ucap Marino lagi. "Apakah aku juga harus memasukkan mereka dalam daftar hitam perusahaanku?" Tanya Marino lagi, seakan-akan meminta konfirmasi dari Velina.
"Terserah kamu sajalah," Ucap Velina sambil memutar kedua bola matanya.
Marino lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan ia kemudian kembali menyalakan ponselnya itu setelah ia matikan sepanjang perjalanannya pulang.
Baru sedetik saja ia kembali menyalakan ponselnya, deringan telepon yang bertubi-tubi segera kembali memasuki telepon genggamnya.
Astaga...
Eyangnya aja peka, ini dua anak apa bener2 nggak peka apa gmn, ya?!!
Gregetan akutu... Ish!!!
***
Teman-teman, mohon batu kuasanya dilempar ke novel yang versi inggris aja, ya! Judulnya 'Mask of the Villaines Queen'.
Terima kasih :)