Ia berdiri di depan cermin kamar mandi, melihat matanya yang membengkak.ia menundukkan kepala dan mencuci mukanya kembali. Alice melihat ke arah cermin Tanpa sadar adrian sudah berdiri di belakangnya. Ia bersandar di tembok belakangnya.
" maaf soal perkataanku tadi, kamu masih bisa bekerja disini. Dan ingat jangan bikin ulah lagi disini" ucap adrian dengan nada datar tanpa ekspresi wajah sedikit pun.
Tanpa menunggu jawaban alice adrian beranjak pergi dari toilet. Alice hanya terdiam memandang adrian dari balik cermin. Ia mendengar ucapan adrian merasa senang dia bisa kerja lagi di kantornya. Ia kembali tersenyum menandang ke arah cermin. Terfikir di benaknya ucapan arya tadi.
" apa adrian bicara begitu kara arya, lebih baik sekarang aku temui dia aku harus berterima kasih sama dia" ucap alice dengan yang terus memandang ke cermin.
Alice segera pergi dari toilet, ia berjalan mencari arya entah di mana dia. Hingga ia harus naik turun. namun tak melihat arya di manapun.tanpa sadar langkahnya terhenti di depan ruangan adrian. Ia membungkukkan badannya menghela nafas panjang.
" sebenarnya di mana dia kenapa aku tidak melihat dia di kantor ini" ucap alice dalam hati.
Adrian membuka pintunya perlahan melihat alice membungkuk di depan pintunya.
" kamu ngapain disini?" Ucap adrian
alice mengangkat badanya di tatapnya adrian yang sudah berdiri tepat di depannya.
" maaf pak, aku akan segera pergi" kata alice dengan nada gugup ia membungkukkan kepalanya.ia segera membalikkan badan melangkah pergi dari depan kantor adrian.
" kamu mau kemana? Bersihin ruanganku" ucap adrian.
Langkah alice terhenti mendengar ucapan adrian ia membalikkan badanya kembali.
" baik pak" ucap alice melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan adrian.
Adrian berjalan di belakang alice, ia kembali duduk di kursi nya, tanpa menatap ke arah alice ia berkata " bersihkan kaca di belakangku " ucap adrian
" baik" jawab alice ia segera berjalan ke belakang tempat duduk adrian membersihkan kaca.
Tanpa melihat ke bawah ia membersihkan perlahan kaca itu.
Adrian masih tetap tak memandang ke arah alice, ia fokus laptop di depanya.
" gunakan tangga kursi itu utuk membersihkan bagian atas" ucap adrian menunjuk ke arah kursi kosong di depannya tanpa melihat ke arah alice.
" baik"ucap alice. Ia segera berjalan mengangkat kursi itu. Ia segera naik ke atas kursi membersihkan bagian atas kaca itu. tak sadar ia melihat ke arah bawah terlihat begitu tinggi tempatnya dari bawah. Sontak ia berteriak hingga kursi itu goyang membuat alice hilang keseimbangan. Adrian menggeser kursinya ke belakang hingga alice terjatuh tepat di pangkuan adrian di penggangnya pundak alice .ia menatap mata alice terlihat mata yang begitu ketakutan.
" maaf pak" ucap alice beranjak berdiri dari pangkuan adrian.
" apa kamu takut ketinggian" ucap adrian yang masih tetap duduk di kursinya.
" iya, tapi nanti aku bersihkan lagi kaca itu pak" ucap alice dengan nada gemetar ketakutannya.alice terlihat gemetar berbicara dengan adrian.
Di pegangnya tangan kanan alice. Dengan berkata " sebelum berbicara kamu tarik nafas dan hembuskan. Baru bicara lagi jangan gugup dan jangan takut " ucap adrian. Ia melepaskan tangan alice perlahan.
Alice segera menarik nafas pelan dan di keluarkan nafas itu perlahan dengan di ikuti gerakkan tangannya.
" baik sekarang aku akan bersihkan kaca itu lagi" ucap alice tersenyum ke arah adrian.
" gak usah. sekarang kamu pergi bikinin aku kopi" ucap adrian . Di gesernya kembali kursinya di tempatnya semula.
" baik pak" ucap alice. Ia kini lebih semangat bekerja di tempat adrian.karna ini kesempatannya lagi untuk tetap dapat bekerja menghidupi ibu dan adiknya.
Ia segera membalikkan badan dan pergi dari ruangan adrian menuju dapur. Adrian tersenyum melihat alice yang melangkah pergi dengan penuh semangat itu.
~○~
Adrian yang menunggu alice kembali dari dapur. Menyalakan laptopnya lagi ia kembali melihat pekerjaannya. Di tampilan utama laptop itu telihat foto adrian memeluk mia pada masa SMA dulu.
Ia merenung melihat foto itu. " mia kamu dimana, kenapa dulu kamu pergi tanpa kabar" ucap adrian dengan menyentuh foto mia di tampilan laptopnya itu.
Tak lama pintu terbuka ia tersadar dan segera menutup laptopnya. Terlihat alice membawa nampan dengan secangkir kopi di atasnya.ia berjalan mendekat ke arah adrian. Di taruhnya pelan kopi itu ke meja adrian.
" makasih sekarang kamu bisa pergi" ucap adrian dengan tangan kanan memenggang bolpoin dan tatapannya tertuju pada lembaran kerjaanya di depannya.
Alice yang masih berdiri di depan adrian dengan memeluk nampan di tubuhnya,berkata" baik pak" ucap alice membukkan kepalanya dan berjalan pergi.
~○~
Berjam jam alice berkerja hingga malam tiba. Ia segera bergegas memasukkan bajunya di laci ruang ganti khusus cleaning servis itu.
Ia pergi dengan terburu buru karana ibu dan adiknya pasti sudah menunggunya di rumah.
Ia berlari keluar dari kantor itu. Hingga sampai depan kantor ia melihat mobil sport hitam pekat berhenti tepat di depannya. Langkahnya terhenti seketika melihat ke arah mobil di depannya itu.
Di bukanya kaca mobil itu perlahan.
" arya?" Ucap alice dengan nada terkujut melihat arya di depannya.
" kamu buru buru ya, lebih baik sekarang kamu naik aku antar kamu pulang" ucap arya dengan pandangan menatap alice yang masih berdiri di samping mobilnya itu.
Alice tersenyum ke arah arya dan mulai masuk ke dalam mobil itu.
Adrian yang berdiri jauh di belakangnya melihat alice dengan arya. Ia hanya terdiam dan memalingkan badannya pergi menuju ke parkiran kantor.
Arya menjalankan mobil itu perlahan ia menikmati suasana itu.ia terus memandang ke arah alice yang dari tadi tetap diam tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Alice terus memandang ke arah luar kaca dengan kedua tangan saling berpegangan. Mungkin ia terlalu gugub berdua dengan arya.
Arya yang melihat tingkah alice mencoba berbicara padanya.
" rumah kamu sebelah mana" ucap arya. Yang terus memandang ke arah alice.
" bentar lagi kita sampai. Aku turun di ujung jalan itu" ucap alice dengan nada pelan tanpa memandang ke arah arya.
" baiklah" ucap arya.