Usai kuliah umum, Fadel, Suci dan Zaidah mengajak Murni menemui pembicara Prof.Dr. Rafael.
"Ayo kita minta tanda tangannya buat kenang-kenangan", kata Fadel semangat.
"Ayo, aku sudah beli bukunya, luar biasa bisa ketemu sama penulisnya langsung, jauh-jauh dia dari luar negeri!" Kata Suci, gadis itu paling suka beli buku.
"Ayo Murni, bawa buku Agendamu!" kata Fadel, Murni belum membeli buku sang profesor tampan itu.
"Dengar-dengar dia masih bujangan lho!" kata Zaidah.
"Gila lu, ada barang bagus, gue kagak di anggep!" Fadel ngambek. Dia orang Betawi asli.
Suci ngakak. Murni diam, teman-teman kuliahnya masih muda semua. Dia jadi ikutan muda lagi. "Ayo Mur, jangan diam aja!" Suci menarik tangan Murni.
Mereka beranjak dari kursinya masing-masing, Nazori dan Dewi ikut juga. Prof Rafael hendak pergi ke ruang istirahat, ketika mereka rombongan tiba di depan profesor muda itu.
Prof. Rafael terdiam menatap mereka. Tangannya menunjuk kearah mereka.