Richman dan Murni baru sampai ke Kotabangun, Villa Murni sudah lama di tinggalkannya. Bu Sunanik menyambutnya bersama suaminya Gianto.
Rumah itu sudah sangat ramai. Mereka membuat acara syukuran atas kelahiran putranya.
Di sekitar rumah sudah dipasang tenda yang diisi para tamu mereka menghentikan kegiatannya ketika Richman dan istrinya datang. Murni menyerahkan Maulana yang tertidur dengan Suster. Ia menyentuh pipi Maulana yang montok. Gemes. Ia menciuminya dahulu sebelum suster membawanya ke kamar. Di kejauhan Om Aji melambai dari resortnya. Richman dan Murni Mempersilahkan para tamu kembali berpesta. Mereka mendatanginya Om Aji. Mereka bertemu di jembatan, lalu bersama menuju resort. Om Aji tertawa senang. Disini acaranya berbeda. Sekarang sedang Musim udang. Om Aji mengajak Richman memancing udang galah. Richman tertawa. Sudah lama mereka berdua tidak menikmati kebersamaan antara kakek dan cucu. Murni menyingkir, ia enggan mengganggu, masuk ke dapur dan membantu mbo Minah memasak.
Diluar pasukannya bertambah, Gianto suami ibu Sunanik bergabung. Ia mengambil joran dan umpan udang, cacing tanah, bu Sunanik tergidik geli. Ia cepat-cepat masuk dapur bergabung sama ibu-ibu itu membuat kolak pisang.
Kontras sekali para warga di sekitar rumah berpesta makanan dengan riang halaman, dan disini para bapak-bapak itu asyik dengan alat pancing, lebih banyak diam, berseru apabila pancingnya dapat udang galah yang besar.
Murni meminta bantuan bu Sunanik mendaftarkannya ke Universitas terbuka, ia ingin kuliah, ia bingung mau memilih jurusan apa. Tapi ia ingin menjadi guru juga juga seperti bu Sunanik dan bu Mega, idolanya.
Hari sudah menjelang sore, ketika mereka sedang menikmati kolak pisang yang masih panas.
Tiba-tiba Richman mendapatkan ide.
"Mas Gi, ayok kita bikin keramba udang". Kata Richman bersemangat.
"Ayo!" pak Gianto semangat. Pak Gianto bercerita, Udang menjadi andalan ekspor produk perikanan Indonesia. Apalagi udang Indonesia paling diterima di Amerika Serikat (AS) karena kualitasnya sudah terbukti. Hal ini mempengaruhi pasar ekspor ke Jepang dan Eropa. Om Aji melompat.
"Cocok!" Richman dan Gianto bersamaan. Mereka tertawa bersama .
Sore itu terjadi kesepatan mereka bertiga Di sekitar rumah acara pesta syukuran berakhir. Murni dan Richman menghampiri para tamu dan memberi mereka cindera mata. Di dalam rumah, terdengar tangis Maulana. Murni bergegas menemui putranya. Richman kembali ke resort, obrolan mereka belum berakhir.
Tanpa mereka sadari HP Richman terus berdering puluhan kali. HP itu di silent dan berada di dalam dompet HP. Dompetnya di tas Murni.
Di tempat lain, Bu Mega gelisah. Lina melempar piring-piring kemana-mana. Pecahan kaca tersebar kemana. Ia harus membawa Lina lagi ke rumah sakit jiwa.
***
Richman dan Murni menjemput Lina di Rumah sakit jiwa, dia berlari menghampiri Richman dan menghambur ke pelukannya, tapi terhalang dengan perutnya yang membesar. Bu Mega tak berdaya melihatnya. Lina nenatap Murni penuh permusuhan. Menarik Richman menjauhinya.
Murni mrnyetir mobil dan mrlihat di kaca spion Lina memeluk manja tangan Richman. Sedangkan Richman merasa gelisah dan tidak nyaman, Bu Mega yang duduk di depan merasa bersalah kepadanya.
Sampai di rumah. Lina menyeret Richman ke kamar dan menguncinya. Murni pamit pulang ke Vorvo. Ibu Mega mengantarkannya ke pintu depan. Rasa bersalahnya tidak mampu dihapus dari wajahnya. Murni memeluknya. Memaklumi keadaannya. Kemudian menjalankan mobil menuju Anggana. Disana ia merasa damai dengan kidung yang dinyanyikan Mbah Yam. Murni tertidur dalam pelukannya. Melupakan kejadian tadi siang. Bagaimanapun ia terluka. Ia merasa suaminya di rampas paksa di depannya.
Tengah malam, Richman datang. Wajahnya menunjukkan kelelahan, Murni membuatkannya teh melati di Mug warisan ibunya. Richman merasa tentram. Murni menyandarkan kepalanya ke dada Richman. Menikmati malam dalam keheningan. Tak ada obat mujarab selain cinta Murni istrinya.
Di tempat yang berbeda.
Lina mengunci kamarnya ia merasa terluka. Tangannya menggenggam erat penuh amarah. Richman menghilang dari sisinya. Ketika ia tertidur lelap. Dia harus terus berpura-pura gila. Ia tak ingin kehilangan Richman. Tapi hati Richnan tak bisa meraih hati Richman. Bahkan sedikitpun cintanya beralih kepadanya. Ia membenci Murni. Ia ingin menguasai Richman sendiri. Murni harusnya pergi.
Satu tahun berlalu...
Ibu Mega menatap Richman dan Murni dengan tersenyum. Hatinya sudah terasa lega. Ia meminta Richman menceraikan Lina. Tidak ada gunanya meneruskan pernikahan itu. Lina sudah melahirkan. Tapi anaknya meninggal. Bayi perempuan itu lahir dalam keadaan tidak sempurna. Ia memiliki kelainan jantung, seandainya hidup pasti hidupnya mrnderita. Sejak di dalam kandungan ibunya sudah mengkonsumsi narkoba, apalagi ayahnya, meninggal karena overdosis kecanduan narkoba.
Bu Mega bermaksud membawanya ke panti rehabilitasi narkoba di Jakarta. Pindah ke sana. Pulang ke kampung halamannya di Bandung
Lina menolak keputusan ibunya. Tapi dia tidak bisa merubah cinta Richman beralih kepadanya. Bahkan Richman setuju menceraikannya.
***
3 Tahun berlalu tanpa terasa.
Richman setuju pendapat Mbah Yam menjadikan rumah di Anggana panti asuhan dan pesantren. Setiap sore Musholla ramai dengan anak-anak yang belajar mengaji. Mbah Yam terhibur dengan anak-anak itu, beberapa 3 anak yatim dan yang tidak mampu tinggal bersama mbah Yamin. Hasil dari rumah walet bahkan lebih dari cukup mrmbiayai rumah panti itu. Richman segera mengurus pendirian yayasan pondok pesantren dan panti asuhan ke notaris. Tanah dan bangunan di Anggana ini sudah mrnjadi Yayasan.
Richman dan Mbo Yam memandang rumah itu dari kejauhan dengan perasaan haru dan bangga. Ia kemudian memanggil pak Shobir, imam di Musholla, merencanakan rumah guru dan tempat belajar bagi santri.
Beberapa anak-anak yang bermain di sekitar musholla menghampirinya salim dan mencium tangannya. ' Assalamu alaikum,Ustadz. Anak-anak itu kembali bermain, Richman dan Pak Shobir, menjawab salam tertawa geli. " Tanda-tanda itu sudah pak Haji". Richman tertawa. Mbah Yam yang baru datang membawa kopi panas dan pisang rebus terheran-heran. " Itu isyarat kamu harus belajar agama lebih dalam lagi", Richman setuju dengan mereka semua. Ia memang harus lebih banyak belajar.
Di Kotabangun.
Murni dan bu Sunanik menjadikan rumah peninggalan bu Mega menjadi sekretariat PKBM. Mereka memberi nama tempat itu 'Rumah belajar PKBM Mega Cemerlang.'
PKBM itu sudah berkembang cepat. Mereka sudah memiliki PAUD dan Perpustakaan. Pemerintah turut membantu dan memberikan bantuan untuk perkembangannya. Mereka akan memanggil bu Mega kembali dan mengelola tempat itu.
Malam harinya ketika Richman menemukan Murni tergeletak di Ranjang. Demam. Murni mengira ia demam biasa. Tapi Richman membawanya ke RSUD Dayaku Raja Kota Bangun¹
Tanpa Murni sadari.bahaya baru mengancamnya.
Murni terlalu bersemangat menyesaikan kuliahnya hingga Mengabaikan kesehatannya.
__________
¹ RSUD Dayaku Raja Kota Bangun mulai berdiri tahun 2013.