Unduh Aplikasi
11.11% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 5: Itu Seperti Darah

Bab 5: Itu Seperti Darah

Yunsoul sampai di tangga dan menaikinya. Di lantai atas ada beberapa orang yang berdiri dan minum di pinggir-pinggir dekat panjangnya pegangan. Tentu saja minuman beralkohol. Di sudut-sudut ruangan lantai atas juga terdapat beberapa sofa dan meja di depannya. Yunsoul sebentar memperhatikan seseorang laki-laki yang mencium leher perempuan di sampingnya. Yunsoul merasa sedikit risih karenanya. Ia pun kembali berjalan mencari targetnya.

"Bukankah dia yang ada di kelas kita?"

Kun menyelidikkan pandangannya pada seorang perempuan berpakaian hitam dan memakai topi hitam. Jaehyun, Winwin, dan Yuta melihat orang yang dibicarakan Kun.

"Perempuan itu Kim Yunsoul, kan? untuk apa dia kemari?" tanya Yuta.

"Mungkin dia juga sama seperti kita." Winwin menjawab asal.

Jaehyun membantah. "Tidak. Dia manusia, bukan vampir."

Mereka masih memperhatikan Yunsoul yang sedang mencari seseorang. Dia berjalan ke arah Jaehyun dan teman-temannya duduk. Tapi, Yunsoul tidak menyadari keberadaan mereka. Mata Yunsoul mencari targetnya di lantai bawah. Mungkin saja dia ada di bawah dan dari atas Yunsoul bisa menemukannya.

Beberapa saat kemudian Yunsoul sudah berada dekat dengan tempat duduk Jaehyun dan teman-temannya. Secara tidak sengaja Yunsoul melihat ke arah mereka. Ia memicingkan matanya dan terkejut melihat keberadaan Jaehyun dan teman-temannya di sini. Tempat ini bukan untuk mereka yang masih berstatus pelajar.

Yunsoul pun menghampiri meja yang ditempati Jaehyun, Kun, Winwin, dan Yuta. Mereka melihat Yunsoul yang memandang heran. "Kenapa kalian di sini?"

Jaehyun sedikit tersenyum. "Lalu kau. Apa yang kau lakukan di sini?"

"Itu... hmm... itu kalian tidak perlu tahu." Yunsoul agak terbata.

Tiba-tiba Kun menarik lengan Yunsoul hingga membuatnya terduduk di sampingnya, "Duduklah sebentar kau terlihat lelah," ucap Kun, agak agresif.

Yunsoul menatap Kun dengan pandangan risih. Selanjutnya ia melirik teman Kun, satu per satu. Yunsoul juga melihat ke atas meja mereka yang dipenuhi oleh botol-botol dan gelas-gelas. Mata Yunsoul tertarik pada sebuah botol kaca bening yang berisi setengah cairan merah. Di samping botol itu juga ada empat gelas yang sebagian terisi oleh cairan itu.

"Itu apa?"

Keempat laki-laki itu melihat apa yang ditunjuk oleh Yunsoul. Tidak ada di antara mereka yang langsung menjawab.

Yunsoul menatap mereka, "Itu seperti... darah?"

Jaehyun, Kun, Winwin, dan Yuta membungkam. Belum ada yang langsung menjawab pertanyaan Yunsoul. Perempuan itu semakin penasaran apakah tebakannya benar atau salah. Kalau salah, kenapa mereka tidak langsung membantahnya. Dan kalau benar maka hal itu akan membuat Yunsoul terkejut. Memangnya mereka makhluk apa yang meminum darah? Vampir? Ah, Yunsoul tidak mempercayai itu. Baginya cerita vampir, manusia serigala, ataupun zombie hanyalah sebuah legenda atau rekaan.

"Hmm... bukan. Itu hanya minuman biasa." Jaehyun memilih membantahnya untuk sekarang, ia tidak mau membuat Yunsoul semakin mencurigainya.

Mendengar jawaban Jaehyun, membuat Yunsoul lega. Walaupun sebenarnya masih menganjal di hatinya. Namun, hal itu segera disingkirkannya. Ia harus tetap mencari targetnya. Pandangannya kini ia alihkan pada orang-orang yang duduk di seberangnya. Matanya menyelidik pada setiap wajah orang-orang itu. Berharap salah satu dari mereka adalah orang yang dicarinya. Akan tetapi, wajah Yunsoul berubah seketika. Ia merasakan hembusan nafas dingin menerpa lehernya.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Yunsoul sedikit menoleh ke samping kirinya dan melihat wajah Kun sangat dekat pada lehernya. Hawa dingin dari hidung Kun langsung menerpa pipinya. Yunsoul berpikir kalau Kun adalah laki-laki mesum yang seenak saja akan menciumnya.

Kun menarik wajahnya. "Tidak," jawabnya sembari mengulas senyum.

Yunsoul agak kesal pada Kun. Tiba-tiba, ia merasakan getaran dari ponselnya. Dengan segera, Yunsoul mengambil ponsel dari saku jaketnya. Keempat laki-laki di sampingnya itu memperhatikannya yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki lewat telepon.

"Oppa, apa kau sudah menemukannya?"

"Iya, aku melihatnya cukup dekat di sini."

"Benarkah?"

"Iya, cepat kau turun. Dia seperti akan pergi."

"Baik, aku segera turun."

Yunsoul segera menutup teleponnya. "Maaf, aku harus pergi sekarang," pamitnya pada keempat laki-laki yang merupakan teman sekelasnya.

Terburu-buru Yunsoul berjalan. Ia tidak mau kehilangan target yang sudah ditemukan Hansol. Dan dalam waktu sebentar saja, Yunsoul sudah menghilang dari pandangan Jaehyun dan teman-temannya.

Yuta menatap Kun. "Apa kau tadi berniat menggigitnya?"

Kun menyentuh bibirnya dengan telunjuk kirinya. "Kalian juga menciumnya, kan? Bau darah Yunsoul... manis."

Jaehyun mengiyakan. Memang benar, ia juga merasakan kalau darah yang tercium dari luar tubuh Yunsoul itu manis. Darah itulah yang paling disukai para vampir.

Winwin bangkit dari duduknya. Ia mengabaikan ucapan Kun.

"Kau mau pergi ke mana?" Jaehyun bertanya ketika Winwin berdiri.

"Mencari udara," jawab sekenanya. Lalu, ia pun berjalan tergesa-gesa mengikuti arah yang tadi dilewati Yunsoul.

Sampai di luar bangunan. Winwin melihat Yunsoul bersama dua laki-laki. Mereka berjalan ke samping gedung. Winwin pun mengikuti mereka. Dia penasaran dengan apa yang dilakukan Yunsoul saat ini. Untuk apa seorang gadis keluar malam-malam dengan laki-laki pula. Bukankah itu berbahaya.

Winwin berdiri di sisi lain bangunan. Pendengarannya menajam.

"Apa yang kalian inginkan?" Seorang laki-laki yang berhadapan dengan Yunsoul dan Hansol bertanya.

"Lee Jaeseok. Kau kenal Choi Seunghyun, kan?" Hansol memperlihatkan layar ponselnya. Terdapat sebuah foto laki-laki.

Laki-laki bernama Jaeseok itu menatap datar pada Yunsoul dan Hansol. "Benar. Aku mengenalnya."

"Aku dengar kau sering bersamanya. Apa dia memberitahumu sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan atau mungkin tentang urusan pribadinya?"

Pria itu menyunggingkan senyumnya pada Yunsoul yang menanyakan hal itu. "Kalian mencari kunci itu kan?" Tebakan Jaeseok seketika membuat Hansol dan Yunsoul cukup terkaget. "Dari mana pria ini tahu hal itu?" pikir mereka berdua.

"Aku beritahu. Seunghyun bisa mati seperti itu karena dia mencampuri hal yang bukan urusannya. Jadi, sebaiknya kalian tidak mengikuti langkah Seunghyun. Atau..." Jaeseok memberi sebuah isyarat dengan mengoreskan jari pada lehernya. Mati.

Jaeseok menyusupkan kedua tangannya pada kedua saku jaketnya.

"Tunggu!" Hansol mencegah ketika melihat Jaeseok akan pergi. "Kau tahu keberadaan kunci itu? Di mana?"

Pria itu mendekat pada Hansol. "Aku sudah memperingatkamu. Tapi jika kau ingin mengetahuinya. Datanglah ke sebuah pedesaan di ujung barat. Kalian akan merasakan keanehan di sana. Di mana kegelapan menyelimuti desa itu. Aku bahkan tidak yakin kalian bisa selamat dari sana." Jaeseok pun mengakhiri ucapannya dengan nada peringatan yang sangat kental. Yunsoul dan Hansol saling menatap satu sama lain.

***


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C5
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk