Unduh Aplikasi
6.66% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 3: Tertegun

Bab 3: Tertegun

"Sebenarnya aku sudah tahu password-nya. Yang jadi hal sulit adalah menemukan kunci untuk membuka kaca pelindung itu. Kita tidak bisa memecahkannya atau membukanya dengan paksa karena ruangan itu sangat dilindungi kakakku. Dia menggunakan keamanan ganda. Jika kita membukanya dengan paksa, maka ruangan ini akan meledak dan rumah ini juga akan ikut terbakar."

Hansol menoleh pada Seunghee. "Jadi, kau mau kami menemukan kunci itu? Tapi, adakah orang yang mungkin bisa kami tanyai tentang hal ini?"

***

Taeil membaringkan dirinya di atas sofa. Layar televisi menyala, tapi tidak ditontonnya. Taeil mengangkat lengan kanannya dan mengamati bagian tubuhnya itu yang perlahan mulai berubah. Kukunya memanjang dan bulu-bulu biru kehitaman muncul menutupi kulit lengannya. Bukan karena ada bulan purnama. Sebenarnya, Taeil dan para manusia serigala lain bisa berubah sesuai keinginan mereka. Jadi, saat bulan purnama muncul pun, jika mereka tidak mau berubah maka tidak akan berubah. Manusia serigala di zaman sekarang ini bisa mengatur perubahannya. Salah satu penyebabnya mereka harus menyesuaikan hidup yang berdampingan dengan manusia.

Taeil mengubah posisinya menjadi duduk. Bulu-bulu yang muncul mulai menghilang. Perlahan tangannya menjadi seperti manusia kembali. Ia menatap layar kaca di mana seorang pembaca berita tengah bicara. Kemudian, ingatannya teralih pada seorang murid perempuan di kelasnya.

"Yunsoul... Kim Yunsoul...." Taeil bergumam menyebut nama murid perempuan itu. "Ada di mana dia sekarang?"

***

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam. Youngjoo menutup pintu setelah dirinya dan Yunsoul masuk.

"Kalian baru pulang?"

Seorang pemuda berwajah tampan yang duduk menonton televisi bertanya pada mereka.

"Iya, Mark." Yunsoul menjawab singkat. Lantas, berjalan ke arah dapur.

Mark hanya tersenyum melihat wajah lelah pada kedua Noona-nya itu. Ia tahu bahwa mereka mempunyai sebuah pekerjaan. Yunsoul pernah bercerita padanya bahwa dia dan Youngjoo ikut membantu pekerjaan seorang detektif swasta, Ji Hansol. Atas dasar ketertarikan maka Youngjoo dan Yunsoul pun langsung mengiyakan saat Hansol menawari keduanya.

Youngjoo menjatuhkan dirinya di sofa. "Apa arti gambar itu?" Ia kembali mengingat gambar pohon dan sebuah batu di bawahnya. Di antara pohon dan batu itu terdapat banyak garis hitam yang seperti pelindung.

"Gambar apa?" Mark mendengar ucapan Youngjoo.

Youngjoo menoleh dan mengangkat satu jarinya tepat di depan bibirnya, kemudian mendekatkan wajahnya pada Mark. "Rahasia," ucapnya pelan.

"Ya! Noona!" Mark protes karena Youngjoo tidak memberitahunya.

Sementara di dapur, Yunsoul meneguk segelas air putih. Setelahnya ia menghampiri Mark dan Youngjoo. "Mark, kau sudah makan malam?" tanyanya.

Mark menggeleng pelan.

"Kan aku sudah bilang untuk membeli makanan. Ya sudah kalau begitu kita pesan makan saja," Yunsoul berusul. Ia juga tidak mau memasak karena merasa lelah. "Youngjoo, cepat pesan makanan!" tunjuknya pada perempuan yang duduk menyandar dan baru menonton televisi.

"Apa? Ah... kenapa aku?" Youngjoo sedikit protes, namun akhirnya mengalah. "Baiklah, kalian ingin makan apa?"

***

Keesokan harinya...

Pelajaran olahraga sudah berlangsung selama satu jam pelajaran. Kini murid-murid dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bermain basket. Murid laki-laki terlebih dahulu melakkukannya, sedangkan murid perempuan menunggu giliran. Mereka berdiri di pinggir lapangan. Para murid perempuan tidak henti-hentinya memberi semangat dan bersorak ketika ada yang mencetak poin.

Sementara Youngjoo dan Yunsoul, memilih duduk di tangga pinggir lapangan. Memperhatikan teman sekelasnya yang begitu semangat menyoraki murid laki-laki yang sedang bermain basket. Maklum saja karena yang bermain sekarang adalah kedelapan laki-laki populer itu.

Kun menghadang Taeil yang akan diberi operan oleh Doyoung. Sementara Doyoung memberikannya pada Taeyong yang berdiri menghalangi Jaehyun. Dengan gesit, Taeyong mengecoh Jaehyun dan melewatinya. Taeyong juga melewati Yuta. Ia melompat dan memasukan bola ke dalam keranjang. Para murid perempuan yang berdiri di pinggir lapangan pun bersorak.

Kali ini Ten men-dribble bola dan melewati Kun yang menghadangnya. Ia pun mengoper bola pada Taeil yang berada di jauh darinya. Bola pun melambung dengan tinggi, namun melenceng. Bukan ke arah Taeil. Bola itu mengarah pada Yunsoul yang duduk di tangga pinggir lapangan. Semua orang mengikuti ke mana arah bola.

"Yunsoul!" seru Youngjoo.

Yunsoul pun melihat sebuah bola melayang terarah padanya. Lengan kirinya refleks melindungi wajahnya dari bola yang sebentar lagi menimpanya itu. Yunsoul memejamkan kedua matanya.

Beberapa detik berlalu.

Yunsoul tidak merasa bola itu tidak mengenainya. "Apa aku salah lihat? Tapi jelas-jelas bola tadi terarah padaku," pikir Yunsoul. Ia pun membuka matanya perlahan dan menjauhkan lengan yang melindungi wajahnya.

Wajah Yunsoul terkejut melihat seorang laki-laki sudah berada di depannya. Tadi, ketika bola itu terarah pada Yunsoul, dengan segera Winwin berlari ke arah Yunsoul. Ia melindungi Yunsoul dengan tubuhnya. Bola itu membentur punggung Winwin, kemudian terjatuh.

Winwin tertegun ketika kedua mata Yunsoul dan dirinya saling bertatapan. Ia bisa merasakan hal aneh terasa di dadanya. Winwin berani bertaruh kalau saat ini jantungnya berdetak lebih kencang. Baru sekarang ia bertemu dengan seorang manusia yang bisa membuatnya seperti ini.

"Terima kasih."

Ucapan tulus Yunsoul menyadarkan Winwin. Ia segera berbalik lalu memungut bola basket yang terjatuh di dekatnya. Pemuda itu kembali berlari ke dalam lapangan. Para murid perempuan yang berdiri di pinggir lapangan memandang iri pada Yunsoul karena telah dilindungi oleh Winwin.

Permainan pun kembali dilanjutkan. Setelah puluhan menit berlalu, guru olahraga meniup pluitnya. Tanda permainan untuk murid-murid laki-laki selesai. Tidak ada yang menang karena akhir permainan itu seri.

Murid-murid perempuan memasuki lapangan basket. Kini giliran mereka melakukan permainan atau olahraga basket, termasuk Yunsoul dan Youngjoo. Taeil, Winwin, Taeyong, dan lainnya memperhatikan Yunsoul yang ternyata lihai bermain basket. Terbukti beberapa kali dia mencetak poin. Dengan mudahnya ia melewati lawan-lawan yang menghadang. Hal ini tidak terlepas dari kerjasamanya dengan Youngjoo. Yunsoul pun mendekati Youngjoo ketika sudah mencetak poin. Keduanya melakukan high five diiringi oleh senyum dari bibir keduanya.

Di tengah permainan saat akan memasukkan bola ke dalam keranjang, Youngjoo terdorong oleh lawannya dari belakang. Alhasil, Youngjoo pun terjatuh dengan posisi kaki yang salah. Dia pun kesakitan. Murid-murid perempuan yang berada dalam lapangan pun mengerubunginya. "Maafkan aku, Youngjoo. Aku tidak sengaja," ucap murid perempuan yang mendorongnya tadi. Youngjoo mengangguk. Merespon bahwa dia tidak marah karena perbuatan murid perempuan itu.

Yunsoul terlihat cemas, "Youngjoo, kakimu sakit?"

***


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C3
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk