Unduh Aplikasi
20% Cinta Hanya Untuk Reina / Chapter 4: Pantai

Bab 4: Pantai

Sesampainya ditempat tujuan, Pras segera keluar mobil dan membukakan pintu mobil untuk Requele. Reina agak risih melihatnya dan ternyata Nathan memperhatikan reaksi Reina dari kaca spionnya. Reina segera turun dari mobil diikuti oleh Nathan. Keempatnya menuju tempat peristirahatan seperti saung-saungan dan menyewa satu tempat untuk mereka beristirahat. Kemudian Nathan dan Pras mengeluarkan perbekalan mereka dari dalam mobil.

"Hei ternyata kalian sudah mempersiapkan semua", tanya Reina tak percaya.

"Tuh si Nathan yang lebih teliti kalau mau pergi", tujuk Pras kepada Nathan yg terlihat tersenyum malu.

Reina membantu mereka meletakkan perbekalan mereka, sementara Requele sudah berjalan menuju tepi pantai melepaskan sepatunya dan bermain-main dengan ombak. Pras lalu berlari menghampirinya dan mereka segera bermain dengan akrabnya.

"Jangan cemburu ya, mereka memang sudah dekat dari kecil makanya seperti itu", ujar Nathan menghibur Reina.

"Jiah, cuek kale. Lagian aku juga bukan karena cinta kok bertunangan sama Pras", ujar Reina dengan cueknya.

"Kenapa mau?", tanya Nathan.

"Sudahlah, engga usah dibahas. Eh yang masak siapa?", ujar Reina mengalihkan pembicaraan.

"Mama", ujar Nathan singkat.

Tampak wajahnya masih penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan kepada Reina dan Reina sepertinya tau hal itu maka gadis itu berusaha mengalihkan perhatian Nathan dengan menyodorkannya permen lolipop yang dikeluarkannya dari tas nya. Nathan menerimanya dan Reina segera mengulum satu permennya dan segera mengambil earphonenya untuk mendengarkan lagu-lagu dari HP nya.

"Eh kamu punya chat? Berapa nomor HP mu berapa? Aku add ya", tanya Nathan.

Tak lama telah muncul nama Nathan menjadi contact di HP Reina.

"Hmm pasti Andien bakalan shock kalo tahu aku bersama Nathan hari ini", bathin Reina.

"Rei, foto berdua yuk", ajak Nathan.

"Yuk, eh kita fotonya membelakangi pantai biar kelihatan kita dipinggir pantai", ujar Reina senang.

Mereka mengambil posisi yang nyaman dan tampak mereka kemudian berfoto berdua. Reina menjadikan foto itu sebagai Profile Picturenya di Chat nya dan Nathan pun melakukan hal yang sama.

"Nathan, bentar lagi bakalan ada yang ngamuk nih di Chat ku", ujar Reina menggoda.

"Siapa? Pras? Tuh orangnya masih sibuk sama Requele", ujar Nathan menunjuk kepada 2 orang yang masih bergembira di pinggir pantai.

"Bukan tapi temanku pasti ngamuk kalo lihat foto aku bersama kamu", ujar Reina senyum-senyum membayangkan reaksi Andien.

Tiba-tiba HP Reina berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

"Tuh kan", ujarnya sambil membaca pesan dari Andien yang tampak marah-marah melihat foto Reina bersama Nathan.

"Lihat", ujar Nathan dan mereka tampak duduk berdampingan dekat sekali.

"Engga boleh", ujar Reina menyembunyikan HP nya berusaha menggoda Nathan.

"Lihat dong, siapa si yang marah", ujar Nathan berusaha merebut HP Reina.

"Kalian sedang apa?", tanya Pras tiba-tiba yang mengagetkan keduanya.

Nathan menjauh dari Reina demikian juga Reina.

"Engga, mau tau aja. Eh gantian dong kita yang main air laut, kalian yg jaga makanan ya. Yuk Nathan bantu aku cari kulit kerang", ajak Reina dan Nathan dengan sigap langsung berjalan beriringan dengan Reina menyusuri tepi pantai.

"Gantian ya", ujar Nathan kepada Pras yang tampak kesal tapi dia berusaha tersenyum yang terlihat sekali dipaksakan. Requele menghampiri Nathan dan meraih tangannya.

"Mau kemana?", tanyanya.

"Gantian ya, kamu jagain makanan sama Pras, aku mau temenin Reina cari kulit kerang", ujar Nathan melepaskan pegangan tangan Requele. Kemudian dia berlari mengejar Reina yang telah berjalan jauh darinya.

Setelah agak lama juga mereka mencari kulit kerang walaupun tak banyak yang mereka kumpulkan, Reina kemudian duduk dibawah salah satu pohon yang rindang dipinggir pantai itu. Nathan menghampirinya dan menunjukkan sebuah gelang dari untaian kerang laut yang cantik.

"Untukmu", katanya kepada Reina.

"Cantiknya. Beli dimana?", tanya Reina senang menerima gelang itu. Lalu gadis itu memakainya dipergelangan tangan kirinya.

"Ya cantik seperti yang pakai", ucap Nathan pelan.

"Apa", ujar Reina.

"Engga, makan yuk. Dah lapar ni. Kamu pasti suka masakan mamaku", ajak Nathan yang disambut anggukan Reina. Kemudian keduanya berjalan menuju tempat Requele dan Pras yang tampak sedang bersiap-siap akan menyatap makanannya.

"Curang amat ya, makan duluan", ujar Reina setelah mereka sampai.

Dia mengambilkan piring utk Nathan dan menyodorkannya sendok dan garpu. Pras melihat Reina dengan pandangan agak cemburu dan Requele pun ternyata memperhatikan juga. Dia buru-buru menggeser duduknya dan menyuruh Nathan untuk duduk disampingnya. Pras tampak mengambil HP nya dan mengetik sesuatu di Chat nya. Tak lama terdengar nada pesan masuk di HP Reina.

"Akrab sekali ya sama Nathan? Foto di Chat pun sama dia", tulis Pras di pesannya.

Reina hanya membalas dengan icon menjulurkan lidah. Pras memelototkan matanya kepada Reina, sementara Reina hanya senyum-senyum saja. Mereka berempat makan tanpa saling bercakap-cakap. Setelah selesai makan, Requele memperhatikan gelang yang ada ditangan Reina.

"Cantik sekali gelangmu, beli dikios mana?", tanya Requele.

Nathan memberi kode dengan matanya agar Reina tidak memberitahukan Requele kalau dia yang membelikan.

"Itu tadi ada yang lewat waktu kita lagi jalan-jalan", bohong Reina.

"Nat, cari yuk gelang kaya Reina. Antar aku", pinta Requele manja.

"Sama Pras saja", ujar Nathan singkat.

"Engga mau akh. Aku mau tidur-tiduran disini", ujar Pras menolak.

Requele bangkit dari duduknya dan menarik tangan Nathan. Mau tak mau Nathan mengikuti gadis itu berjalan menuju kios cindramata yang banyak terdapat dipinggiran pantai tersebut. Tinggal Pras dan Reina di saungan.

"Apa maksud kamu? Untuk apa kamu pasang foto itu? Mana HP kamu?", nada suara Pras terdengar sekali kalau dia marah.

"Loh kenapa kamu? Kenapa marah?", ujar Reina cuek.

Pras berusaha merebut HP Reina tapi Reina mempertahankan miliknya.

"Kamu engga berhak mengatur aku dan bahkan kamu engga berhak untuk merubah apapun di HP aku", ujarnya tegas.

"Aku berhak. Aku tunangan kamu", ujar Pras semakin kesal.

"Apa kamu berani mengatakan itu di depan Requele?", balas Reina tenang.

Gadis itu bisa begitu tenangnya menghadapi Pras yang terbakar api cemburunya. Pras langsung terdiam.

"Pras, please deh. Kita bertunangan karena terpaksa, jadi jangan paksakan juga kehendak kamu atas aku. Aku bukan milik kamu dan kamu juga bukan milik aku. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau. Dari pertama kita sampai disinipun apa kamu memperhatikan aku? Apa kamu membukakan pintu untukku? Apa kamu menemaniku walau hanya mencari kulit kerang?", tanya Reina.

Pras hanya tertunduk diam. Kemudian Reina mengambil earphonenya, mendengarkan lagu-lagu kesukaannya dan memandang laut lepas dengan berusaha menahan air matanya agar tak mengalir keluar.

Sepanjang perjalanan pulang Pras lebih banyak diam daripada sewaktu pergi, sementara Reina lebih banyak mendengarkan lagu dari earphonenya. Nathan sekali kali melirik kepada Reina lewat kaca spionnya dan tetap meladeni ocehan Requele yang mengeluh karena gelangnya tak secantik gelang Reina. Mereka mengantarkan Requele terlebih dahulu. Pras tidak mau bergeser dari tempatnya sehingga Requele dengan muka kesal membuka pintunya sendiri. Nathan setengah malas mengantarkan Requele masuk ke rumah panti dan mengucapkan basa basi dengan ibu Maya yang ditemuinya di depan pintu rumah. Lalu mereka mengatarkan Reina pulang. Setelah sampai, Pras turun dan membukakan pintu mobil untuk Reina. Nathan hanya terdiam dibelakang kemudinya dan tersenyum saat Reina mengucapkan terima kasihnya. Lalu Pras mengantarkan Reina masuk rumah dan berbasa-basi sebentar dengan orang tua Reina dan kemudian pamit pulang dengan Nathan. Reina masuk kamarnya dan berusaha melupakan kemarahannya kepada Pras hari ini.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C4
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk