Setelah ditinggalkan Ernest begitu saja, Syila masuk ke dalam kamar dan menangis sesenggukan. Dia berharap Ernest menyusul lalu merayunya agar tidak menangis. Sudah satu jam dia menangis, tapi Ernest belum juga menghampirinya.
"Huaaaa... Abang jahat. Aku kan lagi hamil.. Kenapa dicuekin? Huaaa huaaa.. huk huk.."
Merasa diabaikan, Syila akhirnya mengambil tas travelnya, lalu memasukkan baju-bajunya ke dalam tas. Dia ingin pulang ke rumah orangtuanya.
"Non, mau kemana? Koq bawa tas?" Tanya mbok Dari yang tampak khawatir dengan Syila. Sejak Syila hamil, kamar Ernest dan Syila pindah ke lantai dasar. Karena Ernest tidak ingin Syila naik turun tangga.
"Saya mau pulang ke rumah bunda, mbok." Jawab Syila dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah.
"Memangnya kenapa Non? kenapa Non Syila menangis?"
"Bang Ernest sudah tidak peduli lagi padaku, mbok. Dia ninggalin aku."
"Ayo-ayo duduk dulu, Non. Mbok bikinin susu hangat ya."
Selalu konyol si Syila. Apalagi lagi hamil begini. Kesempatan dia nih ngerjain Ernest. Hehehe.