Keesokan harinya, Kurosa, Alvina, dan Toshiko mulai kembali ke universitas untuk mengikuti pembelajaran.
"Hehehe! Makanan hari ini lezat!" Kurosa bernyanyi sambil berjalan-jalan dengan bahagia.
Karena terlalu bahagia, ia melompat-lompat, dan karena ia ceroboh, ia menabrak seorang gadis.
"Ooh!" Kejut gadis itu.
"HOEEEEEEEEEEEEEEEEE!" Kejut Kurosa.
Lalu Kurosa dan gadis itu terjatuh di atas tanah.
Cepat-cepat Kurosa berdiri dan membantu gadis itu untuk berdiri juga.
"MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF!!!!!! KAMU BAIK-BAIK SAJA?!" Kejut Kurosa.
"Em... iya.... tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Kata gadis itu.
"Eheeehee.... syukurlah.... aku terlalu bahagia karena hari ini bekalku adalah masakan terenak dari ibu." Kata Kurosa.
"Oh, begitu." Jawab gadis itu.
"Omong-omong, ramen putih, kamu memasuki jurusan apa?" Tanya Kurosa pada gadis itu. Memang gadis itu berambut putih lurus seperti ramen tetapi gadis itu jadi kebingungan oleh karena Kurosa. Mereka berdua terdiam. Lalu gadis itu membuka pembicaraan,
"Ah, maaf atas ketidaksopananku.... aku adalah Sora Yuka, panggil aku Yuka. Aku memasuki jurusan kepahlawanan sepertimu." Kata gadis itu.
"HOE?! BENARKAH?! KALAU BEGITU, aku Hikari Kurosa, panggil aku Kurosa! Aku juga dari jurusan kepahlawanan! Salam kenal!" Kata Kurosa sambil terkejut.
"Salam kenal juga, Kurosa." Kata gadis itu dengan ramah.
"Oh iya, aku dari sekolah Kannoya Academy, bagaimana denganmu?" Tanya Kurosa.
"Oh, kalau aku berasal dari sekolah Miyuki School.... memang sekolah Miyuki lebih rendah dari sekolah yang lainnya makanya aku sedikit susah berteman dengan yang lainnya..... aku senang aku bisa berteman denganmu, dari sekolah Kannoya Academy yang hebat itu!" Kata gadis itu.
"BENARKAH?! PADAHAL KAMU SEBAIK INI! BISA-BISANYA!!!!!" Keluh Kurosa saat mendengar kenyataan Yuka.
Lalu mereka berbincang sebentar.
"Begitu.... kamu sedang menunggu teman-temanmu..... teman-temanku tidak ada yang diterima di sini kecuali aku, itulah sebabnya aku kesulitan di sini..." kata Yuka, gadis itu.
"Hoe.... bisa-bisanya... padahal dia adalah gadis manis!" Pikir Kurosa.
Tak lama Toshiko dan Alvina datang.
"TOSHIKO! ALVINA! KEMARI! AKU MENEMUKAN TEMAN BARU!" Kata Kurosa dari jauh.
Lalu mereka segera datang,
"Benarkah?" Kejut Toshiko.
"BENAR! BENAR!" Jawab Kurosa.
Kurosa memperkenalkan Yuka kepada teman-temannya.
"Dan juga Toshiko..... rambutmu lebih bagus begini!" Kata Kurosa sambil melihat ke arah Toshiko.
"B-Benarkah?" Kata Toshiko malu-malu.
"Ya, twin tail memang cocok untukmu, dan juga ada kepangan di belakang ponimu, itu membuatmu menjadi manis!" Kata Alvina.
"Eeeh? Benarkah?" Kejut Toshiko.
"Benar. Aku juga berpikir begitu." Jawab Alvina.
"Oh ya, Yuka. Omong-omong...." kata Toshiko secara tiba-tiba sambil melihat ke arah Yuka.
"Ya?" Tanya Yuka.
"K-K..... maaf jika aku tidak sopan tapi..... a-apa kekuatanmu?" Tanya Toshiko dengan gugup.
Yuka tersenyum,
"Tidak apa-apa. Aku akan tunjukkan." Jawab Yuka.
Lalu Yuka menggerakkan kedua tangannya. Tak lama, kaleng-kaleng besi yang berada di dalam tong sampah datang ke arah kedua tangannya. Lalu Yuka memasang muka fokus dan berfokus. Tak lama, kaleng-kaleng itu berhenti setengah meter di depan kedua tangan Yuka. Kaleng-kaleng itu lalu berputar dan saling menempel.
"HOE?! KEREN!" Kejut Kurosa.
"Benarkah? Terimakasih!" Jawab Yuka dengan senang.
"Jadi.... apakah kekuatanmu sama seperti kak Amiko? Kekuatan force atau semacamnya itu?" Tanya Alvina.
Yuka menggelengkan kepalanya.
"Eh? Lalu...?" Tanya Toshiko.
"Kekuatanku adalah magnet." Jawab Yuka.
"Oooh begitu, keren." Jawab Toshiko.
"Terimakasih. Omong-omong, bisakah kalian juga menunjukkan kekuatan kalian?" Tanya Yuka.
"Tentu saja! Toshiko pertama!" Jawab Kurosa dengan senang sambil menunjuk ke arah Toshiko.
"Eeh? A-Aku?" Kejut Toshiko.
"Yaaaa! Soalnya sihirmu sangat unik!" Kata Kurosa.
"Benarkah? Bai-Baik!" Jawab Toshiko. Lalu Toshiko membuka kedua tangannya dan mengarahkan telapak tangannya ke langit dengan santai. Tak lama, ranting-ranting api muncul.
"Wooaaah! Apa itu?" Tanya Yuka.
"Kalau disentuh nanti membakar lho." Kata Kurosa sambil tertawa.
"Oooh, begitu... keren ya." jawab Yuka.
"Yah, benar. Toshiko memang keren." Jawab Alvina. Toshiko jadi malu.
"Eeh... b-benarkah? T-Terimakasih! Sihir kalian juga keren-keren!" Kata Toshiko dengan gugup.
"Ehee... kalau aku hanya ini sih." Kata Alvina sambil mengepalkan tangannya. Api membara pada kepalan tangan itu. Lalu Alvina menunjukkan tangannya pada Yuka.
"Api.... keren!" Kata Yuka.
"Kalau aku...." kata Kurosa yang bersiap untuk menunjukkan sihirnya, tetapi tiba-tiba perutnya berbunyi.
"..... selalu lapar." Keluh Kurosa.
Toshiko dan Alvina tertawa.
"Ini.. semoga cukup untuk mengisi perutmu." Kata Yuka sambil memberikan Kurosa sebuah roti.
"HOE? TIDAK APA-APA?!" Kejut Kurosa.
"Ya!" Jawab Yuka.
Lalu Kurosa segera memakan roti itu.
"Aaa.... emm..."
"HMMMMMMM! ENAAAAK!" Kata Kurosa.
"Syukurlah kamu suka.." kata Yuka dengan bahagia.
"Eh.... bukannya Kurosa sudah membawa bekal sendiri ya?" Tanya Alvina.
"OH YA! AKU LUPA!" Kejut Kurosa.
"Astaga kamu ini...." keluh Alvina.
Setelah lama berbincang, akhirnya pelajaran dimulai. Dengan cepat-cepat Kurosa, Alvina, Toshiko, dan juga Yuka berlari ke kelas mereka.