Unduh Aplikasi
94.9% Kannoya Academy / Chapter 427: This is the right time

Bab 427: This is the right time

"Ocea!" Kejut Magmo.

"Astaga lautannya menjijikan. Magmo, aku akan menaiki dirimu, melompatlah setinggi-tingginya hingga aku dapat melihat semuanya!" Kata Ocea dengan tegas.

"Baik baik baik!" Jawab Magmo bersemangat. Ocea segera menaiki tubuh Magmo dan Magmo mempersiapkan diri untuk melompat.

Lalu ia 'me lom pat'

"PENDEK SEKALI! YANG SERIUS!" Omel Ocea pada Magmo.

"Baik-baik..." keluh Magmo.

Magmo mengumpulkan energi pada kedua kakinya, lalu ia melompat sangat tinggi, Ocea menghadap ke arah Utara.

Ocea segera merentangkan kedua tangannya ke depan, lalu ia bernafas secara perlahan. Dengan lembut, ia menurunkan kedua tangannya. Tak lama air laut kembali tenang dan mulai turun secara perlahan.

.

"Yosh.. berhasil." Kata Ocea.

"Horeee!" Seru Magmo.

Tapi tak lama, air semakin memerah dan air mulai naik lagi.

"A-Apa?!" Kejut Ocea.

Ocea berusaha untuk menurunkannya lagi, tetapi air kembali naik.

"Oh tidak." Kejut Magmo.

"Itu semua karena kamu yang teriak-teriak!" Kata Ocea kesal. Ia tidak menyalahkan Magmo, sebenarnya ia hanya melampiaskan emosinya.

"Haaa? Bagaimana mungkin?" Tanya Magmo.

Ocea terdiam.

"Ini sihir I Made Arnawa..... hanya I Made Arnawa yang bisa memperbaikinya." Kata Ocea.

.

.

.

.

.

.

.

"Maaf Magmo.... kita tidak bisa berbuat apapun kecuali menurunkan air laut sementara." Kata Ocea sedih.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"A-Apa--" kejut Yukina.

Tubuh I Made Arnawa semakin terluka, dari kedua matanya mencucurlah darah. Kedua tangannya dan kedua kakinya mengeluarkan darah juga, tubuhnya sudah sangat berlumuran darah, begitu juga dengan kristal yang mengurung dirinya.

"Tenang saja, kamu tidak akan separah itu saat dikurung." Kata lelaki itu.

Tetapi Yukina melihat sesuatu pada dada I Made Arnawa.....

Pin Kannoya Academy yang ia berikan kepada Ni Nyoman Caya. Pin itu bercahaya.

"... begitu." Kata Yukina sambil tersenyum.

Yukina mengambil kapak Ardolph sambil berlutut.

"Ardolph.... mari kita gunakan lagi..." kata Yukina.

Lalu Yukina mengayunkan kapak itu tepat pada pin I Made Arnawa.

Lelaki itu tertawa,

"Justru kamu akan ikut terkurung lho dan jika bersamanya, kamu justru bisa terluka, kenapa tidak sendirian saja?"

"Tidak... aku memang melakukan ini dengan sengaja, pikiranku sehat." Kata Yukina.

Dengan segera, kristal itu melapisi kapak Ardolph.

.

"Kannoya...." kata Yukina.

.

.

.

.

.

.

.

"U..... ni.... ty...." kata Ardolph yang berbaring di atas kasur rumah sakit.

"Ardolph? Kamu berkata apa?" Tanya Asuka.

Ardolph tersenyum dan menutup kedua matanya. Ia tidak menjawab Asuka.

.

.

.

.

.

.

.

Dari kapak Ardolph, muncul sinar dan gambar lambang Kannoya Academy. Pada lengan kanan Yukina, gambar logo Kannoya muncul, begitu juga pada Ardolph. Melihat itu, Asuka mengetahui bahwa Ardolph juga sedang bertarung dari jauh.

.

.

.

.

.

.

Kapak itu bercahaya terang bersama dengan tubuh Yukina. Cahaya itu bertemu dengan cahaya pin milik Yukina. Tak lama, tubuh Yukina sudah terlapisi oleh kristal itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Butterfly."

"Butterflyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy!"

"Butter-chan hehe."

"Butterfly?"

"Butterfly?"

"Huh? Kenapa? Apakah aku sudah di surga?" Tanya Butterfly di dalam hati sambil membuka kedua matanya. Ternyata belum, ia masih berada di dalam lautan, ia sedang tenggelam.

"Butterfly.. jangan malas-malasan ah!"

"Hm?" Butterfly tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Butterfly....."

"Yukina."

"Ah?!" Kejut Butterfly.

"Yukina.... apakah kamu akan menyerah begitu saja?"

"A-Ayah...." pikir Butterfly.

"Jika kamu begitu..... lihatlah di Jepang. Lihat.."

"Lovey?" Kejut Butterfly.

"Mereka mendukungmu lho.."

Butterfly melihat, rasanya sangat nyata. Seorang gadis cantik dengan sebuah biola sedang memainkan lagunya dengan bersungguh-sungguh. Dan pada sebuah taman, seorang gadis dengan sebuah gitar sedang bernyanyi dengan sungguh-sungguh. Beberapa orang melihat berita dan mereka berharap untuk yang terbaik. Kedua adik Yukina terkejut dan berusaha untuk mendukung kakaknya lewat harapan dan doa. Ms. Sheva yang menatap pada langit dan berharap yang terbaik. Seorang anak kecil yang sedang berdiam diri di taman untuk mereka semua. Dan masih banyak lagi.

"Jadi.... Butterfly...."

"Ah..... maaf... meskipun begitu.... aku memang sangat ingin bangkit berdiri lagi.... tubuhku sangat terbakar semangatnya untuk berdiri dan kembali bertarung tapi..... aku... sudah tidak bisa apapun." Kata Butterfly yang berusaha untuk menggerakkan tubuhnya.

"Tak lama aku juga akan mati tenggelam." Pikir Butterfly.

"Kalau begitu.... bagaimana dengan sedikit dorongan? Haha!"

"Benar... baiklah!"

"Hah? Kenapa kalian sangat ingin agar aku bertarung? Padahal masih ada banyak yang lainnya." Kata Butterfly.

"Karena....."

"Kamu..."

"Adalah...."

"Harapan...."

"Kami."

"Kamu juga menyimpan kenangan kami, dengan begitu kami bisa selalu bersamamu.... karena kamu hidup untuk kami semua."

"Teman-teman..." tangis Butterfly.

"Seperti sebuah lagu.... 'we will be there if you need help', begitulah kami."

"Bersiaplah, Butterfly! Aku akan memberimu sedikit dorongan! Jangan kentu-"

"Ayolah.... semuanya memerlukanmu.... hanya kamu yang tahu bahwa Diama adalah pembelotnya dan hanya kamu yang tahu dia ada di mana."

"Baiklah..." jawab Butterfly.

"Mohon bantuannya." Kata Butterfly.

"Oh ya, kita akan menyusul nanti ya."

"Ada yang memerlukan kami."

"Ya." Jawab Butterfly.

.

.

.

.

.

"Eeh? Kenapa tidak ada yang datang untuk melawanku ya?" Tanya Diamo dengan sombong.

Tak lama, Diamo melihat sebuah cahaya dari dalam lautan. Diamo tersenyum,

"Klasik sekali, aku tahu kamu akan bangkit kembali!"

Dengan kecepatan tinggi, Butterfly meluncur ke arah langit. Lalu ia mendarat di depan Diamo. Diamo tersenyum.

"Lihatlah, airnya sudah naik, saat airnya mencapai 2000 meter, aku akan meluncurkan airnya agar menenggelamkan pulau ini!" Kata Diamo dengan percaya diri.

"Ooh? Begitu? Kalau begitu... aku tidak akan membiarkannya!" Kata Butterfly.

Kedua sayapnya dilapisi oleh kristal kebiruan yang indah.

"Begitu.... kamu memakai kekuatan Diana." Kata Diamo.

"Benar." Jawab Butterfly.

"Aku tak akan kalah dengan dongeng pertemananmu yang bodoh itu!" Kata Diamo.

Lalu Butterfly menerjang ke arah Diamo.

.

.

.

.

.

"Tolong..." tangis Kurosa yang sudah tidak tahan, tekanan air mulai bertambah.

"Aku.... tak bisa membiarkan seseorang meninggal lagi di sini." Pikir Kurosa setelah mengingat sesuatu yang menimpa Shivering Hatred.

Tangan Kurosa mulai lemas dan berubah warna. Tangannya mulai bergetar karena ia memaksakannya. Tiba-tiba sebuah kilat menyambar dinding yang mereka buat. Air segera masuk dengan kecepatan tinggi dan Kurosa dan Scorpio dan Scorpion ditenggelamkan.

Tubuh Kurosa pada bagian kanannya sudah sangat lemas. Kurosa menangis di dalam air.

"Aku..... gagal...." pikir Kurosa.

Seseorang menggapai tangan kanan Kurosa.

"Huh?" Kejut Kurosa.

Rupanya samar-samar karena air. Tetapi ia menggenggam tangan Kurosa dengan kuat.

"Ini waktu yang tepat."

"Apa?" Kejut Kurosa.

Meskipun rupanya terlihat samar-samar, tetapi Kurosa tahu bahwa ia sedang tersenyum.

Tak lama, Kurosa merasa dipulihkan.

"Eh?" Kejut Kurosa.

"Jika kamu tidak cepat, seluruh pulau ini akan digenangi oleh air."

"Aku tidak tahu kamu siapa tapi... Baiklah." Jawab Kurosa.

Kurosa mulai memposisikan dirinya dan mengumpulkan kekuatannya yang baru saja ia dapatkan.

"Dark...." kata Kurosa.

"Magic!" Kata Kurosa.

Ia mengambil kalajengking-kalajengking yang terhempaskan oleh air, lalu membuatnya menjadi perisai yang sama seperti tadi. Tetapi Kurosa juga berhasil menyelamatkan Scorpio dan Scorpion.

Sisa sihirnya ia buat untuk mengalirkan air yang sudah masuk kembali keluar.

Penutup kebocoran (bisa dibilang begitu) sudah kembali dibuat dan ia tercipta lebih kokoh dari sebelumnya.

Kurosa segera menyadarinya,

"Kamu memang pahlawan sejati, Night Hero." Kata Kurosa sambil tersenyum.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Perasaan kita yang mengendalikan kita?" Alvina mulai bertanya-tanya.

Lalu Alvina tersenyum,

"Setahuku murid-murid Kannoya Academy memang hebat dalam hal ini.." pikir Alvina.

"Fire Core..." kata Alvina yang tak lama dapat kembali berdiri. Alvina membantu Fire Core untuk berdiri.

"Tenang saja, Fire Core..... benda-benda berharga itu tak sebanding dengan kenangan yang berharga." Kata Alvina.

Mendengar itu, Fire Core merasa... entahlah, senang, sedih, semuanya bercampur.

"Ayo, Fire Core.... sihir yang digunakan Mino itu bisa menjadi hal yang merugikan, tetapi sihirnya juga bisa menjadi hal yang menguntungkan." Kata Alvina.

"Benarkah?" Tanya Fire Core.

Alvina mengangguk dan tersenyum.

"Karena itu, Fire Core.... aku memerlukan bantuanmu." Kata Alvina.

"Baiklah." Jawab Fire Core.

Alvina mencondongkan tubuhnya ke depan, begitu juga dengan Fire Core. Alvina menggandeng tangan Fire Core lalu mulai membakarnya, Fire Core juga membakar tangan Alvina. Api mereka berdua saling bersatu. Tubuh mereka berdua membara, dan tak hanya itu....

Satu tangan menyentuh gandengan mereka berdua, karena sedikit terkejut Alvina dan Fire Core segera menoleh ke belakang. Alvina merasa senang sekali dan tersenyum, begitu juga dengan Fire Core.

"Ayo!" Kata Alvina.

Mereka berdua berlari bersama ke depan.

"Ada apa ini? Mereka hanya 2 orang! Tetapi rasanya... sihirnya seperti... ada 3 orang!" Kejut Mocha.

.

Tak lama, yang tadinya matahari menyembunyikan diri, mulai menunjukkan dirinya lagi pada bagian barat. Alvina tersenyum.

"Sunlight." Kata Alvina.

Tubuh Alvina semakin memanas.

Fire Core tersenyum,

"Sepertinya sedikit mengingatkanku padamu.." pikir Fire Core.

"... maaf.... aku sudah berjanji tidak seperti ini lagi tapi..... sekali ini saja.... bahkan jika mataku sampai hangus.... ini semua demi I Made Arnawa." Pikir Fire Core.

Fire Core memanaskan tubuhnya lagi dan lagi hingga api membara dari luka bakarnya.

.

Lalu mereka berhenti tepat di depan Mino dan Mocha dan di depan lautan.

Alvina dan Fire Core menarik tangannya ke belakang secara bersamaan, lalu mengarahkannya ke depan dengan cepat.

"HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGHHHHH!"

Api yang sudah terkumpul itu segera meluncur dan menyebar seperti sebuah laser yang sangat besar, melewati tubuh Mino dan Mocha, dan langsung meluncur pada lautan yang meninggi itu, cahaya matahari bersinar sangat terang. Api itu terlalu panas, sehingga air laut itu mulai menguap.

"Panas sekali!" Kejut Mino.

"Padahal serangannya hanya melewati kita..." keluh Mocha.

.

Air laut yang banyak itu mulai menguap 1/8 nya. Alvina melihat ke langit dan ke arah matahari. Ia tersenyum.

"Sun Hero..." pikirnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Maukah kamu mendengarkan dongeng kami?" Tanya Butterfly.

"Cih... menjijikan, mual!" Kata Diamo kasar.

Butterfly tersenyum,

"Baiklah kalau begitu.... kamu cukup rasakan saja." Kata Butterfly.

Lalu, pada bagian kiri Butterfly, sihir gelap melingkupi tubuhnya, dan pada bagian kanan Butterfly, sihir api melingkupi tubuhnya.

"Dan juga.... ini adalah waktu yang tepat!" Kata Butterfly.

Lalu awan-awan yang menutupi pemandangan mulai sirna karena serangan Alvina dan Fire Core.... matahari berada pada bagian barat dan bulan sudah menunjukkan dirinya pada bagian timur.

"Sun..."

"Moon..."

Tubuh Butterfly bersinar dengan terang.

"Time..."

Pada kedua pergelangan Butterfly, muncul sebuah lingkaran sihir waktu.

"Crystal." Kata Butterfly.

Pada kepala dan bajunya, dilapisi oleh kristal-kristal nan indah. Kedua kaki dan lengannya kembali sebagai kristal.

"Dan juga..." kata Butterfly belum selesai.

"..... Kannoya Academy." Sambungnya.

Cahaya pada tubuh Butterfly semakin terang, pada bagian atas dada bagian tengah muncullah gambar logo Kannoya Academy.

Diamo tertawa,

"Konyol... ayolah, berhenti bermain-main."

"... as your wish...." kata Butterfly.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C427
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk