Mocha dan Mino masih berdiri di depan mereka berdua.
Tiba-tiba, Mino menembakkan dua buah peluru pada mereka, peluru itu sangat cepat dan tidak dapat dirasakan jika sudah terluncurkan. Akibatnya, pundak kiri Alvina tertembak dan pundak kanan Fire Core juga tertembak.
"Biarlah perasaanmu yang mengendalikanmu..." kata Mino sambil tertawa.
Fire Core dan Alvina tidak merasakan apapun.
"Hee? Membosankan... bagaimana kalau ini?" Tanya Mino sambil menunjukkan sebuah kalung dan sebuah pita.
"Apa?!" Kejut Alvina dan Fire Core.
"Bagaimana aku mendapatkannya? Hahaha! Kalian saja yang terlalu sembrono hingga kamu tidak melihat aku mengambilnya!" Tawa Mino.
"Dia mengambilnya saat menembakkan pelurunya juga lho, aku bahkan tidak tahu bagaimana ia dapat melakukannya." Kata Mocha sambil memainkan rambutnya juga.
"Apakah sampai tidak pentingnya kalian mengabaikannya ya? Baiklah, aku akan menghancurkan barang ini... Mocha." Kata Mino sambil melemparkan kedua benda itu pada Mocha.
"Janga--" kejut Alvina dan Fire Core, tetapi tiba-tiba jantung mereka berdua terasa sakit. Kepala mereka juga sakit begitu juga dengan hati mereka.
Mereka berdua terjatuh ke atas tanah.
"Apa ini?" Kejut Alvina.
Tetapi tiba-tiba... saat Alvina terkejut, jantungnya terasa lebih sakit dan kulitnya mulai memerah.
"Tenang saja... semuanya tergantung pada perasaanmu." Kata Mino santai sambil memutar-putar pistol kecilnya itu.
"Sihir perasaan?" Pikir Alvina.
.
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya... setelah perjalanan panjang, Yukina sampai.
"Ternyata disini.." kata Yukina.
Yukina melihat banyak sekali orang yang terkurung di dalam sebuah kristal, termasuk Denzel dan Junko, dan juga I Made Arnawa.
Yukina segera menggenggam kapak Ardolph sekuat tenaga. Tetapi, saat ia hendak mengayunkannya, ia terjatuh ke atas lantai, kakinya terasa sakit.
"Aduh.... kaki... jangan menyerah dahulu..." pikir Yukina.
Yukina berusaha untuk berdiri lagi dengan kapak milik Ardolph.
Tetapi, belum saja ia selesai berdiri, ia melihat pada kristal I Made Arnawa.... tubuh I Made Arnawa... mencucurkan darah dari kedua matanya dan dari bagian-bagian tubuh lainnya.
"Muka itu...." pikir Yukina.
Sejenak ia ingat akan dirinya sendiri,
".... aku ingin mati."
Yukina segera mengetahui apa yang terjadi...
Tetapi, saat ia ingin bertindak, seorang lelaki datang.
"Kamu tidak mudah menyerah rupanya..." kata lelaki itu.
"... kenapa di saat-saat seperti ini?" Pikir Yukina sedikit mengeluh.
"Kenapa? Kenapa dia terluka seperti itu... sementara yang lainnya baik-baik saja?" Tanya Yukina.
Lelaki itu tertawa,
"Itu artinya... ia sedang kesakitan dari dalam. Aku tidak bisa menjelaskan secara rinci karena aku tidak tahu." Jawab lelaki itu.
"Kesakitan dari dalam.... terluka dari dalam.... benar-benar sepertiku ya?" Kata Yukina dalam nada yang sangat pelan.
.
"Tetapi... kamu juga ingin mengorbankan dirimu dengan tuan ya?" Tanya lelaki itu. Lalu lelaki itu menarik baju pada punggung Yukina dan menempelkannya pada kristal milik I Made Arnawa. Dengan segera, tubuh Yukina terlilit oleh kristal itu, Yukina terkejut, tetapi ia tidak bisa apa-apa.
Tak lama, kapak yang ia pegang bersinar dan oleh karena itu, Yukina terlempar jauh dari kristal I Made Arnawa.
"Apa itu?" Kejut lelaki itu.
Yukina juga tidak tahu..
.
.
.
.
.
.
.
"Scorpio? Kenapa?" Kejut Kurosa saat melihat air laut itu meninggi hingga 850 meter, tetapi bukan itu yang ia takutkan.
"Kenapa? Kenapa lautnya berwarna merah?" Tanya Kurosa yang sangat ketakutan saat melihat hal itu.
Scorpio juga terkejut akan hal itu.
"Tuan, sepertinya itu adalah darah I Made Arnawa, mungkinkah ini efek lain dari sihirnya?" Tanya Scorpion, pelayannya itu.
.
.
.
.
"Aku mendengar..... jeritan.. tangisan.. derita." Kata Odelia secara tiba-tiba sambil melihat air laut yang terus naik itu.
"I Made Arnawa..." kata Albern sambil menggigit lidahnya sedikit.
.
.
.
.
.
.
.
Mino tertawa saat melihat air laut yang berubah menjadi semerah darah itu.
"Apa itu?" Kejut Alvina, tetapi jantungnya menjadi semakin sakit.
"Itu artinya I Made Arnawa sedang kesakitan di dalam kristal itu. Lagipula kalian tidak dapat berbuat apapun dengan hal itu." Kata Mocha dinginnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Bagaimana, Butterfly? Masih ingin melawanku?" Tanya Diamond Crush.
"... bagaimana ini?" Pikir Butterfly.
Diamond Crush tersenyum,
"Kekuatannya tidak hanya ini saja!"
Lalu Diamond Crush mengarahkan tangannya ke bawah, tanah mulai menggulung bagaikan ombak. Meskipun para penduduk sudah dievakuasi, tetapi tetap saja hal itu sangat membahayakan para penduduk itu.
"Kuberi kamu waktu... dalam hitungan ke 5, jika kamu tidak melakukan apapun... aku akan membuat ombak tanah ini sebanyak mungkin dan menyerang para penduduk, lalu menerjunkan seluruh air yang sudah naik ini kepada tempat itu... dan dengan begitu... aku akan menunjukkan kepada I Made Arnawa potensi kekuatannya!" Kata Diamond Crush sambil tertawa kecil. Butterfly menjadi sangat kesal, lebih kesal dari pada saat khasus penculikan Yukina yang membuat dirinya menampar Deadman oleh karena Butterfly tahu jika Kannoya Academy akan ditutup oleh karena kelakuan Deadman.
"Kurang ajar..... kamu sangat ingin menghancurkan anak itu rupanya!" Kata Butterfly dengan nada kasar dan kesal.
Diamond Crush tersenyum kejam saat melihat reaksi Butterfly.
"1...."
Butterfly mulai berpikir, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"2...."
"Jika aku menggunakan magic-eater pada lautan ini, kapasitas sihirku tidak akan kuat... dan aku hanya bisa melindungi mereka dari air laut saja..." pikir Butterfly.
"3...."
"Jika aku menggunakan magic-eater pada tanah ini.... kapasitas sihirku juga tidak akan kuat.... dan aku hanya bisa melindungi mereka dari serangan tanah saja.... bagaimana ini, buntu.." pikir Butterfly.
"4...."
"Kalau aku menggunakan magic-eater pada laut dan tanah..... salah satu saja tidak akan bisa... apalagi 2..." pikir Butterfly.
"4 setengah..." kata Diamond Crush berusaha untuk meledek Butterfly.
"Bahkan jika aku menggunakan salah satu.... tetap saja hanya bisa melakukan 1 kali serangan atau 1 kali perlindungan, setelah itu nyawaku akan terambil...." pikir Butterfly.
"4 seperdelapan...."
"Aku harus bagaimana ini?" Pikir Butterfly panik.
Butterfly mulai mengingat murid-muridnya, terutama Yukina.
Butterfly tersenyum,
"Hoo? Apa yang kaurencanakan?" Tanya Diamond Crush.
"Lihat saja.." jawab Butterfly.