Ni Nyoman Caya berlari dan sampai pada tempat pelarian darurat.
"Syukurlah.." pikir Ni Nyoman Caya.
Rupanya kedua orang lelaki itu masih berusaha untuk mengejar mereka berdua, begitu juga dengan Reflectia.
Reflectia menciptakan sebuah cermin untuk menghalangi mereka berdua, tetapi lari mereka berdua cukup cepat untuk melewati dinding cermin itu. Karena serangannya meleset, Reflectia segera membatalkan sihirnya.
.
"Hard Rock! Tolong kami!" Teriak Ni Nyoman Caya.
Dengan segera Hard Rock berlari ke arah mereka.
.
"Kakak... sekarang kakak aman.. kita tinggal tunggu kakak Galuh untuk mencari obatnya.." pikir Ni Nyoman Caya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hard Rock memukul kepala I Made Arnawa.
"Apa? Pembelot lagi!" Pikir Ni Nyoman Caya terkejut. Lalu ia segera mengarahkan pedangnya pada punggung Hard Rock. Pedang yang ia bawa hampir menusuk punggung Hard Rock, tetapi sayangnya Hard Rock menyadarinya dan ia menghancurkannya.
"Pedang kakak itu..." pikir Ni Nyoman Caya dengan sedih dan terkejut.
"Aku akan meminta maaf padanya setelah semuanya berakhir, entah baik ataupun buruk. Tapi aku harus melindungi kakak! Meskipun lawanku ada 4 orang!" Pikir Ni Nyoman Caya.
Ni Nyoman Caya melihat pin yang digunakan olehnya kepada kakaknya.
"Kannoya Academy...." pikir Ni Nyoman Caya.
Lalu Ni Nyoman Caya segera menggunakan sihirnya,
"Flowing roses!"
Bunga mawar yang berwarna warni segera muncul dan merambat dengan cepat kepada Reflectia dan semua teman-temannya. Tetapi lelaki yang membawa pedang itu segera menebas mawar-mawar itu dan seketika itu juga mawar-mawar itu lenyap.
"Kamu masih terlalu kecil."
.
Ni Nyoman Caya melihat pedang Yukina yang hancur,
Tak lama, sebuah pedang yang terbelah menjadi dua meluncur ke arah Hard Rock. Tetapi Hard Rock hanya diam saja dan pedang itu hancur saat mengenai tubuhnya.
"Tidak....." pikir Ni Nyoman Caya.
"... kalian.... tidak akan ke mana-mana..." kata Yukina dengan tubuhnya yang penuh dengan darah.
Tetapi, saat ia berdiri dan mengatakan itu, tiba-tiba Hard Rock sudah berada di depannya dan memukul kepalanya. Yukina segera terlempar ke belakang dan terjatuh.
Tetapi belum juga ia menyerah.
Yukina berusaha untuk berdiri lagi.
"Mengesalkan." Kata Reflectia.
Reflectia segera mengurung tubuh Yukina di dalam kurungan kaca seperti Rheinalth dan Ermin.
"Dan kamu, diam." Kata Reflectia sambil meletakkan jarinya pada bibirnya dan melirik pada Ni Nyoman Caya.
Tak lama, sebuah pukulan besar mengenai kepala Ni Nyoman Caya dengan sangat keras.
.
.
.
.
"Misi berhasil, ayo berkumpul seperti yang sudah dijanjikan."