Unduh Aplikasi
92.46% Kannoya Academy / Chapter 416: The crack

Bab 416: The crack

"Ayo, Yukina, Ardolph, sedikit lagi." Kata Asuka dengan senang.

Tetapi, tiba-tiba dari celah-celah dinding tanah milik Ardolph, sebuah bilah cermin meluncur dengan tiba-tiba. Karena refleks milik Asuka sangat bagus, ia segera menangkisnya dengan raiper es miliknya, tapi ia lupa kekuatan Reflectia. Setelah ia menangkisnya, cermin itu hancur. Cermin itu memantulkan bayangan dinding tanah milik Ardolph. Dinding tanah milik Ardolph segera hancur.

Dengan terkejut, Ardolph segera membuat dinding tanah lainnya. Tetapi ia kalah cepat dengan serangan lelaki pembawa pedang itu.

.

Tak lama, tubuh mereka semua tertebas. Mereka bertiga mengalami luka 5 kali lebih besar dari yang seharusnya.

"Lelaki itu... memang hebat..." kata Ardolph berusaha untuk menahan rasa sakitnya.

"Kakak!" Kata Ni Nyoman Caya sambil menggunakan sihir penyembuhnya.

"Ah, kamu bisa menyembuhkan ya? Tapi simpanlah kekuatanmu untuk I Made Arnawa." Kata Ardolph.

Lalu Yukina segera berdiri dan berkata,

"Sky warrior."

Zirahnya berubah. 5 pasang pedang yang melayang berjajaran pada punggung Yukina sebagai sayapnya.

"Recover Ardolph and Asuka." Kata Yukina.

Tak lama, luka-luka milik Ardolph dan Asuka segera terpulihkan.

"Ayo, teman-teman." Kata Yukina.

"Ya, aku sedikit terkejut dengan serangan lelaki itu." Kata Ardolph.

.

.

"Tch, dinding itu lagi." Keluh Reflectia.

"Tetapi Reflectia bisa membuat cermin untuk dinding itu dan menghancurkannya lagi kan?" Tanya lelaki itu.

"Ya, benar. Tapi aku juga memiliki batasan ok?" Kata Reflectia sambil menghela nafasnya dalam-dalam.

"Jika begini terus... mereka akan sadar dan mendatangkan lebih banyak pasukan dan kemungkinan pahlawan lainnya." Kata lelaki itu.

"Benar juga..." jawab Reflectia.

"Bagaimana ya...." kata Reflectia sambil melihat sekeliling.

.

"Yukina, Asuka, kita harus pertahankan seperti ini terus." Kata Ardolph.

"Benar." Jawab Yukina.

.

Tak lama, bilah-bilah cermin melewati celah-celah dinding tanah milik Ardolph lagi.

Yukina mengarahkan tangannya pada bilah-bilah itu, lalu semua pedang yang menjadi sayap milik Yukina segera menjatuhkan bilah-bilah itu. Dengan segera Asuka membekukannya agar cermin itu tidak dapat menghancurkan diri.

Saat mereka sibuk dengan bilah-bilah cermin yang berdatangan, Ardolph terjatuh kesakitan.

"Ada apa?" Kejut Yukina.

"A-Awas!" Kata Ardolph dengan tiba-tiba.

Yukina segera melihat ke belakangnya. Seekor laba-laba meluncur pada Yukina.

Yukina segera menebas laba-laba itu. Setelah Yukina menebasnya, laba-laba itu mengeluarkan cairan dari tubuhnya.

"Eh? Apa ini?!" Kejut Yukina.

Cairan itu mengenai tubuh Yukina. Cairan itu terasa panas dan menyakitkan. Tak lama tubuh Yukina juga mulai melemas.

"Tak masuk akal..." kata Yukina.

"Begitulah.. awas Asuka." Kata Ardolph yang mulai melemas.

.

Asuka segera menjadi waspada.

Bilah-bilah cermin meluncur lagi. Asuka menghindari semuanya dan membekukannya dengan cepat. Tetapi sekumpulan laba-laba sudah datang mendekat pada Asuka. Dengan cepat Asuka membekukan laba-laba itu.

Saat Asuka membekukan laba-laba itu, bilah-bilah cermin mulai menusuk pada tubuh Asuka agak dalam, lalu menghancurkan dirinya. Karena cermin itu memantulkan bayangan dalam tubuh Asuka, maka tubuh Asuka bagian dalam menjadi retak. Asuka terjatuh, tetapi ia berusaha untuk berdiri kembali.

Yukina dan Ardolph juga berusaha untuk berdiri lagi.

Lambat laun, dinding tanah Ardolph mulai hancur. Ardolph berusaha untuk membuat dinding tanah lagi, tetapi dinding tanah itu lebih lemah dari yang sebelumnya.

Karena lebih lemah, lelaki itu dapat menembusnya dengan mudah. Lelaki itu mengayunkan pedangnya dan menebas lengan Ardolph satu kali, dan tubuh Ardolph tertebas 5 kali.

"Earth knight!" Kata Ardolph.

Sebuah zirah kesatria menutupi tubuhnya. Tetapi lelaki itu dapat menebas tubuh Ardolph dari celah-celah zirah miliknya.

Yukina memerintahkan pedang-pedangnya agar segera meluncur pada lelaki itu. Tetapi pedang-pedangnya meluncur dengan lebih lamban dari biasanya. Karena lebih lamban, lelaki itu dapat membelah semua pedang Yukina.

"Kenapa kita melemah?" Pikir Yukina.

"Itu pasti karena laba-laba itu...." pikir Ardolph kesal.

.

Karena keadaan tidak membaik, Yukina segera memberikan aba-aba agar Ni Nyoman Caya dan I Made Arnawa segera melarikan diri.

Ni Nyoman Caya segera mengajak kakaknya untuk pergi dari tempat itu.

Untuk berjaga-jaga, Yukina memberikan pedangnya kepada Ni Nyoman Caya.

.

Saat hendak pergi pada pintu keluar dari tempat penjagaan itu, Reflectia menghadang.

Saat Reflectia menghadang, Yukina tak tinggal diam. Dari pedang-pedangnya yang sudah terbelah menjadi dua, ia memerintahkan agar segera meluncur ke arah Reflectia. Justru karena terbelah menjadi dua, pedang-pedang Yukina seperti didublikasikan. Reflectia segera membuat cermin, tetapi pedang-pedang Yukina cukup tipis untuk melewati celah-celah antara cermin itu dengan ruangannya. Tubuh Reflectia segera tertusuk.

Tetapi Reflectia tersenyum, ia menggerakkan tangannya sendiri dan lihat.. tubuh Yukina tertusuk oleh pedang-pedangnya sendiri.

"Reverse card huh?" Keluh Yukina.

Yukina mengambil salah satu pedangnya yang dari sayapnya dan menebas kaki kanannya sendiri. Dengan begitu, kaki kanan Reflectia juga tertebas.

Yukina tersenyum, lalu ia menusuk kaki kirinya dengan salah satu pedang dari sayapnya yang sudah terbelah menjadi dua, hal itu terjadi juga pada tubuh Reflectia.

"Ayo! Cepat!" Kata Yukina.

Lalu Ni Nyoman Caya segera menarik tangan kakaknya dan berlari keluar.

Yukina terus melukai dirinya agar Reflectia tidak dapat bergerak.

.

Saat Ni Nyoman Caya berlari bersama dengan I Made Arnawa, mereka dihadang oleh seorang lelaki yang membawa camila- maksudnya membawa laba-laba.

"Kalian tidak akan bisa ke mana-mana." Kata lelaki itu.

Lalu Ni Nyoman Caya mengayunkan pedang Yukina kepada lelaki itu. Tetapi ayunannya meleset karena pedang tidaklah ringan.

Lelaki itu tertawa. Tetapi saat ia tertawa, Ni Nyoman Caya menusukkan pedang Yukina pada perut lelaki itu.

Lalu Ni Nyoman Caya segera berlari bersama dengan kakaknya.

.

Mereka segera menaiki tangga darurat.

"Kumohon...." pikir Ni Nyoman Caya.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C416
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk