Unduh Aplikasi
88.24% Kannoya Academy / Chapter 397: As you know

Bab 397: As you know

Mereka semua sudah selesai bersenang-senang. Mereka semua berkumpul pada mobil mereka lagi.

Yukina masih terlihat cemas.

"Kenapa Yukina?" Tanya Asuka.

"Mungkin dia lapar!" Seru Kurosa.

"Pikiranmu hanya makanan saja ya?" Keluh Ardolph.

"Ardolph, selama ini kamu yang bersama dengan Yukina, ada apa?" Tanya Asuka.

"Ya..." kata Ardolph sambil melihat ke arah Yukina.

Dari kedua mata kehitaman Yukina, Yukina memandang pada kedua mata kecoklatan milik Ardolph. Kedua mata Yukina bagaikan telah berkata kepada Ardolph bahwa ia tidak ingin merusak kesenangan teman-temannya. Ardolph menutup kedua matanya bagaikan ia memahaminya.

"Tidak... aku tidak tahu... mungkin dia sakit?" Tanya Ardolph.

Asuka melihat ke arah Yukina, lalu memegang kepalanya.

"Suhu badannya tidak apa-apa." Kata Asuka.

"ADA APA?! YUKINA LAPAR PASTI! INI!" Kejut Kurosa sambil memberikannya sebuah makanan berwarna kekuningan.

"Apa ini?" Tanya Yukina.

"Ini adalah.... eeh.. apa namanya... Pi.. Pi... Pie sue sue? Pokoknya enak!" Kata Kurosa.

"Oh... baiklah... terimakasih." Kata Yukina.

Yukina memakan pie susu yang diberikan oleh Kurosa.

"Enak..." kata Yukina.

"TUH BETUL KAN! JURI KUROSA MEMANG HEBAT! HUHUHU!" Tawa Kurosa dengan nada sedikit sombong.

"Dasar..." keluh Asuka.

"Baiklah, selanjutnya kita akan makan dulu." Kata Ermin.

"YEEEEE MAKAN!" Seru Kurosa.

.

Akhirnya mereka mampir ke sebuah restoran.

"Disini enak!" Kata Kurosa.

"Memang nuansa dan citra rasanya berbeda dengan Jepang, jadi aku harus membiasakan diri." Kata Nera.

"Curnia Villeg Restaurant lumayan juga." Kata Ardolph.

Yukina masih terlihat cemas.

Ardolph melihat ke arah Yukina dengan khawatir.

"Dia pasti akan memikirkan hal ini terus menerus." Pikir Ardolph.

.

.

"Aku mau jalan-jalan sebentar dengan Ray-Ray." Kata Toshiko.

"Baiklah." Jawab Ermin.

.

.

Toshiko berjalan-jalan keluar dari restoran itu.

"Ray-Ray, ada apa, kok ingin keluar?" Tanya Toshiko.

"Kakak, aku curiga dengan gerak-gerik kakak berambut merah itu!" Kata Raynell.

"Sudahlah, kakak sudah bilang jika dia adalah teman kakak, dan juga namanya kak Yukina." Kata Toshiko sedikit kesal.

"Bukan begitu! Pasti ada yang aneh!" Kata Raynell.

"... benar juga." Jawab Toshiko.

.

"Eh, lho." Kejut Rayner.

"Ada apa, Rayner?" Tanya Toshiko.

"Itu...." kata Rayner sambil menunjuk sebuah rumah.

"Ms. Butterfly memasuki rumah itu... ada apa ya?" Pikir Toshiko.

"Ms. Butterfly juga tidak memakai kostum pahlawannya... apakah ada sesuatu? Kunjungan?" Pikir Toshiko.

"Mungkin selama ini kakak berambut merah itu sudah memikirkan akan terjadi sesuatu!" Kata Raynell.

"Namanya Yukina..." kata Toshiko.

"Berpikirlah positif, itu mungkin adalah temannya." Kata Toshiko mencoba untuk menenangkan adik-adiknya itu.

Akhirnya mereka kembali masuk ke dalam restoran.

.

.

"Toshiko, menemukan apa?" Tanya Odelia.

"Yah... hanya..." kata Toshiko.

Lalu Toshiko menceritakan hal yang ia lihat bersama-sama dengan adik-adiknya.

"Aneh.. mengapa ms. Butterfly memasuki rumah itu?" Tanya Rheinalth.

"Bisa jadi itu adalah teman jauhnya, tetapi juga aneh.." kata Albern.

Yukina mendengar itu.

"Tentu saja.... ada sesuatu." Kata Yukina tiba-tiba.

"Eh? Yukina?" Kejut Ardolph.

"Ya... aku sudah merasakannya sejak awal..." kata Yukina.

"Eh... Yukina selalu cemas.." kata Nera.

"Benar juga sih.." jawab Yukina.

"Tapi, meskipun terjadi sesuatu, seharusnya kita tidak boleh asal ikut campur, karena tujuan kita kemari adalah untuk berlibur." Kata Denzel.

"Benar, berlibur bersama Denzel~" kata Junko.

"Eh? Junko? Sejak kapan kamu di sini?" Kejut Denzel.

"Denzel benar.. sebaiknya kita bergegas untuk pergi ke destinasi berikutnya, Ermin.." kata Rheinalth sambil memberikan sebuah kode pada Ermin.

"Selanjutnya kita akan.." kata Ermin.

"Masih berlibur?"

"Butterfly?" Kejut Ardolph.

Butterfly tersenyum.

"Kalian sangat bersenang-senang ya! Tapi kusarankan mulai sekarang kalian harus berhati-hati." Kata Butterfly.

Yukina segera mengetahui bahwa sesuatu terjadi.

"Ada apa?" Tanya Yukina.

"Yah, masalah negara ini sih. Berhati-hatilah." Jawab Butterfly.

Yukina merasa kesal,

"Ms. Butterfly, aku tahu anda baik, tetapi berbohong padaku itu tidak baik.." kata Yukina sedih.

"Aku tidak berbohong kok, ini benar-benar masalah negara ini." Kata Butterfly.

"Jadi, ms. Butterfly datang untuk membantu? Karena bagi pahlawan pasti sangat sulit untuk berlibur seenaknya." Kata Albern.

".... benar." Jawab Butterfly.

"Ada apa dengan negara ini? Negara ini baik-baik saja jika aku lihat, bahkan penduduk dan penjualnya ramah!" Kata Kurosa.

"Bukan itu... ada sesuatu... seharusnya ini rahasia." Kata Butterfly.

"Lebih baik kita bicarakan secara tersembunyi, atau lewat telepati." Kata Aerum.

"Benar juga." Jawab Rheinalth.

"Baiklah, ini, minumlah madu ini, kamu akan tahu apa yang sedang terjadi." Kata Butterfly sambil memberikan gumpalan madu yang banyak.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C397
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk