"Maaf teman-teman... sepertinya aku tidak akan ikut.." kata Toshiko sedih, pada saat itu tanggal menunjukkan tanggal 15 Juli.
"Yah kenapa Toshiko?" Tanya Yukina.
"Jika aku pergi sendirian.. nanti Raynell, Raynard, dan Rayner akan kesepian dan sedih.. aku tidak ingin bersenang-senang sendirian... maaf teman-teman." Kata Toshiko.
"Baiklah kalau begitu.." kata Kurosa sedih.
"Aku mau pulang ke rumah... dadah!" Kata Toshiko sambil berlari.
"TOSHIKO! TUNGGU!" Kata Kurosa secara tiba-tiba sambil menggenggam tangan Toshiko.
"Eh?" Kejut Toshiko.
Kurosa tersenyum.
"Ayo kita balapan!" Kata Kurosa.
Toshiko tersenyum,
"Baiklah." Jawab Toshiko.
Asuka meregangkan otot-ototnya,
"Hitung aku!" Kata Asuka.
"Aku boleh ikut?" Tanya Yukina.
"Ada-ada saja..." keluh Odelia.
"Kamu mau ikut kan?" Tanya Albern.
"Itu hanya menghabiskan tenaga..." kata Odelia.
"Ooh begitu... Odelia... kamu takut kalah ya?" Tanya Albern menggoda Odelia.
"Apa? Kamu bilang aku lambat? Ayo buktikan, dasar buaya mesin kutu buku!" Kata Odelia.
"Sejak kapan namaku berubah.... baiklah." Kata Albern.
"Alvina! Ayo! Kita ikut juga!" Kata Alfred.
"Hmm..." kata Alvina.
"Hehehe! Dasar siput! Ayo kejar aku!" Kata Alfred.
"APA KATAMU? DASAR KAKEK!" Teriak Alvina sambil mengejar-ngejar Alfred.
.
.
"Ayo.... mulai!" Teriak Kurosa yang langsung berlari secepatnya.
"Asal jangan ketahuan jika kita menggunakan sihir lho!" Kata Toshiko.
"Aku tidak memakai sihir..." kata Asuka santai.
Mereka semua berlari bersama. Toshiko memang bukan murid terlincah, bahkan ia adalah murid terlambat, tetapi Toshiko dapat memimpin semuanya.
.
.
"Toshikooo! Toshiko juara lagi!" Keluh Kurosa yang menduduki peringkat 4.
"Yaah, dia kan sudah terbiasa." Kata Asuka yang menduduki peringkat 3.
"Mana si siput itu?" Tanya Alfred yang menduduki peringkat 2, jaraknya antara Alfred dan Toshiko sangat sedikit.
"Ehehe..." tawa Toshiko yang menduduki peringkat 1.
"YUKINAAAA!"
"Alvina.. berisik banget.."
"ITU DIA! ALVINA DAN YUKINA!" Kejut Kurosa.
"WOHO! JARAK MEREKA HANYA 1 MM, TAPI YANG MENDUDUKI PERINGKAT 5 TETAPLAH YUKINA!" Kata Asuka.
"Astagaa.... sedikit lagi!" Keluh Alvina.
"Benar-benar siput.." kata Alfred.
"APA KATAMU, KAKEK?" Balas Alvina.
"KAKEK? KAMU BUTA USIA YA?" Balas Alfred.
.
.
"Albern dan Odelia di mana ya? Mereka berdua kan juga cepat?" Tanya Asuka.
"Ah jangan-jangan...." kata Yukina.
"MEREKA TERSESAT?" Kejut semuanya.
"Benar juga... mereka sama sekali belum pernah berkunjung ke rumahku.." kata Toshiko.
"Tapi Yukina dan Asuka dan Alfred dan Alvina juga belum.." kata Kurosa.
"Iya.... aku hanya mengikuti jejak-jejak Toshiko." Kata Yukina.
"Aku juga." Kata Alvina.
"Aku juga." Kata Alfred.
"HEI! JANGAN COPYPASTE DIALOGKU DONG!" Keluh Alvina pada Alfred.
"ENAK SAJA COPYPASTE! AKU SUDAH MEMIKIRKANNYA DAHULU YA!" Balas Alfred.
.
"Omong-omong, tentang jejak..." kata Asuka sambil menunjukkan jalan di belakang mereka yang sama sekali tidak berjejak.
"Oh? Sejak kapan jejaknya hilang?" Kejut Alfred.
"Sepertinya sebelum Alvina dan Yukina datang, jejaknya masih ada..." kata Asuka.
"Jangan-jangan...." kata Alvina.
"Karena sihir angin Yukina yang menghembuskan tanah di sekitarnya meratakan jalan kita dan menghilangkan jejak kita?!" Kejut Toshiko.
"Oh tidak!" Kejut Yukina.
"INI GAWAAAAAT! MEREKA BISA SAJA DIMAKAN OLEH GINGERMAN LAGI!" Teriak Kurosa.
"G-Gingerman?" Tanya Asuka.
"Tetapi jika lincah... mereka seharusnya bisa mengikuti kita kan?" Tanya Alfred.
"Pikiranmu hanya lincah saja.... sepertinya tadi Odelia dan Albern terkena halangan di tengah kota.." kata Alvina.
"BAGAIMANA INI? BAGAIMANA INI?" Teriak Kurosa panik.
"Kurosa... tenang... coba kita pakai sihir Yukina, sihir angin, untuk merasakan keberadaan mereka.." kata Asuka berusaha menenangkan.
"BAGAIMANAAAAAAAAAAAA INIIIIIIIII HOEEEEE!" Teriak Kurosa dengan sangat kencang.
.
Sebuah batang tumbuhan tumbuh secara tiba-tiba di depan Kurosa.
"HOE? APA INI?" Kejut Kurosa.
"Dasar... itu pasti mereka lagi..." keluh Toshiko.
Kurosa mulai dililit oleh tumbuhan itu.
"HOEEEEE! TOSHIKOO!" Teriak Kurosa panik.
Toshiko menghadap ke arah depan rumahnya.
"RAYNER! TIDAK APA-APA! INI KAKAK! INI ADALAH TEMAN-TEMAN KAKAK SEMUA!" Teriak Toshiko dari jauh.
Tumbuhan itu berhenti melilit.
"Maaf.... mereka memang suka memakai sihir saat ada orang asing yang masuk." Kata Toshiko.
"HOEEEEE!" Kejut Kurosa.
"Tapi, Yukina, kita cari Odelia dan Albern dulu." Kata Asuka.
Yukina menutup kedua matanya.
"Mereka... sepertinya mereka berdua kembali kepada Kannoya Academy." Kata Yukina.
"Oooh syukurlah..." kata Asuka.
.
Toshiko memasuki rumahnya dengan mudahnya, teman-temannya memutuskan untuk menunggu di luar.
.
.
Tak lama,
"BERHENTI! JANGAN BERGERAK!"
"HOEEEEE? APA SALAHKUUUUU!" Kejut Kurosa yang menemukan 3 orang anak laki-laki.
3 anak laki-laki itu melihat Kurosa dan teman-temannya dengan curiga.
"Kenapa?" Tanya Asuka.
"Benar.. ada apa?" Tanya Yukina.
Salah satu anak lelaki yang berambut kuning berkata,
"Ini sangat mencurigakan! Kakak dahulu tidak memiliki teman! Dan sekarang teman-teman kakak datang kemari!"
Anak lelaki berambut hijau berkata,
"Benar! Ini pasti jebakan untuk kakak!"
Anak lelaki berambut merah berkata,
"Baiklah kalau sudah tahu! Kita harus melindungi kakak bagaimanapun juga!"
"Eeeeh...." kejut Asuka.
Yukina mengamati ketiga anak itu, ia jadi sedikit teringat dengan Name dan Nomu.
Yukina mengelus-elus kepala anak lelaki yang berambut hijau dan merah, karena tangan Yukina hanya dua, Yukina tidak bisa mengelus-elus mereka bertiga.
"Yosh.. yosh..." kata Yukina.
Kedua anak lelaki itu terkejut. Mereka segera melepaskan tangan Yukina dari kepala mereka.
"Dia ingin menghipnotis kita!" Kejut anak lelaki berambut hijau itu.
"Mengerikan! Kejam sekali!" Kata anak lelaki berambut merah itu.
"Lho? Lhoooooo...." kejut Yukina.
.
"Kalian semua tidak boleh dekat-dekat kakak lagi!" Teriak anak lelaki berambut kuning itu.
"Tenang... kita teman. Kita tidak ingin menjebak kok, karena kita tidak tahu caranya." Kata Asuka lembut.
Anak lelaki berambut kuning itu terdiam sebentar.
"Kenapa, Raynard?" Tanya anak lelaki berambut hijau itu.
"Kakak cakep." Kata Raynard, anak lelaki berambut kuning itu.
"Malah.... astaga.." keluh anak lelaki berambut merah itu sambil meletakkan tangannya di atas kepala Raynard, anak lelaki berambut kuning itu.
"Cakep? Terimakasih." Kata Asuka sambil tersenyum.
Raynard, anak lelaki berambut kuning itu, sedikit tersipu.
"CAKEP? APAAAAAAAAA? BARU KALI INI ADA SESEORANG YANG BERKATA BAHWA ASUKA CAKEP SEPERTI PRIAAAA! INI BURUK! ASUKA! KAMU HARUS MENGUBAH PENAMPILANMU AGAR DISADARI SEBAGAI WANITA!" Teriak Kurosa panik sambil mengguncangkan tubuh Asuka.
"Weeh! Hentikan!" Teriak Asuka.
.
"Yah, kalau dilihat-lihat....." kata Yukina sambil melihat ketiga anak lelaki itu.
"Kalian seperti lampu lalu lintas." Kata Yukina.
Ketiga anak lelaki itu terkejut, lalu mereka memukuli Yukina. Karena mereka masih anak-anak, pukulannya tidak begitu menyakitkan, dan mereka hanya bisa memukuli kedua kaki Yukina layaknya anak kecil.
"Jahat! Jahat! Jahat!" Teriak ketiga anak itu.
Yukina tertawa kecil.
.
.
.
Toshiko membanting pintu masuk rumah, semuanya tersontak terkejut sekali.
"HOEEEEEEEEEEEEE! SERANGAN TITAN?!" Kejut Kurosa.
"Bukan..." kata Toshiko sambil menunduk.
"Jangan-jangan... maaf..." kata Asuka.
"Semuanya, kita harus meminta maaf kepada Toshiko." Kata Kurosa serius.
Semuanya sujud di depan Toshiko.
"MAAFKAN AKU KARENA MENGHABISKAN SEMUA ROTI TAWAR YANG DIMASAK NERA TANPA MENYISAKANNYA BAGIMU MAUPUN BAGI YANG LAINNYA! HOEEEEE!" Teriak Kurosa sambil sujud.
"MAAFKAN AKU YANG MEMBUAT ADIKMU KESAL!" Kata Yukina.
"MAAF KARENA AKU MEMBUAT ADIKMU JATUH CINTA PADAKU!" Kata Asuka.
Raynard, anak lelaki berambut kuning itu, langsung memerah.
"MAAF KARENA AKU TIDAK TAHU APA KESALAHANKU!" Kata Alfred.
"MAAFKAN AKU KARENA AKU MEMINTA MAAF TANPA ALASAN." Kata Alvina.
"Lho...." kejut Toshiko.
"EEEEH? KAMU TIDAK MARAH?" Kejut Kurosa.
"Tidak kok... memangnya ada apa?" Tanya Toshiko.
"... kita yang seharusnya menanyakan hal itu." Kata Yukina.
"Ooh, karena aku membanting pintu?" Tanya Toshiko.
"Benar." Jawab Yukina.
"Sebenarnya.... aku.." kata Toshiko.
"BENAR KAN? DIA SANGAT INGIN KE BALI TETAPI ORANG TUANYA TIDAK MEMPERBOLEHKANNYAAAAAAA! HOEEEEE! AKU JADI MERASA JAHAAT PADA TOSHIKO!" Teriak Kurosa.
.
"Tidak tidak... justru itu... KEDUA ORANGTUAKU SUDAH MEMESAN TIKET KE BALI TANPA SEPENGETAHUANKU PADA TANGGAL YANG SAMA, YAITU TANGGAL 20!" Kata Toshiko.
"HOEEEEE?! KEBETULAN MACAM APA INI!!" Kejut Kurosa.
"Tetapi, aku tetap akan menginap dengan kalian kok. Untungnya hotel kita dekat dengan vila kalian, jadi kedua orangtuaku memperbolehkan aku menginap bersama kalian.. tapi sepertinya jika begitu... Raynell, Raynard, dan Rayner akan lebih sering berkunjung." Kata Toshiko.
"Kita tidak apa-apa sih.." kata Yukina.
"Oh iya... omong-omong tentang adik... Yukina... bagaimana dengan Name dan Nomu?" Tanya Asuka.
"Benar juga.. kamu harus mengabari mereka berdua agar mereka berdua tidak panik saat datang ke Kannoya Academy dan tempat itu kosong." Kata Kurosa.
"Benar juga... habis ini aku akan menemui Name dan Nomu." Kata Yukina.
"Siapa itu?" Tanya Toshiko.
"Mereka adalah adik kembar milik Yukina. Lihat, rupanya ada adik kembar yang bisa berkenalan dengan adik kembarmu lho." Kata Alvina.
"Adik kembar? Sebentar, kakak! Apakah ini tidak berbahaya?" Tanya anak lelaki yang berambut merah.
"Tidak apa-apa, kalian juga boleh ikut jika takut kakak akan kenapa-kenapa." Kata Toshiko.
"Baiklah, kita ikut." Kata Raynard, anak lelaki berambut kuning itu.
"Jujur saja kamu ingin mendekat pada kak 'cakep' itu kan?" Tanya anak lelaki berambut hijau. Raynard langsung tersipu.
.
"Baiklah, tapi.. rumah Name dan Nomu di mana!" Tanya Asuka.
".... tidak harus ke rumahnya, aku akan mencarinya dari sini." Kata Yukina.
"Yukina..." kata Alvina.
Yukina melihat ke arah Alvina.
"... kamu boleh pulang kok. Kan kamu sudah menguasai keempat pedang angin itu kan? Kamu tidak akan menyakiti siapapun lagi..." kata Alvina.
"Ya... benar... tapi..." kata Yukina.
"Aku masih ingin menyelesaikan jenjang ini... di Kannoya Academy." Kata Yukina.
Semuanya tersenyum,
"Baiklah, kita akan bantu, tapi kita juga perlu dibantu... sepertinya kita yang lebih perlu dibantu.." kata Alfred.
"Baiklah! Yoooosh! Ayo! Cari Name dan Nomu!" Teriak Kurosa.
Yukina memejamkan kedua matanya.
"Feel... the wind..." pikir Yukina.
.
.
"Mereka di dekat Kannoya Academy, ayo kita balapan lagi." Kata Yukina.
"Yeesh! Round 2!" Kata Alfred.
"Kali ini aku tidak akan kalah.." kata Alvina.
"Benarkah, siput?" Tanya Alfred.
"HAAAA! LIHAT SAJA!" Teriak Alvina sedikit kesal.
"Sekarang Raynell, Raynard, dan Rayner akan ikut serta juga.." kata Toshiko.
"Baik, MULAIIII!" Teriak Kurosa sambil berlari sekencang mungkin.
Yukina berhasil menyusul Kurosa.
"Aku tidak akan kalah!" Kata Asuka.
Asuka berhasil menyusul Yukina dan Kurosa. Mereka bertiga lari bersama.
"HAHAHAHA! DASAR KAKEEEEK!" Teriak Alvina yang melewati Yukina, Asuka, dan Kurosa.
.
.
.
"YOSH! AKU YANG PERTAMA--" Kata Alvina.
"Lama sekali..." kata Alfred yang sudah bersantai di depan asrama Kannoya Academy.
"APA?" Kejut Alvina.
"Lagi-lagi Alfred peringkat pertama.... selalu peringkat pertama.." keluh Kurosa yang menduduki peringkat ke 4.
"DAN AKU PERINGKAT 4 LAGI!" Keluh Kurosa.
"Tetapi, seharusnya kita bertiga dihitung seri.." kata Yukina yang menduduki peringkat 5.
"Benar.." jawab Asuka yang menduduki peringkat 3.
"Di mana Toshiko?" Tanya Alfred.
Ketiga anak lelaki itu sudah terlihat dari jauh.
"Pasti Toshiko lebih memilih adik-adiknya daripada peringkat 1.." kata Asuka.
.
"Baiklah, AYO MASUK! KAMU KEMBALIIII!" Teriak Kurosa.
Kurosa membuka pintu asrama itu.
"Oh, kakak, selamat datang." Kata Name yang sudah sampai daritadi. Name memakan biskuit buatan Nera sambil menunggu kakaknya itu.
Nomu terkejut saat melihat adik-adik Toshiko.
"Siapa mereka?" Tanya Nomu.
"Sepertinya reuni keluarga telah diadakan!" Kata Ermin sambil tertawa kecil.
"Reuni keluarga?" Tanya anak lelaki berambut merah itu.
"Benar... di sini kita menganggap satu sama lain adalah keluarga." Kata Kurosa.
Kurosa mengambil sedikit biskuit, lalu menawarkannya pada ketiga adik Toshiko.
"Mau?" Tanya Kurosa.
Ketiga anak lelaki itu terkejut,
"Tidak! Pasti ada racunnya!" Kata anak lelaki berambut merah itu.
"HOEEEEE?! BENERAN?!" Kejut Kurosa yang mempercayai perkataan adik Toshiko itu.
"Mana mungkinlah!" Kata Nera yang merasa tersinggung.
"Oooh... syukurlah... karena jika ada racunnya, sebelum berangkat, aku sudah memakan biskuit ini sekitar 50+ buah." Kata Kurosa.
Ketiga anak lelaki itu terkejut.
Name beranjak dari kursinya, lalu datang kepada kakaknya.
"Kudengar kakak mau pergi ke Bali, dan kudengar Bali adalah pulau yang bagus!" Kata Name.
"Eh? Sudah tahu?" Kejut Yukina.
"Hm! Pacar kakak memberitahukannya kepadaku." Kata Name.
"P-Pacar kakak?" Kejut Yukina.
"Jangan panggil aku pacar kakak... aku Ardolph.." keluh Ardolph dengan mukanya yang sedikit memerah.
"Hoho! Ardolph memerah!" Kata Denzel sambil menggoda Ardolph.
"Diamlah, pacar Junko." Kata Ardolph.
"Haaah?!" Kejut Denzel dengan mukanya yang memerah.
"Hooo! Benar-benar pacaran ya..." kata Albern.
"Tidak! Kamu salah paham!" Kejut Ardolph dan Denzel.
"Baiklah... aku paham, kalian sudah memiliki pasangan sekarang.." kata Albern.
"Dasar pacar.... Odelia?" Kata Ardolph yang ingin menggoda Albern.
"Odelia? Mana mungkin dengan kabel itu.." kata Albern.
"Diamlah buaya mesin kutu buku." Kata Odelia dari jauh.
.
"Kakak! Aku boleh minta oleh-oleh? Apapun itu tidak apa!" Kata Name senang.
"Tentu saja." Kata Yukina.
Name melihat ke arah tiga adik Toshiko.
"Salam kenal, aku Name Ayami." Kata Name.
"Salam kenal! Aku Raynard!" Kata anak lelaki berambut kuning itu.
"Aku Raynell, kakak Raynard!" Kata anak lelaki berambut merah itu.
"Aku Rayner... adik dari mereka berdua." Kata anak lelaki berambut hijau itu.
"Waah. Eh? Siapa? Siapa?" Kejut Name yang sudah melupakan mereka bertiga.
Nomu beranjak dari kursinya, lalu berdiri di samping Name.
"Aku Nomu, kakak Name sekaligus adik kak Yukina." Kata Nomu.
"Lain kali aku harus mengajak Rin..." keluh Rheinalth yang menyesal karena telah melewatkan waktu agar adik mereka semua saling berkenalan.
"Benar... seharusnya Ella juga kuajak.." kata Ermin.
"Aku seharusnya sesekali mengajak Sylia.." pikir Asuka.
.
Rayner berbisik pada Raynell dan Raynard,
"Name sangat manis."
"Oooh! Rayner menyukainya!" Bisik Raynard.
"T-Tidak, enak saja!" Kata Rayner dengan mukanya yang memerah.
"Dasar kalian ini! Mengapa kalian sangat mudah percaya? Bagaimana jika mereka semua ini adalah penipu yang ingin menyakiti kakak?" Tanya Raynell yang memiliki kecurigaan paling besar.
.
.
"Lama tak jumpa teman-teman.."
"HOE?! INI...!!!" Kejut Kurosa.
"Zeko!" Kejut Asuka.
"Dan juga..." kata Ardolph.
"... Zuko." Kata Yukina.
"Reuni bertambah.. seharusnya kita mengajak adik-adik kita..." kata Rheinalth dengan penyesalan yang tinggi.
"Name! Nomu! H-Halo." Kata Zuko yang masih sedikit gugup.
Name mengambil biskuit buatan Nera, lalu memberikannya pada Zuko.
"Zuko, ini." Kata Name.
"Aah.. terimakasih." Kata Zuko, mukanya sedikit memerah.
.
"Rupanya Name sudah memiliki seseorang?" Tanya Rayner.
"Jika iya, mengapa?" Tanya Raynell.
"Dia cemburu, xixixixi..." kata Raynard.
"E-Enak saja!" Keluh Rayner.
.
.
"Peringatan-peringatan, 5 hari lagi kita akan berangkat! Jadi, mari kita bersiap-siap!" Kata Ermin.
"Baik.." jawab semuanya.
.
.
"Aku sudah tidak sabar.." kata Alfred.
"Dasar tuan cepat.." keluh Alvina.
.
"Kakak, kalau bisa boleh lihat foto-foto di Bali nanti ya." Kata Name.
"Oh, boleh.." jawab Yukina.
.
.
"Aku sudah siap!" Kata Alfred.
"Dasar Alfred." Keluh Alvina.
.
"Kurosa... isinya apa saja itu?" Tanya Asuka yang curiga dengan tas-tas besar milik Kurosa.
"Isinya.... Sushi, Ramen instan, onigiri, ohagi, mochi--" kata Kurosa.
"Sudah kuduga isinya makanan semua, jangan lupa bawa baju.." kata Asuka.
"Yukina, bawaanmu sedikit sekali..." kata Ardolph.
"Ya, hanya ini yang perlu kubawa." Kata Yukina.
.
.
.
.
.
Malam sudah datang, Name, Nomu, Raynell, Raynard, Rayner, dan Toshiko pulang ke rumah masing-masing.
.
.
"Akhirnya kita bisa membuat kenangan bersama.. kudengar prinsip negara itu mirip dengan prinsip Kannoya Academy... aku jadi tak sabar.."