"Jangan pikir kau menang!"
Lelaki itu bangkit lagi.
"Oh tidak!" Kejut Takusan.
Odelia diam saja.
Lelaki itu mengangkat kedua tangannya ke atas, tempat itu menjadi gelap berwarna merah.
"Mengerikan!" Kejut Takusan.
"Eh? Ada apa?" Kejut Kurosa yang hampir membenturkan kepalanya pada sebuah pecahan balok.
Tanah bergetar. Rasanya hampir semuanya runtuh ke atas tubuh mereka.
"HIYAAAAAAAA!" Teriak Takusan.
"HOEEEEE!" Teriak Kurosa.
"...."
.
.
.
.
.
.
Ermin dan Rheinalth masih saling bergandengan tangan.
"Sepertinya...."
"Sudah sampai di sini..."
.
.
.
.
.
.
Alfred melihat ke arah ledakan itu. Asap-asap memenuhi ruangan. Rupanya gadis itu sudah tergeletak di atas tanah.
Alfred merasa lega, tetapi leganya tak bertahan lama.
Perlahan-lahan gadis itu mulai berdiri lagi, dengan tubuh yang setengah terbakar itu. Gadis itu mengibaskan apinya, sehingga api itu padam.
"Bagaimana mungkin..." pikir Alfred tercengang.
Gadis itu terlihat marah, ia membungkukkan tubuhnya.
Dari seluruh tubuhnya, jarum menusuk keluar. Tubuhnya penuh dengan darah.
"A-Apa itu?" Kejut Alfred.
.
.
.
.
.
Tak lama manusia besi itu segera berlari dan menerjang ke arah mereka. Manusia itu berhasil menarik kerah baju Osamu, Osamu terjatuh.
Buku-buku Osamu diperintahkan untuk mencari sebuah teori sihir, tetapi pencariannya terlalu lama. Manusia besi itu memukul kepala Osamu dengan kuat. Manusia besi itu menendang Osamu jauh-jauh bersama dengan Lucianna.
Osamu berusaha untuk berdiri lagi, tetapi manusia besi itu memukul Osamu terjatuh lagi.
"Tidak bisa..."
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jangan berpikir seperti itu. Aku dan Controler adalah teman dekat. Aku tahu cara kerja sihirnya. Sihirnya memang sengaja dimasukkan ke dalam setiap patung, dan jika ada seseorang yang berdiri di dekat patung itu, maka Controler akan memberi sedikit ancaman untuk membunuh mereka jika mereka tidak mau dijadikan uji coba olehnya. Dan ada tawaran lain, jika mereka tidak mau, maka mereka boleh menyerahkan sihir uji cobanya itu kepada anak mereka. Sihir itu melemahkan sihir yang berada di dalam tubuh orang itu. Ia memberi ancaman yang berbeda dari maksud aslinya sehingga orang lain merasa terancam. Aku bekerjasama dengannya untuk membuat sihir ini, jadi aku bisa membuat sihir ini menjadi lebih kuat efeknya dan menguntungkan. Controler berbuat hal itu agar ia dapat menyerap energi sihir untuk dirinya, tetapi setelah ia bergabung dengan Rei, ia menyerahkan semua sihir yang pernah ia serap. Aku sedikit kecewa mengapa ia menyerahkannya begitu saja.... jadi... sekarang, aku akan membunuh kalian, untuk tuanku. Dengan begini, sihir parasit ini akan sempurna." Kata Rowel.
"Tunggu.... jadi begitu." Pikir Alexa.
Shinaiaru mulai bersiap.
Rowel menerjang ke arah mereka secepat naga.
"Poison Gas." Kata Alexa.
Alexa mengeluarkan gas yang beracun, tetapi Rowel tidak terkena efek apapun karena ia dapat menahan nafasnya. Rowel tetap menerjang, lalu ia berhasil melukai tentakel-tentakel Shinaiaru dan juga tubuh Alexa.
Shinaiaru jadi geram karena Alexa telah dilukai. Shinaiaru membungkukkan tubuhnya, tentakel-tentakel mulai muncul, tetapi tentakelnya berbeda. Biasanya tentakelnya berwarna seperti kulitnya, tetapi sekarang tentakelnya berwarna seperti batu.
Shinaiaru meluncurkan semua tentakelnya pada Rowel, tetapi Rowel tidak mendapatkan efek apapun.
Rowel hampir melukai kepala Alexa, untungnya Shinaiaru menahan kedua tangan Rowel dengan tentakel-tentakelnya.
"Aku... tidak bisa berbuat apa-apa.." pikir Alexa sedikit sedih.
.
.
.
.
.
.
.
Ms. Love hendak pergi, karena Cursed sudah dikalahkan. Tetapi Cursed berdiri lagi,
"Kalian mau ke mana~ jangan tinggalkan aku yang tampan ini sendirian ~" kata Cursed sambil berlari-lari menyusul mereka semua.
"LARI!" Teriak Rippers secara histeris. Semuanya ikut berlari secepatnya.
.
.
.
.
.
.
.
Butterfly tersenyum kepada Hana.
"Tch! Mengapa kamu tidak mati saja?!" Tanya Hana dengan kasar.
"Karena misiku belum selesai." Kata Butterfly dengan lembut tetapi penuh semangat.
"Kamu mau membunuh kakakku kan?!" Tanya Hana kesal.
Hana menerjang ke arah Butterfly, Butterfly menghindarinya dengan anggun, padahal kedua kakinya dan telapak tangannya sudah berubah menjadi batu dan tanah.
.
.
"Hana, aku tidak pernah mencoba untuk membunuh Hoshi kok." Kata Butterfly dengan lembut.
"Dasar pendusta!" Teriak Hana sambil mengayunkan pedangnya.
Butterfly terus menghindarinya.
"Lihat, kakakmu sudah di sini, dia sangat merindukanmu. Mengapa kamu tidak menemuinya dahulu?" Tanya Butterfly.
"Jika aku menemuinya dahulu, pasti kamu sudah menyiapkan sebuah perangkap untuk membunuh dan mengambil kekuatan kami kan?!" Tanya Hana.
"Jika aku benar-benar ingin mengambil kekuatan kalian, aku tidak perlu membunuh kalian kok, aku mempunyai magic-eater." Kata Butterfly dengan lembut.
Tetapi Hana tetap berusaha untuk membunuh Butterfly.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Earth Knight Spartan!" Kata Ardolph.
Baju zirahnya berubah, bentuknya antara campuran zirah pertama dan kedua milik Ardolph.
Kapak Ardolph menjadi dua buah kapak besar.
Ardolph menancapkan salah satu kapaknya ke atas tanah. Sebuah gunungan tanah muncul dari kapak yang ia tancapkan, gunungan itu meluncur pada lelaki itu. Gunungan itu lebih kuat, lelaki itu menghindarinya.
Ardolph menebas-tebas udara, gunungan-gunungan tanah muncul dengan banyak untuk menghantam lelaki itu. Tetapi lelaki itu menghindarinya terus.
"Bagaimana ini..." pikir Ardolph.
"A-Aku coba bantu." Kata Toshiko gugup.
Toshiko menciptakan ranting-ranting api, tetapi tak lama ranting-ranting itu terbawa oleh angin hurricane itu.
".... maaf.. aku lemah." Kata Toshiko sedih.
"Tidak apa-apa... aku tahu hatimu kuat, jadi suatu saat kamu pasti akan menjadi kuat." Kata Ardolph.
Toshiko sedikit tersipu. Toshiko tersenyum.
.
.
"Duuuh... padahal kita ini semua bertarung demi menyelamatkan Yukina, mengapa justru aku menjadi sangat lemah begini?" Pikir Ardolph.
"...."
"..."
".."
"."
"Benar! Aku ingat!" Kejut Ardolph.
"Eh?! Ingat apa?!" Kejut Toshiko.
Ardolph menarik nafasnya dalam-dalam.
"YUKINA! APAKAH KAMU MENDENGARKU?!" Teriak Ardolph dengan sangat keras.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yukina terkejut.
"Ardolph?" Pikir Yukina.
"Bagaimana mungkin... bukankah aku sudah dilupakan?" Tanya Yukina dengan dirinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Takusan! Odelia! Ayo kita persatukan kekuatan kita, UNTUK YUKINA!" Teriak Kurosa.
.
.
.
.
.
.
.
"Tidak boleh Rheinalth! Kita tidak boleh berakhir di sini!" Kata Ermin secara tiba-tiba dengan tegas.
"Benar, Ermin. Ini semua demi Yukina." Kata Rheinalth.
.
.
Mereka berdua kembali membuka kedua mata mereka.
"Ayo, Rheinalth." Kata Ermin.
"Baik, Ermin." Kata Rheinalth.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jika hanya aku yang tersisa, baiklah, aku akan berusaha untuk mehanannya, sekuat-kuatnya diriku... demi melindungi Alvina dan juga Yukina." Kata Alfred.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Osamu yang dipukuli bersama dengan Lucianna mulai bergerak,
"Tidak boleh!" Kata Lucianna.
Matanya memancarkan kilat-kilat menyambar.
"Ini semua demi Yukina!" Kata Lucianna.
Tubuh Lucianna memancarkan kilat-kilat petir.
Lucianna menyetrum manusia besi itu, sehingga manusia besi itu terlemparkan. Manusia besi itu terjatuh, lalu manusia besi itu mulai berdiri lagi, ia siap menerjang.
"Osamu... ayo." Kata Lucianna.
"Baik." Jawab Osamu.
.
.
.
.
.
.
.
"Tidak, aku harus berbuat sesuatu, agar Shinaiaru dan Yukina tidak kelelahan!" Kata Alexa.
Alexa menapakkan telapak tangannya pada tanah, gas kabut memancar dan menutupi padangan mereka.
"Ibu? Ibu?" Kejut Shinaiaru.
"Tenang saja, aku di sini. Gunakan instingmu, Shinaiaru." Kata Alexa.
"Aku juga akan membantu kok, Shinaiaru." Kata Alexa.
Alexa melakukan gerakan mendorong ke depan, Rowel terdorong dengan gas yang dipancarkan oleh Alexa.
"Rupanya sihir gas bisa mendorong ya?" Pikir Alexa.
.
.
.
.
"KITA HARUS LARI! TETAPI KITA HARUS MENYELAMATKAN YUKINAA! BAGAIMANA INI?!" Teriak Rippers secara panik.
"BAIKLAH, KITA BERLARI KE ARAH YUKINA SAJA!" Balas Evania.
"TAPI DI MANA LETAK YUKINA?" Tanya Sally.
"ENTAHLAH!" Jawab ms. Love.
"Perasaanku berkata, kita lari saja." Kata Viola sambil berlari.
"Tunggu akuu~" teriak Cursed dengan 'anggun' sambil mengejar mereka semua.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Oh iya! Kita harus menyelamatkan Yukina! Ara ara, Yukina malang, apa yang telah ia pikirkan." Kata Butterfly.
Butterfly menghindari semua serangan Hana, lalu Butterfly menciptakan madu dari pedang Hana lagi, sihirnya sudah tidak berada di dalam pedang Hana lagi.
"Cukup?" Tanya Butterfly.
"Bukannya dengan begitu, tubuhmu semakin tersakiti?" Tanya Hana.
"Tidak kok. Lihat lihat! Aku baik-baik saja." Kata Butterfly.
"Hana!" Kata Hoshi sambil berlari ke arah Hana.
"Ini, kakakmu menunggumu." Kata Butterfly.
Hana merasa senang,
"Kakak.." kata Hana.
.
.
Punggung Hana tertusuk dari belakang, Butterfly terkejut, dengan segera Butterfly melihat ke arah belakang Hana, tetapi saat ia melihat ke arah belakang Hana, benda tajam mengenai salah satu matanya. Butterfly mencabut benda kecil yang tajam itu dari matanya.
"Membosankan, Hana! Kamu mengecewakan! Kamu menghilangkan sihir baruku yang sempurna!" Kata Masokish Girl dengan amarah yang tidak menentu.
Hoshi terkejut.
Masokish Girl mencabut tanah keras yang menusuk punggung Hana. Hana terjatuh ke atas tanah.
"Hana? Hana? Hanaa?" Kejut Hoshi.
Hana kesakitan. Perutnya dan punggungnya mengeluarkan darah yang banyak.
Butterfly menutup luka besar Hana dengan madunya,
"Aku belum meminum sihir penyembuh hari ini--" kata Butterfly, tak lama kaki Butterfly tertusuk oleh tanah keras yang secara tiba-tiba muncul.
"Hana? Jangan pergi Hana..." kata Hoshi tanpa ekspresi.
.
.
Tak lama Hoshi diam saja, tetapi tanah mulai bergemuruh. Tanah, di mana Hoshi berlutut untuk membangunkan Hana, mulai retak. Tanah mulai condong ke bawah.
Hoshi mulai merasa kesal sekali kepada Masokish Girl.
Seluruh jalanan dan dinding mulai hancur.
Masokish Girl tertawa.
.
.
.
.
.
.
.
"DEMI YUKINA!" Teriak Ardolph.
Ardolph menerjang dan membiarkan kapak lainnya tertancap di atas tanah agar Toshiko dapat berpegangan pada kapak itu.
Ardolph mengayunkan kapaknya. Gunungan-gunungan tanah banyak yang tercipta.
"Jadi begini ya..." pikir lelaki itu.