Unduh Aplikasi
76.27% Kannoya Academy / Chapter 343: The Cosmic

Bab 343: The Cosmic

Denzel dan Albern berhenti, hal itu mengejutkan Junko yang masih berjalan dan menabrak punggung Denzel.

"Kalian mengikutiku?" Tanya Albern dingin.

"Yah, kita kan teman." Kata Denzel.

"Aku.. menabrak punggung Denzel! WAAAAA SENANGNYAAAA!" Kata Junko sambil tenggelam di dalam imajinasinya.

"Siapa dia?" Tanya Albern.

"Dia Junko. Orang yang tergila-gila denganku." Jawab Denzel.

Junko terkejut,

"Yaaaah.... aku hanya dianggap orang gila..." kata Junko sedih.

"Eeeeh?! Junko?!" Kejut Denzel panik.

Albern menghela nafasnya. Lalu mulai berjalan lagi.

Denzel dan Junko mengikutinya.

.

.

.

.

Albern berhenti, Denzel menabrak Albern, dan Junko menabrak Denzel.

"Aaastagaa! Mengapa kalian mengikutiku?!" Tanya Albern kesal.

"Sudah kubilang kan?" Kata Denzel.

Junko memegang pundak Denzel sambil melihat ke atas dan berkata,

"Denzel... aneh ini. Lihat, langit-langit ruangan ini penuh dengan bintang. Menurut Junko akan sangat aneh jika Junko, Denzel, dan Albern berada di dalam ruangan yang di dalam tanah dan Junko, Denzel, dan Albern dapat melihat bintang-bintang." Kata Junko.

"Benar juga." Jawab Albern dan Denzel.

"Mengapa ya ada bintang-bintang?" Tanya Albern.

.

.

.

Seorang lelaki nampak.

"Jangan ganggu aku. Aku harus menyelesaikan misiku, lalu kembali kepada bintang-bintang itu."

"Hah? Aneh sekali bicaramu." Kata Albern.

Lelaki itu hanya diam saja.

"Apa misimu?" Tanya Denzel penasaran.

"Bukan urusanmu, kutu buku." Kata lelaki itu.

Junko merasa kesal.

"Blood!" Kata Junko.

Dari lengan lelaki itu, keluarlah darah, lalu darah itu mengalir ke arah Junko. Junko mengambilnya.

Lelaki itu hanya diam saja.

"Misi Antares adalah.... membunuh sebanyak-banyaknya orang untuk atasan Antares, lalu jika Antares sudah tidak diperlukan, Antares akan dibunuh, atau Antares akan menbunuh dirinya demi tuannya." Kata Junko.

"Siapa Antares?" Tanya Albern.

"Antares." Kata Junko sambil menunjuk lelaki itu.

Lelaki itu menggaruk-garuk rambut kemerahannya itu,

"Sudahlah... aku harus menyelesaikan misiku." Kata Antares, lelaki itu.

Antares mengarahkan tangan kanannya pada Denzel, Junko, dan Albern.

"Machine." Kata Albern.

Tubuhnya dilapisi oleh mesin-mesin.

"Hologram sword." Kata Denzel.

Pedang yang terbuat dari hologram dan lalu yang berubah menjadi mesin dan laser muncul. Denzel mengambilnya.

"Blood whip." Kata Junko.

Dari telapak tangan kanan Junko, keluarlah banyak cairan darah yang menyatu dan menggumpal, dan makin lama darah itu membentuk menjadi sebuah cambuk.

Antares diam saja.

"Kamu tidak boleh membunuh siapapun." Kata Denzel.

Mereka bertiga menerjang bersama-sama.

Tetapi, tak sengaja, Denzel sedikit menghalangi Albern, sehingga... karena Albern memiliki kecepatan yang sangat bagus dan Denzel tidak memiliki kecepatan yang bagus, mereka saling menabrak.

"Denzel!" Kejut Junko.

Albern terlempar ke arah Antares, Antares hanya memegang kepala Albern dan melemparkannya kembali.

Junko yang berhasil menangkap Denzel, terhantam oleh tubuh Albern. Justru karena itu, Albern menggunakan Junko sebagai tumpuan untuk menerjang ke arah Antares.

Denzel dan Junko terjatuh ke atas tanah.

.

.

Albern memukuli Antares dengan cepat, semua serangannya tidak ada yang meleset.

Denzel melihat keadaan Antares,

"Tidak ada efek apapun yang terjadi pada Antares saat Albern menyerangnya." Kata Denzel.

"Ayo Denzel, Junko dan Denzel bantu!" Kata Junko.

Mereka berdua menerjang bersama.

.

.

Albern tetap menyerang Antares, dan tanpa disadari, tak sengaja ia menendang kepala Denzel, tetapi untungnya tendangannya tidak begitu berefek pada Denzel, Denzel hanya terpukul mundur sedikit, lalu ia menerjang lagi.

Junko melilit tangan kanan Antares dengan cambuknya, tetapi... aneh... Albern menyerang cambuk itu, sehingga cambuk itu terputus.

"Eh?" Kejut Junko.

Junko melompat mundur bersama dengan Denzel.

"Yah.. wajar saja, dia masih baru, dia belum bisa memahaminya." Kata Denzel.

Denzel menerjang ke arah Antares.

"Dasar bocah." Kata Antares kesal.

Antares mengangkat tangan kanannya ke arah langit, bintang-bintang di langit-langit ruangan itu bersinar. Semua cahaya itu berkumpul pada tangan Antares.

Antares mengarahkan tangannya pada Albern. Semua cahaya itu menerjang ke arah Albern, Albern menghindar, tetapi cahaya itu terus mengikuti.

"Haargh!"

Denzel menahan semua cahaya bintang itu, lalu semua cahaya bintang itu lenyap.

Dengan kasar, Albern memegang pundak Denzel, lalu melemparkannya pada Antares.

"LHO EH EH EH EH EH EH EH!" Kejut Denzel.

"Denzeeeeeel!" Teriak Junko.

"AKU BELUM SIAP!" Teriak Denzel.

Denzel sudah dekat pada Antares, lalu Denzel menebas pinggangnya. Tetapi sebelum pedang itu sampai, Antares menggenggam pedang Denzel dan meremukkannya.

Albern menerjang dan melompat ke atas Denzel. Denzel diinjak dan terjatuh ke tanah. Albern menyerang Antares lagi.

"Denzeeel!" Teriak Junko sambil berlari ke arahnya.

Junko menyeret Denzel keluar dari bawah Antares.

"Aduh..." keluh Denzel.

"Healing." Kata Junko.

Junko memulihkan keadaan Denzel.

"Dia kuat dan lincah... tetapi dampak serangannya kurang..." kata Denzel.

"Benar." Jawab Junko.

.

.

"Dasar lemah." Kata Antares.

Antares menangkap kedua tangan Albern.

"Tidak ada variasi gerakan... semuanya hanya diulang-ulang saja. Kamu bukan hanya lemah, tetapi juga bodoh. Bos akan kecewa jika aku memberikanmu padanya... tetapi tidak apa-apa... kamu bisa menjadi penopang stamina milik bos." Kata Antares.

Antares membanting Albern ke atas tanah.

Sebelum Albern berdiri lagi, Antares sudah berada di atasnya, dengan cahaya-cahaya bintang yang terang benderang.

Antares menunjuk ke arah Albern, semua cahaya itu menjatuhi tubuh Albern.

Albern hendak berdiri lagi, tetapi Antares menginjaknya.

.

.

Lalu,

"Huh?" Kejut Antares.

Kakinya tiba-tiba terangkat sendiri.

"Apa ini?" Pikir Antares.

"Backflip!" Kata Junko.

Tiba-tiba Antares melakukan backflip yang gagal. Antares terjatuh.

Albern berdiri lagi.

Denzel menerjang ke arah Antares. Tebasan Denzel tidak secepat Albern, jadi pedangnya diremukkan sekali lagi hingga hancur.

Denzel melompat mundur, tanpa disadarinya ia justru menjatuhi Albern.

"Hoi! Jangan halangi aku!" Kata Albern.

Albern melemparkan Denzel ke samping. Albern menerjang lagi.

"Albern! Biar aku bantu!" Teriak Denzel sambil menciptakan pedang lainnya.

"Kamu hanya mengganggu!" Jawab Albern.

"Asal kamu tahu saja... semua seranganmu tidak berefek apapun!" Kata Denzel.

Albern tidak menjawab, ia tetap menyerang.

"Albern! Bagaimana jika Albern, Denzel, dan Junko bekerja sama?" Tanya Junko.

"Berisik!" Jawab Albern.

Antares tertawa.

"Bodoh sekali ya... bodoh sekali." Kata Antares sambil tertawa.

Antares menangkap kaki Albern dan Antares memutar kaki Albern ke arah yang benar-benar salah. Kaki Albern terkilir parah.

"Sudah kubilang..." kata Denzel yang lalu menerjang ke arah Antares.

Junko mencambuk dari jauh. Cambuk itu melilit tangan kanan Antares dengan kuat. Antares mengayunkan tangan kanannya ke belakang untuk menarik Junko, tetapi Junko tidak tertarik.

Junko menarik cambuknya ke belakang, Antares tertarik dan Denzel berhasil menebas pundak Antares. Tak lama Antares menggenggam pedang Denzel dan dengan cepat Antares menusuk pedang itu pada tangan kanan Denzel.

"Duh.... lemahnya...." keluh Antares.

"Denzel!" Kejut Junko.

Antares menangkap tangan kanan Denzel dan memutarnya lagi ke arah yang sangat salah. Tangan Denzel terkilir.

Belum selesai, Antares menangkap kaki kiri Denzel dan mematahkannya.

Antares membanting Denzel ke atas tanah.

"Gerakan Antares... mengapa tidak terprediksi oleh Junko?" Pikir Junko.

Antares tiba-tiba berada di atas Albern dan menginjaknya. Antares juga mematahkan tangan kiri Albern.

Antares melihat ke arah Junko.

"Perempuan... huh.." keluh Antares.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C343
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk