Setelah beberapa hari, rupanya Time Stop dan Time Ruiner bekerja dengan cepat.
"Kami menemukannya!" Kata Time Stop.
"Benarkah?" Kejut Ardolph.
"Ya, jadi, mulai dari sekarang, jangan khawatir. Kita akan mengembalikan Yukina." Kata Time Stop.
Lalu Time Stop meninggalkan mereka.
"Astaga... tidak ingin memberitahukan kita..." keluh Asuka.
Junko tersenyum.
"Death Peace ada jauh dari sini, Junko tahu di mana." Kata Junko.
"HOE? Kamu mengetahuinya? Mengapa tidak bilang dari kemarin?" Tanya Kurosa.
"Junko barusan tahu.... Junko baru saja membaca pikiran Time Stop." Kata Junko.
Asuka tertawa kecil,
"Junko nakal." Kata Asuka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian.
"Di sini..." kata Junko.
"Di sini rupanya. Gedung rusak..." kata Odelia.
"Rupanya ada yang lebih miskin dari Kannoya Academy..." kata Odelia.
"Oh, Odelia ikut rupanya.." kejut Kurosa.
"Memangnya mengapa? Aku hanya ingin melihat kualitas sekolah Kannoya Academy..." kata Odelia.
"Ayo!" Teriak Kurosa sambil berlari masuk.
"Kurosa, jangan keras-keras!" Kata Asuka mengomel sambil menarik baju Kurosa.
"Eeeeee...." Kurosa terjatuh ke belakang.
"Jangan buru-buru, jangan-jangan ada jebakan." Kata Albern dan Osamu bersamaan.
"Rupanya ada dua pintar di sini.." kata Asuka.
.
.
.
"Mengapa aku ikut?" Pikir Odelia.
Odelia menunduk.
"Sebenarnya aku tidak peduli.... tetapi..." pikir Odelia.
Odelia mengingat saat-saat di mana ia berbincang dengan Yukina di pemandian umum.
"Dasar kaset rusak... mengapa aku memperdulikannya?" Pikir Odelia.
.
.
.
"Mengapa aku ikut ya?" Tanya Albern.
"Mana aku tahu..." jawab Osamu.
.
.
"Aku merasa aku harus datang... aneh sekali...." pikir Albern.
.
.
.
Junko menutup kedua matanya,
"Belum ada hawa-hawa darah mengalir." Kata Junko.
"Junko kamu menyeramkan..." kata Asuka.
"Belum merasakan pergerakan apapun..." kata Ardolph.
"Belum merasakan apapun." Kata Ermin dengan sihir anginnya.
.
.
"Baiklah... bagaimana?" Tanya Rheinalth.
.
.
.
.
"Sstt... awas!" Kata Junko.
Junko membuat teman-temannya terjatuh ke atas tanah.
.
.
.
"Junko?" Tanya Denzel.
"Sttt..." kata Junko.
.
.
.
.
.
.
"Hm... rupanya di sini ya." Jawab Time Stop.
.
.
"Kakak, aku sudah menjelajahnya, tidak ada jebakan apapun.... mereka percaya diri sekali ya." Jawab Time Stop.
.
.
"Begitu..." pikir Junko.
.
.
.
"Baiklah, bagaimana jika kita masuk? Dengan cara halus tentunya." Kata Butterfly.
"Sepertinya tidak perlu cara halus." Jawab Flame Man.
"Hmm... tapi teman-teman... hati-hati..." kata ms. Love.
Semua pahlawan itu masuk.
"Kita sekarang?" Tanya Alfred tidak sabar.
"Baiklah." Jawab Junko.
.
.
Mereka semua ikut masuk dengan diam-diam.
.
.
.
"Lorong biasa?" Tanya ms. Love.
"Seharusnya ada yang menjaga di luar." Kata Time Ruiner.
"Baiklah, biar aku saja." Jawab Umbrella girl.
"Aku juga!" Kata Pahlawan no 7.
Mereka berdua pergi keluar.
"EEEEEEEEEE?" Kejut teman-teman di dalam hati mereka.
"Invisible!" Kejut Osamu.
Untungnya, mereka menjadi tidak terlihat dan tidak terdeksi. Pahlawan peringkat 7 dan Umbrella girl sepertinya tidak menyadari keberadaan mereka.
"Baiklah... ayo..." bisik Osamu.