Unduh Aplikasi
62.52% Kannoya Academy / Chapter 281: Controled together

Bab 281: Controled together

Junko menerjang ke arah Controler, tetapi Denzel selalu menghalangi Junko.

"Begitu..." kata Junko.

Junko menerjang ke arah Denzel, Denzel menahan Junko.

"Hologram barrier!" Kata Denzel.

Sebuah perisai melindungi Denzel dari terjangan Junko. Junko menabrak perisai Denzel, tetapi,

"Semoga berhasil!" Pikir Junko.

Junko mengayunkan cambuknya ke arah Controler. Denzel terkejut karena ia telah tertipu.

Cambuk itu hampir mengenai tubuh Controler, sayangnya Controler menghindar.

"Aaah....!" Pikir Junko kecewa.

Junko melompat mundur.

"Blood rain!" Kata Junko.

Dari pundaknya keluar sedikit darah, dan darah itu menghujani tempat itu, sehingga tempat itu menjadi penuh darah.

"Kamu menggunakan teknik pemulihan? Untuk apa?" Tanya Denzel.

"Ada deh.." kata Junko.

Junko kembali menerjang ke arah Controler.

.

.

.

.

.

Ardolph menyerang Yukina.

"Terpaksa...." pikir Yukina.

Yukina memerintahkan untuk semua pedang yang menjadi sayapnya untuk terbang ke langit. Ardolph hanya diam saja.

.

.

Ardolph menerjang ke arah Yukina dengan cepat. Yukina menahan Ardolph dengan perisainya. Tetapi,

"Ohok..."

Tubuh Yukina berdarah.

"Aku lupa jika ia bisa menembus pertahanan." Pikir Yukina.

Karena gerakan Yukina di dalam baju zirah ini tidak selincah di dalam baju zirah 'spring wind samurai', maka Yukina sedikit lebih susah untuk menghindar.

.

.

"Akhirnya..." pikir Yukina.

Di langit, sebuah badai terbentuk.

Yukina memerintahkan untuk pedangnya menerjang ke arah Ardolph.

Badai itu dilemparkannya kepada Ardolph.

Yukina memerintahkan semua pedangnya untuk berkumpul pada sebuah pedang yang ia bawa.

Semua pedang berkumpul, pedangnya mulai berkamuflase.

Baju zirah bersama tubuh Yukina juga berkamuflase.

Yukina menerjang ke arah Ardolph. Karena Yukina sedikit kasat mata, Ardolph kesusahan.

Yukina menebas-tebas Ardolph dengan cepat dan kuat.

"Terakhir.... wind storm!" Kata Yukina.

Yukina menancapkan pedangnya di depan Ardolph. Semua angin yang terkumpul meledak. Yukina sudah tidak kasat mata lagi, ke 5 pasang pedang itu kembali ke punggung Yukina.

"Hoosh... hosh..." kata Yukina.

"Status." Kata Yukina.

Status dirinya pun muncul, diberitahukan bahwa stamina Yukina tinggal 4000 dari 10.000.

"Sejak kapan staminaku menjadi 10.00?" Kejut Yukina.

"Friend status." Kata Yukina.

Ia mulai melihat keadaan teman-temannya.

"Kurosa stamina 30.000 dari 40.000, Asuka 2000 dari 7000, Ardolph 1000 dari 5000, dia sudah menghabiskan lumayan banyak stamina. Denzel 7000 dari 5000? Hah?" Kejut Yukina.

"Aneh, kok bisa?" Pikir Yukina.

"Apakah ada yang salah? Coba aku telepati." Kata Yukina.

Saat Yukina hendak bertelepati, sistem itu tidak berfungsi.

"Aneh... ada yang aneh." Kata Yukina.

.

.

Yukina melihat ke arah Ardolph, Ardolph masih berdiri tegar, tanpa luka, hanya sedikit lecet pada dadanya.

"Apa?" Kejut Yukina.

Ardolph menerjang ke arah Yukina. Yukina menahan terjangan Ardolph dengan pedangnya.

Pedangnya mulai retak.

Yukina memerintahkan ke 5 pasang pedangnya untuk membantu pedang yang ia pegang untuk menahan Ardolph.

"Memang dari awal kapak lebih kuat dari pedang dalam sistem ketahanan dan kekuatan..." pikir Yukina.

"Extraaaaa!"

"Hah? Siapa itu?" Pikir Yukina.

Pedang Yukina menjadi bercahaya. Retakan yang tadi pulih sendirinya.

"Takusan, terimakasih." Pikir Yukina karena bedasarkan auranya, Yukina mengetahui bahwa itu adalah Takusan.

Yukina terus mendorong Ardolph. Tetapi fisik Ardolph memang lebih kuat ototnya.

"Wind blow!"

"Name?" Kejut Yukina.

"Sword make, wind!"

"Nomu?" Kejut Yukina.

Pedang-pedang yang banyak meluncur pada kapak Ardolph dan mulai mendorongnya.

Yukina tersenyum,

"Terimakasih, teman-teman...." pikir Yukina.

"Sekali ini saja, pinjami kekuatanmu, Sky Warrior.." kata Yukina.

Pedang-pedang Yukina makin bercahaya.

"Haaaaaaaaaaaaargh!" Teriak Yukina yang mengungguli Ardolph.

Ardolph terpukul mundur, ledakan angin terjadi.

Mereka berdua melompat ke belakang mereka masing-masing, sehingga membuat jarak yang lebih jauh.

Ardolph melihat ke arah Name.

"Eh?" Kejut Name.

Yukina segera berlari ke arah Name pada saat Ardolph menerjang ke arah Name.

Tetapi rupanya Ardolph lebih cepat sampai kepada Name.

"Name!" Teriak Yukina.

Ardolph berdiri di depan Name.

Ardolph mulai mencubit kedua pipi Name dan menunjukkan muka puas.

"Lho?" Kejut Yukina.

"L-Lucunyaa...." kata Ardolph.

"Eeh kaw Awdolph, Henwikan!" Kata Name.

"Memang adik Yukina sangat lucu... Yukina juga lucu... mungkin kalau aku menikah dengan Yukina aku akan mempunyai anak selucu ini.... gemez.." kata Ardolph.

Muka Yukina langsung memerah.

Takusan juga menunjukkan muka-muka kepuasan.

"Eh? Kak Ardolph! Aku tahu kak Ardolph memang pacarnya kakak, tetapi aku tidak akan memperbolehkan kak Ardolph mencubit pipi Name secara sembarang dan juga aku tidak akan memperbolehkan kak Ardolph menikahi kakak begitu saja!" Kata Nomu.

Muka Yukina semakin memerah,

"Nomu.. hentikan..." kata Yukina perlahan.

Tetapi Ardolph tetap mencubit pipi Name. Ardolph mulai berbunga-bunga.

"Woi! Kak Ardolph dengar ga sih?!" Kata Nomu kesal.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setiap kali Junko menerjang ke arah Controler, Denzel selalu menghalanginya.

Junko mendapat ide.

"Hiyah!" Teriak Junko.

Junko membanting cambuknya ke tanah, tanah menjadi hancur karena cambuknya.

Controler masih menikmati camilannya.

Junko melompat ke arah Controler, tetapi Denzel menangkapnya. Saat menangkap Junko, Junko berubah menjadi gumpalan darah. Denzel dan Controler menjadi sedikit panik.

"Kemana Junkoku sayang?" Tangis Denzel.

.

.

Junko muncul dari tanah, dan Junko mengayunkan cambuknya pada Controler. Seperti biasa Denzel menghalanginya, tetapi Junko tersenyum.

.

.

Junko muncul di belakang Controler, membuat Controler meneteskan darahnya, dan Junko mengambil darah itu, lalu menjilatnya.

Controler segera melihat ke belakangnya, maka Junko tertawa.

"Ms. Bloody!" Kata Controler kesal.

.

.

"Control magic!" Kata Junko.

Controler tertawa,

"Maaf..." katanya.

Junko terkejut.

"Sihirku hanya bisa digunakan olehku." Kata Controler.

"Bagaimana ini..." pikir Junko.

Junko mendapatkan ide lain.

"Kalau begitu..." kata Junko.

"Blood type, O!" Kata Junko.

Junko memegang kepala Controler, dan Junko berubah menjadi gumpalan darah, dan ia masuk ke dalah tubuh Controler.

"Biar aku lepaskan teman-teman dari dalam sini!" Pikir Junko.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C281
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk