Yukina menengok dari jendelanya. Ia melihat bintang-bintang yang sangat cantik. Ia memutuskan untuk keluar ke balkon.
Yukina menatap bintang-bintang indah itu. Tanpa disadarinya, air matanya menetes.
"Mengapa? Mengapa aku menangis?" Pikir Yukina.
Yukina mengusap air matanya. Tetapi ia merasa sangat sedih.
"Ada apa ini?" Pikir Yukina.
Yukina kembali menatap langit malam nan indah itu.
"Aku merasa.... aneh.... aku merasa sedih tanpa alasan, bahkan aku menangis." Kata Yukina. Ia sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
"Apakah karena nostalgia? Atau sebagainya?"
Yukina sedikit terkejut saat ada yang membalas perkataannya.
"Siapa? Siapa yang menguping?" Tanya Yukina sambil melihat ke balkon samping dan atas dan juga bawah.
"Ini, di seberangmu." Balasnya.
Yukina melihat ke seberang, tampaklah Megan.
"Oh Megan." Kata Yukina.
"Maaf mengupingmu, karena kamu menangis, aku jadi sedikit khawatir." Kata Megan.
"Aah... tidak apa-apa. Bahkan aku tidak tahu mengapa aku menangis." Jawab Yukina.
Megan melihat ke langit,
"Apakah karena bintang-bintang itu?" Tanya Megan.
Yukina menjawab,
"Mungkin.... tetapi itu hanyalah bintang-bintang biasa nan indah... mengapa aku menangis?"
Megan berpikir sebentar, lalu menjawab,
"Mana aku tahu... aku hanya bisa menduga-duga saja sih..."
"Ya... benar... aku bahkan tidak tahu..." kata Yukina.
.
.
Akhirnya semuanya tertidur, tetapi..
.
.
"Apa itu?!" Kejut Yukina.
Yukina melihat ada 2 cahaya yang bersinar sangat terang. Dan ada cahaya lain yang sedikit lebih redup, jadi jumblahnya ada 3 cahaya.
"Bintang tidak seterang ini.... mengapa mereka bertiga sangat menyilaukan?" Pikir Yukina.
Lalu, cahaya yang paling redup pun padam. Saat cahaya itu padam, muncullah bintang-bintang yang sangat banyak. Lalu kedua cahaya terang sisanya pun meredup juga, lalu akhirnya menghilang. Dari 2 cahaya tersebut, muncullah banyak sekali bintang-bintang, dan muncul juga 2 cahaya terang yang lainnya yang lebih terang dari semuanya.
.
.
Yukina terbangun.
"Apa itu?!" Kejutnya.
Yukina duduk di atas kasurnya.
"Aneh sekali mimpi itu... tetapi.... mengapa aku ingin menangis..." pikir Yukina.