Yukina dan Ardolph sampai kepada Eric.
"Siapa dia? Pacarmu?" Tanya Eric.
Ardolph dan Yukina terkejut akan apa yang telah dikatakan oleh Eric. Spontan muka Yukina memerah.
"B-Bukan! Dia adalah partner ku!" Kata Ardolph.
"Partner? Bukannya itu sama saja?" Tanya Eric.
Mereka berdua hanya diam saja.
Eric berjalan mendekat.
"Ahaa... sudahlah ngocehnya. Kalau kalian diam saja, aku akan segera menghancurkan tangga-tangga itu." Kata Eric.
Eric menerjang ke arah anak-anak tangga yang sedang dinaiki oleh Katsumi. Terjangan Eric secepat batu yang dilontarkan oleh ketapel yang sangat kuat.
Ardolph dan Yukina terlambat menyadarinya. Setelah menyadarinya, Yukina mengarahkan tangan kanannya ke arah Eric. Tanpa sepengetahuan Eric, sayap pedang Yukina melesat cepat ke arah Eric. Eric menabrak pedang Yukina. Yukina sengaja mengarahkan pedangnya di bagian yang tidak tajam sehingga Eric tidak mati.
Eric terjatuh, tetapi ia berdiri lagi.
Eric berlari ke arah Ardolph. Larinya pada awalnya sangatlah lamban, tetapi dengan tiba-tiba ia melesat dengan sangat cepat.
Sebelum Eric menghantam Ardolph, Yukina sudah menerjang di depan Ardolph, dengan perisainya ia menahan Eric, tetapi perisainya sedikit retak setelah menahan Eric.
"Dia kuat!" Pikir Yukina.
Eric menekan semakin kuat, dan perisai Yukina hendak hancur.
Eric tersenyum.
.
.
Yukina mendorong perisainya, sehingga memberikan tekanan yang lebih kuat pada perisai itu. Perisai itu pun hancur berkeping-keping.
"Aneh sekali... mengapa kamu justru menekankan perisai itu sehingga hancur?" Tanya Eric.
"Kepercayaan." Kata Yukina.
Eric tidak paham apa maksudnya.
Yukina mengambil salah satu pedang sayapnya itu. Yukina menerjang ke arah Eric.
"Stone!" Kata Eric.
Sebuah gunungan batu muncul. Yukina menapakkan kakinya di samping gunung itu untuk menghancurkan gunungan batu itu, tetapi kakinya mengeluarkan sedikit darah.
Yukina berhenti menapakkan kakinya, ia mengayunkan pedangnya pada gunungan batu itu, tetapi batu itu tidaklah hancur.
"Itu adalah batu. Batu. Tahan dengan angin sekencang apapun." Kata Eric.
"Stone!" Katanya lagi.
Gunungan batu mengelilingi Yukina dan hendak menjatuhkan diri mereka pada Yukina, sehingga Yukina terjepit.
Yukina hanya diam saja. Itu menimbulkan sebuah kecurigaan pada Eric.
Eric melihat sekelilingnya, dan ia baru menyadari.
"Ardolph! Di mana kamu?!" Kejutnya.
.
.
"Yosh. Yukina." Kata Ardolph.
Tubuh Ardolph bersinar kecoklatan menyamai tanah. Rambut kecoklatannya berkibar-kibar. Tubuhnya terlihat lebih kuat.
"Earth! Just this time, please listen to me! (Bumi! Hanya sekali ini saja, kumohon dengarkanlah aku!)"
Lantai ruangan itu bersinar kecoklatan.
"Earth strike!" Teriak Ardolph.
Tanah berkumpul dan menerjang ke arah Eric dengan kuat. Lantai di ruangan itu menjadi tidak stabil, ada yang naik, ada yang turun, ada yang diam saja. Lantai juga retak. Tanah itu menjadi keras dan menerjang ke arah Eric dengan kencang.
Yukina yang hampir terperangkap oleh batu-batu Eric, segera melesat dengan cepat, sehingga ia lolos.
"Wind sword! Wings!" Kata Yukina.
Pedang-pedang Yukina yang tidak terlihat itu, menggiringi terjangan tanah Ardolph. Ke empat pedang itu berputar memutari terjangan tanah itu.
Angin di ruangan itu berkumpul pada pedang-pedang Yukina, sehingga mendorong tanah Ardolph dan membuatnya menerjang 5 kali lebih cepat.
Melihat itu, Eric segera menutupi dirinya dengan sihirnya, "Coral Reef!"
Batu karang menyelubungi dirinya. Tetapi hantaman tanah dan angin itu sangatlah kuat. Hantaman tanah dan angin itu merusak semua batu karang Eric hingga berkeping-keping.
Eric mengelak. Ia melompat ke atas.
.
.
Yukina segera pergi ke samping Ardolph.
Ardolph mengangkat kapaknya di atas kepalanya. Yukina membawa pedang-pedang yang tidak terlihat itu. Ia mengangkat pedang-pedang itu di samping kapak Ardolph. Kapak dan pedang itu saling mengenai satu sama lain.
"Earth!" Kata Ardolph.
Tubuhnya yang masih bersinar, kian lama sinarnya semakin terang.
"Wind!" Kata Yukina.
Memang tubuh Yukina belum bersinar pada saat itu. Tubuh Yukina bercahaya, cahaya itu berwarna putih bening, bagaikan angin.
Senjata mereka berdua pun ikut bersinar.
.
.
"Stone Meteor!" Kata Eric.
Sebuah meteor besar sedang ia siapkan.
.
.
Yukina dan Ardolph saling berpandangan.
Mereka memalingkan pandangannya pada Eric.
"Ayo, Yukina." Kata Ardolph.
Yukina mengangguk.
Sinar kecoklatan dan sinar putih itu mulai bersatu di atas kepala mereka.
Angin dan tanah di ruangan itu mulai bereaksi.
.
.
Eric mengacungkan tangannya pada mereka berdua.
Meteor yang sudah tercipta oleh Eric itu, menerjang dengan sangat cepat meskipun meteor itu besar.
Saat meteor itu belum dekat sekali, Ardolph dan Yukina melepaskan kekuatan mereka pada meteor itu. Sihir Yukina melaju terlebih dahulu untuk menghantam meteor besar itu, sehingga kekuatannya terkikis sedikit.
.
.
Sihir Ardolph dan Yukina menghantam meteor Eric dengan sangat kuat, sehingga membuat seluruh ruangan bergetar.
.
.
Yukina dan Ardolph terlihat sangat fokus. Yukina melihat ke arah Ardolph yang sepertinya mulai kehabisan stamina.
"..." kata Yukina.