"A-Apa yang kau lalukan...?!" Tanya Rheinalth.
"Hihihi.. kami... membunuhnya! Hahahahhaa!" Tawa anak kecil itu.
.
.
Tetapi sebenarnya itu hanyalah sebuah ilusi.
"Rheinalth..." kata Ermin.
"Jangan memanggilnya terus... dia tidak akan mendengarmu." Kata anak itu.
.
.
"Hahahaha! Yang lemah harus disingkirkan! Mengapa? Agar kita bisa berduel tanpa ada halangan! Aku lihat, kamu masih menyembunyikan kekuatanmu!" Kata anak itu.
"Hm... begitu ya..." kata Rheinalth.
"Eh?" Kejut anak itu, suara Rheinalth yang tadinya berperasaan sekarang terdengar dingin sekali.
Rheinalth menatap anak itu.
"Ih!" Kejut anak itu.
Mata Rheinalth terlihat sangat tajam dan menyeramkan, tidak seperti biasanya yang menyegarkan.
Rheinalth hanya berdiri dan tidak melakukan apapun, tetapi tembok-tembok ruangan dan lantai mulai membeku.
Hembusan nafas Rheinalth menjadi seperti hembusan badai salju, sangat dingin.
"Apakah ini ide yang buruk?" Pikir anak itu.
Kaki anak itu mulai membeku.
"Eh? Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya!" Kejut anak itu.
Anak itu melepaskan kakinya dari es itu.
"Hah? Apakah ini sudah seluruh kekuatanmu?" Tanya anak itu mengejek.
"Hm? Aku hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa." Kata Rheinalth dingin.
Anak itu terkejut.
Rheinalth mengarahkan tangan kanannya ke arah anak itu, dan muncullah sebuah pedang es.
"Ooo berarti kamu adalah pengguna sihir weaponly elemental ice sword ya? Hihihi! Semoga saja kamu adalah jenis knight, bukan jenis adventurer karna adventurer adalah yang terlemah." Kata anak itu.
"Begitu?" Jawab Rheinalth singkat.
Rheinalth mengarahkan pedangnya ke depan dengan sangat santai.
Dan es yang tajam muncul di sekitar Rheinalth berdiri.
"Hanya dengan bergerak saja ia bisa membuat gunungan-gunungan es yang tajam... meskipun kecil semua sih, tetapi jumblah gunung-gunung itu.. ribuan." Kejut anak itu.
Anak itu masih terkejut, dan ia tidak menyadari bahwa Rheinalth sudah berada di belakangnya.
Rheinalth memegang pundak anak itu. Pundak anak itu segera membeku.
Anak itu terkejut dan dengan segera ia melompat menghindari Rheinalth.
Rheinalth hanya menatapnya.
"Tch... lemah! Kamu benar-benar tipe adventurer!" Kata anak itu.
"Begitu." Jawab Rheinalth.
Rheinalth mengayunkan pedangnya di depan anak itu sejauh 6 meter. Dan gunungan es yang tajam pun muncul sesuai dengan arah tebasan Rheinalth. Gunungan tajam itu mengenai anak itu. Anak itu segera menghilang.
Anak yang lain muncul di belakang Rheinalth.
"Booooodoh!" Kata anak itu. Anak itu membawa sebuah pecahan es. Ia menacapkannya di leher Rheinalth, tetapi pecahan es itu justru hancur.
Rheinalth memegang tangan anak itu, dan tangan anak itu membeku.
Anak itu segera menghilang lagi.
Rheinalth hanya diam saja.