Unduh Aplikasi
48.78% Kannoya Academy / Chapter 219: I am selfish..

Bab 219: I am selfish..

Tubuh Junko mulai terjatuh. Denzel menangkapnya.

"JUNKO!" Teriak Denzel.

"Maaf..." kata Junko.

"JUNKO! KUMOHON! AKU SUDAH KEHILANGANMU SEKALI PADA SAAT KITA MELAWAN SAUDARA YUKINA, SEKARANG... JANGAN MENGHILANG LAGI! KUMOHON!" Teriak Denzel.

Junko hanya membelai muka Denzel.

"Sebenarnya aku tidak tahu apa yang dia bicarakan... tetapi.. aku ini bodoh..." pikir Junko yang sebenarnya adalah Haruka.

.

.

"Aku ini egois... aku tidak rela jika Denzel... mencintai orang lain... aku ini sangat jahat... aku bahkan menyakiti Junko dengan berkata bahwa Denzel tidak mencintainya.... aku ini sangat jahat dan egois. Aku juga bodoh... bagaimanapun juga... dia tetap akan mencintai Junko." Pikir Haruka yang menyamar sebagai Junko.

.

.

"JUNKO! JANGAN PERGI!" Teriak Denzel.

"Denzel..." panggil Junko.

Junko mengelus muka Denzel.

"Bagaimanapun juga.... tetaplah berbahagia..." kata Junko.

"Berjanjilah.." katanya lagi.

.

.

"Berjanjilah... berbahagialah... dengan Junko... meskipun aku ini tidak ada, tetapi tidak apa-apa. Kalian harus berbahagia." Pikir Haruka yang menyamar sebagai Junko.

.

.

"Menjijikkan." Kata Techno.

Haruka yang menyamar sebagai Junko pun sudah tidak bernyawa lagi. Denzel menangisinya.

"Mengapa... kejadian ini terulang..." kata Denzel.

Denzel mengingat di saat Junko tertembak oleh peluru anti sihir milik saudara Yukina, Mayumi.

"Aku... tidak bisa melindunginya... justru dia yang melindungiku berulang kali..." pikir Denzel.

"Aku ini lemah.." kata Denzel.

"Benar sekali.." kata Techno.

"Bagaimana aku mau menjadi seorang pahlawan jika aku yang diselamatkan? Sepertinya... aku tidak akan menjadi seorang pahlawan..." pikir Denzel.

"Aku membiarkan Junko terbunuh untuk melindungiku... 2 kali..." kata Denzel.

"Aku sangat egois..." kata Denzel.

"Aku bukan tempat curhat lho." Kata Techno.

"Aku... aku... aku... aku hanyalah seorang lelaki lemah..." pikir Denzel.

"Mengapa aku membiarkannya mati di depan mataku sendiri... mengapa?" Tanya Denzel.

"Aku ini... lemah sekali..." kata Denzel.

Lalu ia pun meletakkan Junko dengan baik di atas lantai.

Lalu Denzel melihat ke arah Techno.

"Sudah selesai?" Tanya Techno.

"K-KAMU!" Teriak Denzel dengan penuh emosi yang bercampur aduk.

"Aku kenapa?" Tanya Techno.

"Bukan... ini bukanlah salahmu.. tetapi sebagian adalah salahmu, sebagiannya lagi adalah salahku." Kata Denzel.

"Gadis itu memang seharusnya mati saja. Ia bahkan tidak membantumu sedikitpun." Kata Techno.

"Apa? Jadi... kamu memang ingin dia mati?" Tanya Denzel.

"Mungkin... dia hanya bisa melihatmu.. itu saja." Kata Techno.

"Jadi.. kamu bilang dia lemah ya..." kata Denzel sambil menunduk. Tubuhnya mulai gemetar.

"Benar... lemah sekali.. tidak ada gunanya untuk hidup." Kata Techno.

"Tidak ada gunanya...." kata Denzel.

Urat-urat kemarahan muncul di seluruh tubuhnya.

Leher kirinya, yang retak sedikit karena disegel itu, mulai mengeluarkan darah.

"Itu..." pikir Techno.

Dari leher kirinya itu, mulai muncul hologram yang mulai mengelilingi seluruh tubuh Denzel.

Hologram yang biasanya berwarna biru bening itu berubah menjadi warna merah yang sangat mengerikan.

Di dalam hologram-hologram yang mengelilingi Denzel juga bertuliskan "Allert" dan "Warning"

"Apa ini? Hawa keberadaannya berbeda dengan yang pertama kali!" Kejut Techno.

Mesin-mesin mulai menutupi tubuh Denzel. Mata kiri Denzel mengeluarkan sedikit darah.

"Apakah... yang di leher kirinya itu adalah segel... dan segel itu... apakah itu terlepas?!" Kejut Techno.

Denzel berdiri dengan sangat tegak. Ia tampak mengerikan.

Denzel menerjang ke arah Techno dengan sangat cepat.

Techno mengeluarkan sebuah perisai yang sangat kuat untuk melindungi diri dari serangan Denzel.

"Hajar... hajar.." kata Denzel.

Denzel memukul perisai yang dapat menahan hantaman peluru meriam dan juga peluru tank itu. Perisai itu retak. Dan akhirnya perisai itu hancur hingga berkeping-keping.

Denzel dengan cepat memukul Techno. Techno terdorong lebih jauh daripada pukulan Techno yang disampaikan kepada Denzel.

Saat Techno hendak berdiri, Denzel sudah ada dihadapannya. Denzel memukul Techno dengan sangat kuat, tetapi Techno sudah menyingkir terlebih dahulu. Denzel memukul lantai itu hingga retak dan hancur.

Denzel menerjang lagi ke arah Techno.

Denzel berhasil memegang tangan kanan Techno yang sedang mengumpulkan sejumblah laser.

"Mati!" Teriak Denzel.

Denzel melepas tangan kanan Techno dari tubuhnya. Techno berteriak kesakitan.

"Apa ini? Dia 10 kali lebih kuat dariku.." Pikir Techno.

"Mungkin seharusnya aku tidak membunuh gadis itu.." pikir Techno.

Denzel terus mengejar Techno kemanapun Techno pergi.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C219
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk