Keesokan harinya, sesuai janji, Alexa mengajak Pollyaana untuk naik ke atas atap lagi, bersama Yukina, Ardolph, Denzel, Asuka, Kurosa, dan Nera.
"Hai, Polly! Aku membawa teman-temanku!" Kata Alexa sambil melambaikan tangannya kepada Pollyaana.
"Eh? Teman-teman?" Tanya Pollyaana.
"Kamu tidak tahu?" Tanya Alexa.
"Ehm.." jawab Pollyaana.
"Baiklah, akan kujelaskan di atas." Jawab Alexa.
Mereka semua naik ke atas, matahari sedang terbenam sama seperti hari kemarin.
"Teman-teman adalah beberapa orang yang menjadi lawan bicaramu. Tetapi setiap orang menganggap teman atau orang lain itu berbeda-beda. Jadi, tidak semuanya menganggap orang lain itu teman. Teman juga bisa diartikan sebagai orang yang selalu menemanimu disaat kamu membutuhkan. Masih ada banyak anggapan lainnya." Kata Alexa.
"Hm.. begitu ya.." kata Pollyaana.
"Sebenarnya..." kata Pollyaana sambil sedikit menunduk.
"Aku tidak tahu apa itu teman, yang kami tahu hanyalah.. atasan dan bawahan." Kata Pollyaana.
Semuanya sedikit terkejut saat mendengar itu.
"Hm.. begitu ya.. di sekolahmu berarti ada sistem geng." Kata Alexa.
"Eh?" Tanya Pollyaana.
"Sistem geng, kita tidak menyukainya sama sekali. Sistem geng adalah sekumpulan murid-murid kelas yang hanya ingin berteman dengan orang tertentu, dan juga biasanya mereka suka membully geng atau murid lain yang lebih lemah." Kata Alexa.
"Membully?" Tanya Pollyaana.
"Hehe.. kamu polos sekali ya, membully atau merudung adalah kelakuan seseorang atau sekelompok orang yang memperlakukan seorang atau sekelompok lainnya dengan tidak baik. Hal ini mungkin terlihat kecil atau biasa-biasa saja, tetapi jika diteruskan, dan hati anak yang terudung atau terbully itu tidak kuat, mereka bisa saja berubah menjadi jahat karena alasan-alasan tertentu, dan juga kelompok yang menbully, jika mereka tidak berhenti, itu akan menjadi kebiasaan, dan saat mereka bekerja nanti, pasti tidak akan lancar.." kata Alexa.
"Benar.. itu juga membuat seorang atau sekelompok yang dibully akan merasa tidak nyaman. Biasanya kelompok atau seseorang yang membully hanya membully satu anak, sedikit jarang jika mereka membully sebuah kelompok." Sambung Asuka.
"Aaah! Untuk apa membully? Apa asiknya? Kamu malah membebani orang lain dan dirimu sendiri! Lebih baik jika kita berteman satu dengan yang lain sambil bertukar makanan.. heee..." kata Kurosa.
Asuka menepuk punggung Kurosa sambil berkata,
"Ya, benar juga, tetapi sepertinya kamu hanya memikirkan makanan saja."
"Huee?! Tidak! Itu tidak benar!" Kata Kurosa.
"Ah.. kalian itu.." kata Denzel.
"DENZEEEEEEEEL!"
"Ups, jamnya!" Kejut Denzel saat mendengar suara Junko dari kejauhan.
Junko sampai di atas, ia segera memeluk Denzel erat-erat.
"DENZEEEEL! AKU RINDUU!" Jerit Junko.
"AAAAAAAH JUNKOO! L-L-LEPASKAN! A-AKU TIDAK BISA BERNAFAS!" Kata Denzel.
Pollyaana melihat mereka dengan sedikit terheran-heran.
"Ah, Yukina, langitnya indah. Warnanya sedikit kemerah-merahan, seperti warna rambutmu." Kata Ardolph.
Yukina tidak mau melihat Ardolph karena alasan-alasan tertentu.
"Eh, Yukina?" Tanya Ardolph.
Muka Yukina memerah, entah mengapa.
"Eh..?" Tanya Pollyaana.
"Hehe.. mereka sedang menghabiskan waktu bersama-sama. Rasanya menyenangkan kan?" Tanya Alexa pada Pollyaana.
Pollyaana melihat ke arah mereka, lalu ke arah Alexa, ia berkata,
"Aku belum pernah merasakan ini. S-sungguh menenangkan.. dan juga... hangat..."
Air mata Pollyaana mulai keluar sedikit demi sedikit.
"Eh? Ada apa?" Tanya Yukina.
"Dia Pollyaana, kalian boleh memanggilnya Polly. Entah mengapa dia ini.." kata Nera di belakang mereka semua.
"Polly.. ada apa?" Tanya Kurosa.
"T-tidak apa-apa... hanya.. sedikit tersentuh saja." Kata Pollyaana sambil mengusap air matanya.
Yukina melihat ke arah Pollyaana, gadis berambut merah muda itu,
"Itu.. seperti aku dahulu.. tidak tahu apa-apa tentang teman.." kata Yukina dengan suara yang sangat pelan, tetapi Ardolph mendengarnya.
"Tetapi kamu sekarang mengetahuinya kan? Mungkin suatu saat ia juga akan mengetahuinya juga." Jawab Ardolph.
"Ya, saat ini ia mulai merasakannya, kehangatan teman." Kata Yukina.