Semua penduduk pergi ke tempat pohon sakura biru tumbuh.
"Tempat ini melindungi kita?" Tanya Ermin dan Rheinalth yang sudah berada di situ.
"Belum sepenuhnya." Kata Alicia.
"Yang lainnya mana?" Tanya Asuka khawatir.
"Kemungkinan musuh bisa kemari dan menghabisi kita.." kata Ermin khawatir.
"Benar, kita harus membuat perlindungan." Kata Alexa.
"Kalian, di mana yang lainnya?"
"Ms. Sheva.. mereka tidak di sini.." kata Rheinalth.
"Ini masalah. Bagaimana jika mereka terluka?" Tanya ms. Sheva khawatir.
"Banyak yang terluka.. Junko dan Nera tidak di sini.." kata Asuka.
"Bagaimana ini?" Tanya Alicia.
"Guk, guk!"
"Yui.. bagaimana bisa kau terpisah dengan Yukina?" Tanya Asuka khawatir.
"Dan juga midori.. sejak kapan kau di sini?" Tanya Asuka.
"Yasumi dan Mio.. kenapa mereka semua di sini?" Tanya Rheinalth.
"Entahlah.." jawab Ermin.
Tiba-tiba mereka mendengar suara ledakan.
"Ledakan!" Teriak Alexa.
"Kalian bersembunyi disini rupanya.."
"Siapa kau?" Tanya Rheinalth.
"Untuk apa kau mengetahui namaku?"
Seseorang lelaki telah muncul. Ia membawa aura yang mengerikan. Ia berambut kemerahan.
"Ice trap!" Teriak Asuka.
Asuka membekukan kaki lelaki itu.
Tetapi lelaki itu mengeluarkan pedangnya. Ia menyentuhkan pedang itu pada es Asuka. Ice trap milik Asuka lenyap.
"Apa ini?" Kejut Asuka.
"Ini adalah sihir 'magic eater'." Kata lelaki itu.
Lelaki itu mengayunkan pedangnya, dan es milik Asuka muncul. Asuka terjebak di dalam sihirnya sendiri.
Semua warga panik.
"Bagaimana ini?" Pikir Rheinalth.
Ms. Sheva berlari ke arah lelaki itu, dan mendorongnya menjauh.
"Cepat! Buatlah sebuah tembok!" Teriak ms. Sheva.
"Tapi, bagaimana denganmu? Dan rakyat lainnya?" Tanya Rheinalth.
"Cepat! Sebelum ia masuk! Nanti biar aku yang membimbing mereka masuk!" Teriak ms. Sheva.
"Ice wall!" Teriak Rheinalth.
Sebuah tembok es terbentuk.
"Huh.. yang kalian lakukan ini sia-sia." Kata lelaki itu.
Pedang itu disentuhkan pada tembok itu. Tembok itu segera lenyap.
"Bagaimana ini?" Kata Alexa.
Ms. Sheva menarik kaki lelaki itu agar ia tidak masuk.
"Pasti ada suatu cara.." pikir Rheinalth.
Pohon sakura itu bercahaya lebih terang.
"Mengapa ya?" Tanya Ermin.
Rheinalth mencoba untuk menyentuh pohon itu.
"Cobalah, Ermin." Kata Rheinalth.
Ermin pun menyentuh pohon itu. Pohon itu makin bercahaya.
"Sesuatu yang aneh.. aku merasakan sesuatu yang aneh." Kata Ermin.
"Ermin.. lehermu.." kata Rheinalth.
"Apa?" Tanya Ermin.
"Ada sebuah gambar.. seperti gambar logo Kannoya Academy." Kata Rheinalth.
"Kau juga." Kata Ermin sambil melihat ke arah leher Rheinalth.
"Apa ini?" Tanya Rheinalth.
"Hey, katakan 'kannoya love'!" Kata Asuka.
"Ah?" Tanya Rheinalth kebingungan.
"Cepat!" Kata Asuka.
"Baiklah.." jawab Rheinalth.
"Kannoya Love.." kata mereka berdua.
Pohon sakura itu bercahaya amat terang. Pohon itu tumbuh menjadi sangat besar. Daun-daunnya membuat sebuah ruangan. Ranting-rantingnya membuat sebuah tembok besar dan atap.
Semua orang yang terluka di dalam tertutup lukanya. Stamina mereka pulih. Dan sihir yang menjebak Asuka lenyap.
"Hebat.." kata Alexa.
"Apakah ini kekuatan Kannoya Love?" Tanya Rheinalth.
Lelaki itu berusaha untuk menyentuhkan pedangnya pada ranting itu, tetapi ranting itu tidaklah lenyap.
"Apa ini?" Kejut lelaki itu.