Setelah beberapa hari setelah dibentuknya sistem partner, Amiko sedang tertidur di dalam kamarnya. Saat itu hari sudah sore.
Di dalam mimpi Amiko.
"Ah.. siapa kamu?" Tanya Amiko.
"Masakah kamu lupa?"
"Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.." jawab Amiko yang sedang kebingungan.
Di hadapannya, ada seorang lelaki. Lelaki itu asing bagi Amiko. Lelaki itu memakai jubah. Mukanya tidak begitu terlihat, tetapi ia berambut keunguan.
"Aku tidak mengenalmu." Kata Amiko lagi.
Lelaki itu tersenyum.
"Mengapa kau tersenyum?" Tanya Amiko yang mulai curiga.
"Amiko, kau sangat lucu." Kata lelaki itu.
Amiko pun sedikit kesal, karena lelaki itu tertawa.
"Amiko.." panggil lelaki itu.
Amiko pun tidak tahu harus berbuat apa. Lelaki itu memegang tangan Amiko.
"KAK AMIKOOOOOOOOO!"
Amiko pun terbangun.
"Kurosa.. kau mengganggu tidur soreku." Kata Amiko setengah sadar.
"Eeh? Ini kan masih sore?" Tanya Kurosa.
"Dan.. bagaimana kau bisa masuk ke dalam kamarku? Bukannya aku sudah mengunci pintu kamarku?" Tanya Amiko.
"Ooh.. karena pintu kamar kak Amiko terkunci, aku masuk melalui jendela kak Amiko. Kebetulan jendelanya tidak terkunci. Hehehe.." kata Kurosa.
"Astaga.. memangnya kamu ini pencuri?" Tanya Amiko sambil duduk di atas kasur.
"Lagian tadi aku bermimpi..." kata Amiko.
"Eh? Mimpi?" Tanya Kurosa.
"Ya.." jawab Amiko.
"CERITAKAN! CERITAKAN!" Teriak Kurosa dengan semangat.
"Ah.. tidak mau.." kata Amiko sedikit tersipu-sipu.
"Ooh, kak Amiko pasti bermimpi tentang makanan ya?" Tanya Kurosa.
"Kok bisa jadi makanan?" Tanya Amiko.
"Sudahlah, kak Amiko. Ayo!" Kata Kurosa sambil menarik tangannya.
"Eh? Kita mau ke mana?" Tanya Amiko.
Kurosa membawa Amiko ke dalam asrama milik Kurosa.
"Denzel! Bagaimana?" Tanya Kurosa sambil menarik Amiko.
"Yah.. alat pembaca mimpi ini sudah selesai. Tinggal diuji coba saja." Kata Denzel.
"Kebetulan kak Amiko tadi bermimpi!" Kata Kurosa.
"Oh benarkah? Baiklah. Cobalah kak Amiko pakai topi aneh ini." Kata Denzel sambil membawakannya sebuah topi yang berbentuk aneh.
"Lebih terlihat seperti helm." Kata Amiko.
Amiko pun memakai topi aneh itu.
"Mari kita coba, mungkin kak Amiko akan merasa sedikit pusing. Maaf ya.." kata Denzel.
Denzel membuat sebuah layar hologram.
Akhirnya, di dalam layar hologram itu muncul mimpi Amiko yang tadi barusan ia impikan.
"Hah? Bukannya tadi itu mimpiku?" Tanya Amiko.
"Yay! Berhasil!" Teriak Kurosa.
"Sebenarnya ini adalah projek yang sangat tidak penting, tetapi karena bosan.. jadilah mesin ini.." kata Denzel.
"Waah! Kak Amiko bertemu dengan lelaki ya?" Tanya Kurosa.
"Itu hanyalah mimpi!" Kata Amiko malu-malu.
"Kalian sedang apa?"
"Oh, Yukina! Ini adalah alat pembaca mimpi!" Kata Kurosa.
"Hebat!" Kejut Yukina.
"Ya, Denzel-ku selalu hebat!"
"Junko, sejak kapan.." tanya Denzel yang terkejut akan kedatangan Junko.
"Cobalah, Denzel, bacalah mimpiku.." kata Junko.
"Hm.. baiklah.." jawab Denzel.
Yukina pun mendekat ke arah Kurosa.
Yukina pun berbisik pada telinga Kurosa,
"Sepertinya dia bermimpi tentang Denzel, aku sangat yakin."
"Menurutku juga begitu." Jawab Kurosa.
Akhirnya, setelah semua menonton mimpi Junko,
"MIMPI MACAM APA ITU?" Protes Denzel.
Yukina dan Kurosa hanya tersenyum sambil berpikir,
"Sudah kuduga."
"Denzel~ semoga mimpiku itu menjadi kenyataan." Kata Junko yang mulai kumat dengan cintanya.
"TIDAAAAAK! AKU BELUM SIAAAP!" Teriak Denzel.
"Kalau begitu, bersiap-siaplah Denzel~" kata Junko sambil berjalan mendekati Denzel.
"TIDAAAAAK!" Teriak Denzel sambil berlari menjauh dari Junko.
"DENZEEL! JANGAN LARII~" Balas Junko sambil mengejar Denzel.
"Eh.. bolehkah aku meminta kalian agar membaca mimpi Yui? Sepertinya kemarin malam ia bermimpi, karena kakinya berlari-lari saat ia tertidur. Dan setelah ia bangun, ia terlihat begitu murung." Kata Yukina sambil menggendong Yui yang murung itu.
"Benar, ia belum pernah semurung ini." Kata Kurosa.
"Nguk.." kata Yui sambil menundukkan kepalanya.
"Baiklah.." kata Denzel.
Denzel memakaikan topi itu pada Yui.
"Memangnya anjing bisa bermimpi?" Tanya Junko.
"Sepertinya bisa." Jawab Amiko.
Layar hologram Denzel menunjukkan mimpi Yui.
Mereka pun terkejut dengan mimpi Yui.
"Mengapa? Yui?" Tanya Kurosa yang sangat terkejut.
"Bagaimana.. bisa?" Tanya Yukina.
"Tidak mungkin.." kata Denzel.
"Semoga ini bukanlah ramalan.." kata Amiko.
"Apa yang terjadi saat itu?" Tanya Junko.
"Jadi, mulai saat ini kita harus benar-benar melindungi Yukina. Jangan sampai ini terjadi." Kata Amiko.
"Benar." Jawab Denzel.
"Tetapi... mengapa? Yui?"