Waktu makan malam pun tiba. Mereka segera memakan makanan yang dihidangkan oleh Nera.
"Habis ini, bagaimana jika kita menonton film di kamarku?" Tanya Asuka.
"Wah! Asuka lagi baik hati! Memangnya ada televisi di kamarmu?" Tanya Kurosa.
"Hem.. aku akan minta bantuan Denzel.." kata Asuka.
"A-aku?" Tanya Denzel.
"Ya.." kata Asuka.
"Aku ikut! Yukina juga ikut kan?" Tanya Kurosa.
"Baik." Kata Yukina sedikit cuek.
"Bagaimana jika kita menonton di tempat kita berkumpuk saja?" Tanya Denzel.
"Boleh juga." Kata Asuka menyetujui.
"Aku ikut deh.." kata Alfred.
"Aku juga!" Kata Alvina.
"Kami boleh ikut?" Tanya Karen.
"Tentu saja!" Kata Kurosa.
Akhirnya, setelah makan malam, mereka menonton bersama.
"Mau menonton apa ini?" Tanya Kurosa.
"Tentu saja..." kata Asuka.
"Film horor biar seru." Sambungnya.
"H-h-hhhorrooorrrooo?" Tanya Yukina yang mulai merinding.
"Yukina takut?" Tanya Ardolph.
"A-aaardolph juga ikut?" Tanya Yukina.
"Yah.. tidak apa-apa.." kata Ardolph.
Ardolph duduk di samping Yukina yang setengah ketakutan itu.
"Hihihi.. jika horor, bukannya Alvina sudah horor?" Tanya Alfred untuk menjahili Alvina.
"APA KATAMU?" Tanya Alvina kesal.
"Aku hanya berkata jika hal horor itu lebih mirip kepada ms. Sheva yang mengerikan itu.." kata Alfred berbohong.
"Ayo, teman-teman, diam.. sebentar lagi akan dimulai.." kata Kurosa.
Filmnya pun dimulai.
Yukina sangat ketakutan, sehingga ia bersembunyi di belakang Ardolph.
Asuka terlihat sangat menikmatinya. Kurosa terlihat tegang. Karena sangat tegang, ia sudah menghabiskan 50 mangkuk berisi popcorn penuh.
"Yukina, sudahlah.. ini belum di bagian yang seram kok." Kata Ardolph menenangkan.
"Tidak mau... nanti.. nanti.." kata Yukina ketakutan.
Di dalam film itu, pintu berbunyi. Seseorang sedang mengetuk pintu.
"Apakah monster itu akan masuk?" Tanya Kurosa ketakutan.
Pintu pun terbuka.
Dan juga pintu asrama mereka.
"Ada yang membuka pintu!" Kata Denzel.
"Ya, memang.. pasti itu monster yang akan masuk." Kata Asuka.
"B-bukan.. maksudnya pintu asrama kita." Kata Denzel.
"Jangan terlalu berimajinasi, Denzel. Mungkin kau sangat ketakutan hingga merasa pintu asrama kita terbuka." Kata Kurosa.
Di dalam film itu, monster itu masuk hendak menangkap anak kecil yang sudah berusaha untuk melarikan diri.
Dan seseorang masuk ke dalam asrama mereka.
Di dalam film itu, anak itu diseret oleh monster itu sambil berteriak-teriak.
Dan juga...
"Denzel..."
Seseorang menyeret kaki Denzel.
"KYAAAA! MONSTER BENERAN!!" Teriak Kurosa.
"WAAA! TOLONG AKUU!" Teriak Denzel panik.
Karena terlalu menegangkan, tanpa disadari oleh dirinya, Yukina merusak hologram Denzel dengan sebuah tebasan sihirnya.
Denzek terus terseret. Hingga ia sampai di luar.
Semuanya panik.
"SIAPA ITU?? SIAPA ITU?" Teriak Kurosa ketakutan.
Denzel akhirnya bisa melihat siapa yang menyeretnya.
"Denzel.."
"JUNKO? ADA APA?" Kejut Denzel.
"Karena kalian terlihat sangat menikmati film itu, aku melakukan saran Stormy. Junko ingin bicara dengan Denzel, tetapi takut mengganggu yang lain, jadi Junko melakukan saran Stormy.. rupanya Denzel malah ketakutan." Kata Junko.
"Stormy? Mana dia?" Tanya Denzel agak kesal.
"HUAHAHAHA! KALIAN INI! HAHAHA! RUPANYA TAK KUSANGKA JUNKO AKAN MELAKUKAN SARANKU! HIHIHIIII!" Tawa Stormy.
"Astaga.. Stormy.." kesal Denzel.
"Hahaha.. ya.. haha.. jika menonton jangan film horor, apalagi di malam hari. Apalagi kalian menggelapkan ruangannya. Hampir kukira kalian tidak di sini." Kata Stormy.
"Yah.. ini semua ide Asuka.." kata Denzel.
"Lihat.. hologrammu rusak tuh.." kata Stormy.
Denzel pun masuk ke dalam, bersama Junko dan Stormy.
"Katsumi tidak datang?" Tanya Leon.
"Aku tidak melihatnya.." kata Junko.
"Filmnya benar-benar menyeramkan.." kata Kuross ketakutan.
Denzel melihat hologramnya yang rusak itu.
"Siapa yang merusaknya?" Tanya Denzel dengan tenang.
"Aneh, seharusnya hologram tidak bisa rusak kan?" Tanya Asuka.
"Maaf.. maksudku tekevisi buatanku yang sangat aneh ini?" Tanya Denzel.
"A-AKU.." kata Yukina.
Denzel melihat kerusakan itu.
"Berbentuk seperti tebasan pedang dari Jepang." Kata Denzel.
"Oh, jangan-jangan itu!" Kata Kurosa.
"Benar.." kata Denzel.
"Maaf.. maaf.. maafkan aku.. maaf.. maaf.." kata Yukina memohon dengan sangat.
"Tenang saja.." kata Denzel sambil memperbaiki televisi itu.
"Sudah.. kita bisa menonton lagi." Kata Denzel.
"Sudah.. jangan menonton film horor lagi!" Kata Kurosa.
"Astaga Kurosa.. lihat, sudah ada lebih dari 70 mangkuk popcorn yang kau habiskan." Kata Asuka.
"Baiklah, bagaimana jika menonton film romansa saja?" Tanya Junko.
"Hm.. baiklah.." kata Denzel.
Akhirnya mereka menonton film romansa sedih.
"Katanya sedih.. Alvina pasti langsung menangis!" Kata Alfred.
"Sepertinya kamu terlebih dahulu!" Kata Alvina.
"Gadis itu meninggalkan lelaki itu pada saat masih kecil karena orangtuanya.. apakah mereka akan bertemu lagi?" Tanya Kurosa yang terbawa suasana.
"Biasa pada film romansa.." kata Asuka.
"Itu pasti dia!" Kata Denzel.
"Ya.. ayo!" Teriak Kurosa.
Di dalam film itu, lelaki itu sepertinya menemukan gadis itu. Lelaki itu memanggil namanya. Tetapi gadis itu tidak mendengarnya.
Lalu pintu asrama terbuka kembali.
Kurosa melihat ke arah pintu. Karena ruangan tidak digelapkan, maka ia mengetahui siapa yang datang.
"Mira?" Panggil Kurosa secara dramatis.
"Rupanya Kurosa menirukan adegan ini?" Bisik Junko pada Denzel.
"Mira?"
"MIRAAA!" Teriak Kurosa sambil memeluk seseorang yang berada di pintu asrama.
"ADA APA DENGANMU? NYAAN!" Teriak Nyan sambil memukul kepala Kurosa agar ia sadar.
Kurosa pun sadar.
"Eh.. kukira kau Mira di film itu.." kata Kurosa.
"Dasar.. terbawa suasana.." kata Asuka.
"Dasar.. Nya.." kata Nyan.
"Filmnya.. kurang membosankan.." kata Yukina.
"Maksudnya apa?" Tanya Ardolph kebingungan.
"Huh.. kok bosan.." kata Junko.
"Sudah selesai.. padahal tidak ada sedihnya.." kata Denzel kecewa.
"Baiklah, nonton film action saja?" Tanya Rheinalth.
"Ok.." kata Denzel.
Akhirnya mereka menonton film action.
"Wuaa! Keren!" Teriak Kurosa.
"Permisi sebentar.." kata Ardolph.
Lalu mereka melanjutkan tontonan itu.
Di dalam film itu, sang tokoh utama terjebak di antara kerumunan orang jahat.
"Apa yang akan ia lakukan?" Tanya Kurosa yang terbawa suasana.
Ardolph pun kembali duduk, tetapi karena semuanya terkejut, Ardolph dipukul oleh Yukina.
"Aaduh! Ada apa?" Tanya Ardolph.
"Oh.. maaf.. maaf.." kata Yukina.
"Sudahlah.. sepertinya jika kalian menonton film, kalian bisa gila!" Kata Nyan.
"Benar juga.. mari kita sudahi dulu." Kata Ermin.
Akhirnya acara menonton berakhir.