Yukina dan Ardolph masih berada di tempat itu bersama Name dan Nomu.
Hp milik Ardolph tiba-tiba berdering. Ardolph melihat hp miliknya.
"Yukina, kita disuruh untuk berkumpul di asrama." Kata Ardolph.
"Oh, baiklah." Kata Yukina.
"Kak Yukina.." kata Name.
"Ya, Name?" Tanya Yukina.
"Besok, bolehkan kita bertemu disini?" Tanya Name.
"Tentu saja." Kata Yukina.
"Baiklah, kita pergi dulu!" Kata Ardolph.
Yukina melambaikan tangan ke arah Name dan Nomu.
Name dan Nomu melambaikan tangannya juga.
Di asrama.
"Teman-teman, kita diundang untuk berpesta bersama semua peserta atas kemenangan kita. Apakah kita akan mengikutinya?" Tanya Rheinalth.
"Pesta? Yaay! Pasti banyak makanannya!" Kata Kurosa.
"Astaga, yang kau pikirkan hanya makanan.." kata Asuka.
"Memang yang kau pikirkan apa?" Tanya Kurosa.
"Tentu saja.. teman baru.." kata Asuka.
"Huh, masa? Palinh memikirkan tentang laki-laki kan?" Tanya Kurosa.
"H-Hoi!" Kata Asuka.
"Pesta seperti apa ini?" Tanya Alvina.
"Seperti pesta biasa." Kata Rheinalth.
"Kapan?" Tanya Kurosa.
"Nanti malam." Kata Rheinalth.
"Um.. Rheinalth.." kata Ermin.
"Ya, Ermin?" Tanya Rheinalth.
"Ini sudah malam." Kata Ermin.
"Hah? Cepat sekali? Ayo kita bersiap-siap!" Kata Rheinalth.
"Baik!" Kata semuanya.
Di pesta.
"Yang lain mana ya?" Tanya Rheinalth.
"Kok hanya kita berdua yang sudah disini?" Tanya Ermin.
"Benar juga... dan.." kata Rheinalth.
"Kita memakai baju yang cocok. Kita seperti pasangan." Kata Ermin terang-terangan.
"E-Ermin! Jangan diucapkan dong!" Kata Rheinalth tersipu-sipu.
"Teman-teman! Teman-teman!" Teriak seorang gadis berambut hitam.
"Hm.. siapa ya?" Tanya Rheinalth.
"Siapa ya?" Tanya Ermin.
"Hoi, teman-teman! Ini aku!" Kata gadis berambut hitam itu.
"Siapa ya?" Tanya Rheinalth dan Ermin.
"INI AKU! KUROSA!" kata Kurosa.
"Kurosa? Masakah itu kamu?" Tanya Ermin.
"Hpmh... tentu saja!" Kata Kurosa kesal.
"Kamu tidak seperti biasanya. Rambutmu yang biasa diikat menjadi dua, sekarang dilepas. Apalagi bajumu, biasanya kamu memakai warna pastel, sekarang bajumu berwarna putih." Kata Rheinalth.
"Masa aku tidak seperti biasanya?" Tanya Kurosa.
"Ya, kamu terlihat berbeda. Kamu terlihat cantik." Kata Rheinalth.
"Ah! Terimakasih! Aku mau makan dulu!" Kata Kurosa sambil pergi.
"Ermin, dia terlihat berbeda..." kata Rheinalth.
Tetapi saat Rheinalth melihat ke arah Ermin, Ermin terlihat sedikit kesal.
"Mengapa Ermin, kok kamu kesal.." kata Rheinalth.
"Hpmh.." kata Ermin sedikit tersipu-sipu.
"Eh?" Jawab Rheinalth dengan bingung.
"Kau membuatnya cemburu, Rheinalth!" Kata Junko secara tiba-tiba.
"Junko?" Tanya Rheinalth.
"Ya, kau membuatnya cemburu! Pasti aku tidak salah! Aku tahu semuanya! Aku tahu tentang cinta!" Kata Junko.
"Maksudmu? Eh.. mana mungkin Ermin cemburu.. lagian ia tidak menyukaiku kan?" Tanya Rheinalth.
"Astaga.. tidak peka.." pikir Ermin dan Junko.
"Huuh.. dasar lelaki... sudahlah.. aku mau cari Denzelku tersayang!" Kata Junko sambil meninggalkan mereka.
"Junko juga terlihat berbeda.. biasanya rambutnya diurai, sekarang rambutnya diikat. Bajunya juga berwarna biru tua, biasanya ia suka warna yang kemerah-merahan." Kata Ermin.
"Hai." Kata Denzel.
"Wah, Denzel, sejak kapan kamu memakai jas?" Tanya Rheinalth.
"Ehehe.. tidak apa-apa dong.." kata Denzel.
"Lalu, untuk apa kamu membawa bunga?" Tanya Rheinalth.
"Ah, tidak apa-apa!" Kata Denzel.
"Ooh.. aku paham.." kata Rheinalth sambil tersenyum.
"Itu bukan seperti yang kau pikirkan kok!" Kata Denzel tersipu-sipu.
"Hahaha, jujur saja Denzel." Kata Ermin sambil tertawa.
"Uh.. astaga kalian ini.." kata Denzel.
"DENZEEEEL-KUUUN!!" Teriak Junko dari kejauhan.
"Ah, Junko.." kata Denzel.
Dengan secepat kilat Junko berlari ke arah Denzel dan memeluknya erat-erat.
"DenzelDenzelDenzel!" Kata Junko sambil memeluknya sangat erat.
"Jun-Junkoo.. aku tidak bisa bernafas!" Kata Denzel.
"Teman-teman, ini enak sekali! Enak semuanya!" Kata Kurosa sambil membawa 30 piring penuh makanan.
"Kurosa?! Kamu makan banyak sekali!" Kata Rheinalth.
"Hah? Banyak? Ini adalah porsi camilanku." Kata Kurosa.
"Kalau kamu makan seperti itu tidak akan ada laki-laki yang suka padamu lho, Kurosa." Kata seorang gadis berambut biru sangat tua.
"Asuka, astaga, masih memikirkan tentang lelaki. Aku sih tidak begitu peduli. Yang penting ialah makan." Kata Kurosa.
"Kamu ini aneh sekali." Kata Asuka.
Lalu mereka berdua tertawa.
"Teman-teman, halo." Kata Yukina dan Ardolph.
"Wah, Yukina!" Kata Asuka.
"Pakaianmu kok hanya hitam?" Tanya Asuka.
"Ya.. aku suka warna hitam, putih, dan abu-abu." Kata Yukina.
"Warna klasikal." Kata Ermin.
"Rupanya Ardolph berpakaian berwarna hitam juga. Sungguh cocok!" Kata Junko.
"Ah, ini tidak sengaja." Kata Ardolph.
"Ah masa!" Kata Junko.
"Eh, Denzel, bunganya untuk apa?" Tanya Ardolph.
"Oh ini?" Tanya Denzel sambil mengeluarkan setangkai bunga mawar berwarna merah.
"Wow! Buat Junko ya?" Tanya Rheinalth menggoda Denzel.
"Wah, keren!" Kata Ermin.
"Bunga ini untuk.." kata Denzel.
Semuanya sudah tidak sabar menunggu untuk Denzel memberikan bunga itu kepada Junko.
Denzel berlutut di depan Junko.
"Waaah!" Teriak Kurosa.
"Untuk melengkapi vas berisi bunga ini." Kata Denzel sambil meletakkan setangkai bunga mawar merah itu di dalam vas bunga yang terletak di bawah.
"Eh....." kata Kurosa.
"Sebentar..." kata Asuka.
"Bunga itu hanya untuk vas bunga itu.." kata Rheinalth.
"AAAAARGHHH DENZEEEEEL BAKA!" Teriak semuanya.
"MAKSUDNYA APA? MAKSUDNYAAPAMAKSUDNYAAPAMAKSUDNYAAPA?" Teriak Kurosa sambil mengguncangkan Denzel.
"Denzel.. dasar pemberi harapan palsu!" Kata Rheinalth sambil memegang kepalanya.
"Ehe.. Junko tidak begitu paham.." kata Junko.
"Denzel! …€÷] ¢×®] ¥=> ™…™ <¥× <®=¥! Kamu tidak boleh begitu! Dengan perempuan tidak boleh begitu dasar Denzel-$*&-; @9, % <`=€ <×¢=%¢ <® {§ {` <-/$-&+? $!" Kata Asuka.
"Hoo.. Denzel mengecewakan kita.." kata Yukina.
"Teman-teman, kenapa sih?" Tanya Denzel.
"Huuh! Denzel! Padahal aku menantikan moment indah untuk sahabat baruku, kamu malah seperti itu!" Kata seseorang berambut pirang secara tiba-tiba.
"Katsumi!" Kata Junko.
"Huhu.. ternyata semua lelaki sama ya?" Tanya Katsumi.
"Aku tidak melihat Aria dan Stormy.." kata Yukina.
"Mengapa kamu mencari mereka?" Tanya Ardolph.
Yukina tidak menjawab. Ia pergi keluar.
"Hey, Yukina, tunggu!" Kata Ardolph menyusulnya.
Yukina duduk diluar.
"Yukina.. mengapa kamu langsung bertindak, tanpa menjawab pertanyaanku?" Tanya Ardolph.
"Hm.. hm.." kata Yukina.
Yukina melihat ke depan, ia melihat Stormy dan Aria.
"Sekarang aku paham mengapa kalian kuat." Kata Stormy.
"Stormy, kamu terluka?" Tanya Yukina sambil memegang tangan Stormy yang penuh dengan luka gores.
"Tidak juga. Yang penting adalah sekarang, aku memiliki ikatan dengan Aria." Kata Stormy.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Yukina.
"Nasibku hampir sama dengan Aria. Tetapi aku baik-baik saja." Kata Stormy.
Yukina tertunduk. Ia mulai berpikir.
"Baiklah semuanya! Mari kita rayakan kemenangan milik sekolah Kannoya Academy bersama!" Kata mc yang pada waktu itu.
"Waah! Mc datang!" Kata Junko.
"Baiklah, mungkin daripada kalian memanggilku mc, lebih baik saya perkenalkan diri terlebih dahulu." Kata mc.
"Hooh! Dia mendengar suaraku!" Kata Junko.
"Nama saya adalah Zen! Saya adalah mc turnamen setiap tahun!" Kata mc itu.
"Mc itu boleh juga ya.." kata Asuka.
"H-hoi!" Kata Kurosa.
"Untuk sekarang ini, marilah kita berbahagia bersama-sama!" Kata Zen.
"Asikk!" Teriak Nyan dari kejauhan.
"Mungkin jiwa berkompetisi kalian masih ada, jadi mari kita sedikit bermain!" Kata Zen.
"Permainan pertama, lomba makan!" Kata Zen.
"Makan? MAKAN?" Tanya Kurosa.
"Siapa yang bisa menghabiskan 10 mangkuk ini dalam waktu kurang dari 1 menit akan mendapatkan hadiah, mari, semuanya boleh ikut." Kata Zen.
"AkuAkuAkuAku!" Teriak Kurosa.
"Baiklah, Kurosa! Siapa lagi?" Tanya Zen.
"Ya sudahlah.." kata Katsumi.
"Aku mau coba, Nyan!" Kata Nyan.
"Baiklah, ada lagi? Dari satu sekolah boleh lebih dari satu murid lho! Ini kemenangan pribadi!" Kata Zen.
Tidak ada lagi yang mengikuti lomba tersebut.
"Baiklah, kita mulai 3... 2... 1!" Kata Zen.
"SELESAI!" Teriak Kurosa.
"Eh?!" Kejut Zen, Nyan, dan Katsumi.
"Baiklah, mari kita coba lagi." Kata Zen.
"3.. 2.. 1!" Kata Zen.
"SELESAI!" Kata Kurosa.
"HAH? APA-APAAN ITU? CEPAT SEKALI!" Teriak Katsumi.
"Hehehe.. maaf, aku lapar." Kata Kurosa.
"Padahal dia sudah makan 50 piring penuh makanan tadi..." kata Asuka dari kejauhan.
"Baiklah, pemenangnya adalah Kurosa!" Kata Zen.
"Yee! Minta makan..." kata Kurosa setelah perutnya keroncongan.
"Astaga.. sudah makan 50 piring penuh makanan, masih minta makanan lagi?" Kejut Asuka dari kejauhan.
"Hoo, Katsumi kalah rupanya!" Kata Junko.
"Ya.. kalau lawan perempuan seperti dia pasti kalah.." kata Katsumi.
"Baiklah Katsumi, aku ada pertanyaan.." kata Junko.
"Apa itu?" Tanya Katsumi.
"Katsumi suka lelaki seperti apa?" Tanya Junko.
"Hah? Pertanyaan macam apa itu?" Tanya Katsumi.
"Ayolah.." kata Junko.
"Lelaki seperti... entahlah.." kata Katsumi.
"Masa tidak ada?" Tanya Junko.
"Belum..." kata Katsumi.
"Astaga.." kata Junko.
"Hey, Kurosa, kamu hebat! Nyan! Nyan!" Kata Nyan.
"Oh.. hm... terima kasih.." kata Kurosa sambil makan.
"Nya? Masih makan? Serakus apa kamu ini?" Tanya Nyan.
"Aku tidak rakus kok. Aku hanya suka makan banyak saja." Kata Kurosa.
"Sudah berapa piring, Nya?" Tanya Nyan.
"Sudah... itu, satu kotak penuh piring kotor itu milikku semuanya." Kata Kurosa.
"Woah! Itu kira-kira ada 70 piring. Dan kamu masih makan, Nya.." kata Nyan.
"Hehehe.. namanya juga lapar kok, Nyan." Kata Kurosa.
"Ada ikan? Nya?" Tanya Nyan.
"Seperti kucing saja kamu Nyan.. bahkan cara berbicaramu juga. Setiap kalimat diawali atau diakhiri oleh kata 'Nya' atau 'Nyan' itu seperti kucing." Kata Kurosa.
"Sungguh? Nyaaaaa! Terima kasih Terima kasih!" Kata Nyan.
"Rupanya kamu sangat senang ya?" Kata Kurosa.
"Tentu saja! Nyan!" Kata Nyan.
"Begitu ya.. kamu sangat ingin menjadi kucing?" Tanya Kurosa.
"Hm.. tentu saja." Kata Nyan.
"Dan aku bisa melakukan rap kucing." Kata Nyan.
"Hah? Seperti apa itu?" Tanya Kurosa.
"Hm.. seperti ini.. Nyannyannyannyannyannyannyannyannyannyannyannyannyan..!" Kata Nyan secara sangat cepat .
"Wah, aku juga bisa. Tetapi bukan rap kucing." Kata Kurosa.
"Bagaimana?" Tanya Nyan.
"Seperti ini.. hm... nyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyamnyanm..!" Kata Kurosa secara sangat cepat .
"Waah! Nyaan! Kita bisa melakukan rap!" Kata Nyan.
"Hehehe.." kata Kurosa.
Pesta itu sangatlah meriah.
"Meriah sekali sepertinya." Kata ms. Sheva.
"Benar juga." Kata ms. Ardeen.
"Bagaimana terapi anti-parasit mu?" Tanya ms. Ardeen.
"Yah, aku harus tidak bekerja selama beberapa saat demi terapi itu. Tetapi sekarang, monster itu sudah tidak ada." Kata ms. Sheva.
"Baguslah.." kata ms. Ardeen.
Ms. Sheva melihat ke atas, ke arah langit berbintang.
"Apakah tidak apa-apa kita hanya menunggu diluar, tidak mengikuti pesta?" Tanya ms. Ardeen.
"Hm.. tidak apa.." kata ms. Sheva.
Bintang itu sangat germelap.
"Yukina, sekarang kamu tidak usah khawatir lagi. Aku dan teman-teman ada untukmu.. dan aku yakin kamu pasti bersinar terang di antara kegelapan dunia ini.." kata ms. Sheva.