"Jadi begitu..." kata Yukina yang habis mendengarkan penjelasan dr. Akita.
"Ya... dia adalah Junko Masuyo. Anak yang sangat malang.." kata dr. Akita.
"Lalu keperluan anda disini apa?" Tanya Yukina.
"Hm.. apalagi jika bukan untuk mencari sang ratu?" Kata dr. Akita.
"Sang ratu?" Tanya Yukina kebingungan.
"Ya." Jawab dr. Akita.
"Siapakah dia?" Tanya Yukina.
"Masakah kamu tidak tahu?" Tanya dr. Akita sambil tersenyum.
"Dia adalah salah satu temanmu." Kata dr. Akita.
"Temanku itu banyak, siapakah dia itu, sang ratu?" Tanya Yukina.
Dr. Akita pun tersenyum lagi.
"Dia adalah... ah.. sebaiknya aku tidak memberitahukannya kepadamu." Kata dr. Akita.
"Cepat beritahu aku!" Kata Yukina sedikit membentak.
"Ah.. kamu ini.. kenapa kamu sangat peduli dengan temanmu ini?" Tanya dr. Akita.
"Mengapa? Katamu?" Tanya Yukina.
"Karena... mereka sudah memperdulikanku terlebih dahulu sejak aku di sini." Kata Yukina.
"Oh jadi begitu ya." Kata dr. Akita singkat.
"Siapakah sang ratu itu?" Tanya Yukina lagi.
"Bagaimana kalau begini? Kamu kalahkan aku terlebih dahulu, baru aku akan memberitahukan nama sang ratu... dan juga kelemahanmu." Kata dr. Akita sambil tersenyum.
Yukina pun menggenggam kedua kepalan tangannya, kumpulan angin pun mulai muncul dari tangan Yukina.
"Baiklah!" Kata Yukina menerima tantangan itu.
"Aduh.. aku di mana?" Tanya Rheinalth.
"Eh.. teman-teman di mana?" Tanya Rheinalth dalam hati.
Rheinalth pun mulai berdiri, karena tadinya dia duduk.
"Yukina? Denzel? Alvina? Alfred? Semuanya? Kalian di mana?" Tanya Rheinalth.
Rheinalth pun melihat ke sekeliling. Ia melihat ada seorang anak kecil berambut putih kebiruan, memakai jubah putih. Sepertinya dia sedang melakukan sesuatu.
Rheinalth pun mendekatinya dan bertanya,
"Di mana aku?"
"Tenang." Kata anak itu.
"Kamu berada di tempat yang benar." Kata anak itu sambil tersenyum manis.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Rheinalth.
"Hihihi..." anak itu hanya tertawa kecil.
Rheinalth pun bingung.
"Ketemu kau! Sang ratu! Aku akan segera mengirim pak bos ke sana!" Kata anak itu. Sepertinya dia sedang berbicara sendiri.
"Sang ratu? Pak bos? Apa maksudmu?" Tanya Rheinalth.
"Ya! Sang ratu! Pak bos!" Kata anak itu lagi.
"Siapakah sang ratu? Siapakah pak bos?" Tanya Rheinalth.
"Hihihiii, ada deh!" Kata anak itu.
"Duh.. anak ini.." pikir Rheinalth sedikit jengkel.
"Seperti adikku saja." Pikir Rheinalth.
"Eh.. kamu teman sang ratu ya?" Tanya anak itu.
"Hah? Siapa dulu sang ratu?" Tanya Rheinalth.
"Jawab dulu, ya atau tidak!" Kata anak itu.
"Astaga anak ini..." kata Rheinalth sedikit jengkel.
"Kalau dia dari sekolah ini, ya." Kata Rheinalth singkat padat dan jelas.
"Oh.. kulihat kau juga dekat dengan sang ratu. Apakah kamu.. sang rajanya?" Tanya anak itu sambil tertawa.
"Apa yang kau maksud?" Tanya Rheinalth.
"Kau menyukai sang ratu kan?" Tanya anak itu menggoda Rheinalth.
"Hoi, siapa dulu sang ratu?" Tanya Rheinalth.
"Hehehe.. pokoknya kamu adalah rajanya!" Kata anak itu.
"Dih... anak ini..." pikir Rheinalth jengkel.
"Apakah aku akan memberikan ciri-ciri nya saja?" Kata anak itu.
"Baiklah." Kata Rheinalth.
"Dia berambut pendek dan putih sepertiku. Dia perempuan sepertiku. Sudah itu saja." Kata anak itu.
"Oh tidak.. dia adalah.." kata Rheinalth menyadari siapa yang telah menjadi incaran utama kelompok penjahat itu.
"Dimana dia?!" Bentak Rheinalth secara tiba-tiba.
"Eh.. kita harus main dulu dong, kakak." Kata anak itu.
"Sjveqvsk... anak iniii..!!" Kata Rheinalth jengkel.
"Ya, perkenalkan aku Mira, aku adalah salah satu anggota termuda di dalam organisasi ini." Kata anak itu memperkenalkan dirinya.
"Mira ya.." kata Rheinalth.
"Kalau kakak siapa?" Tanya Mira.
"Aku Rheinalth." Kata Rheinalth.
"Oh, raja Rheinalth." Kata Mira.
"Ah.. jangan pakai kata raja, aku jadi malu." Kata Rheinalth.
"Ah berarti kamu memang menyukai sang ratu ya? Hihihi." Kata Mira.
"S-sudahlah!" Kata Rheinalth yang tersipu-sipu.
"Hahaha! Kakak malu! Kakak suka pada sang ratu!" Kata Mira.
"Hadeh anak ini!" Kata Rheinalth kesal.