Unduh Aplikasi
12.76% DI ANTARA GEMINTANG / Chapter 18: Tak Percaya

Bab 18: Tak Percaya

Aku melepas kepergian Elsie sampai di teras depan. Elsie segera menuju sepeda motornya dan mulai menghidupkannya.

"Jangan terlalu dipikirkan masalah tadi, Zie. Pokoknya kamu hanya perlu menjauh teman kamu itu dan bersikap wajar padanya. Nanti dengan berlalunya waktu perasaan itu akan hilang," Elsie tersenyum.

"Oke," Jawabku sambil tersenyum meski dalam hati aku merasa tak yakin. "Jangan bilang siapa-siapa!"

"Oke nona manis," Elsie tersenyum lebar.

Elsie melambaikan tangannya lalu pergi dari hadapanku dengan menaiki sepeda motornya, aku menatapnya sampai ia hilang dari pandangan. Aku merasa Elsie tak mempercayai ceritaku, bagaimanapun itu sebuah hal yang tak mungkin dan aku juga tak memaksanya untuk percaya. Aku menggelengkan kepalaku, .bahkan aku sendiri masih tak mempercayainya kalau aku tak memakai cincin yang diberikan oleh perempuan itu.

***

Setelah sholat dhuhur, aku segera berkemas untuk kembali ke tempat kost. Besok lokasi praktek bukan lagi di rumah sakit seperti biasa tapi di sebuah desa. Kegiatan itu disebut PKMD atau pembangunan kesehatan masyarakat desa, sebuah kegiatan yang berupa pendataan masalah kesehatan masyarakat desa hingga mencari pemecahan dari masalah kesehatan tersebut.

Aku baru saja selesai berkemas saat ayah dan ibu pulang dari rumah temannya.

"Mau ke kost jam berapa, Zie?" tanya Ayah sambil menjatuhkan dirinya ke sofa. tangannya meraih remote kontrol televisi yang ada di meja dan menghidupkannya. Ayah menganti-ganti chanelnya dan berhenti pada sebuah chanel yang menyiarkan berita.

"Sebentar lagi, yah."

"Sudah makan?" tanya Ayah sambil menatapku.

"Belum, Yah."

"Makan dulu sana!" perintah ayah.

"Iya, makan dulu, sayang. ibu nggak mau putri kesayangan ibu sakit,"

"Ah, ibu lebay, deh."

"Eh, lebay gimana? ibu ini perhatian, lho," ibu dan ayah tertawa berderai. "Tak lama lagi kamu akan jadi istri orang jadi kamu harus menjaga dirimu baik-baik. Jangan sampai kamu sakit karena nggak makan hanya karena buat jaga body. Harsya pasti suka kok kalau kamu gemukan sedikit."

Bagi mereka Aku tetaplah anak kesayangan mereka yang harus dimanja biarpun beberapa bulan ke depan aku sudah mau menikah. Aku hanya bisa cemberut yang membuat mereka makin tertawa.

Aku segera beringsut menuju meja makan dan menikmati tumis kangkung buatan ibu yang sangat nikmat dengan lauk ayam goreng yang dimasak dengan penuh cinta, hahaha.

Satu jam kemudian, Aku berpamitan pada ayah dan ibu.

"Hati-hati di jalan," kata Ayah.

"Nggak ada yang Ketinggalan, kan?" tanya ibu saat memelukku.

"Eh..." Aku segera ingat kalau ponselku masih ada di kamar karena masih di charge.

Aku segera masuk ke kamarku, mengambil ponsel beserta chargernya dan memasukkannya ke dalam tas. Saat keluar kamar, aku mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Tiba-tiba aku merasa dadaku berdebar.

***

Dari penulis:

Bisa tebak siapa yang datang? Ali atau Harsya atau siapa lagi????


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C18
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk