"Tikarnya sangat tipis, lain kali ganti dengan kasur saja!" Kata Billy Li tiba-tiba, ia merasa bahwa aspalnya begitu keras. Ketika berbaring di atasnya ia merasa gelisah, apalagi melihat kulit putih Shia Tang tanpa cacat ia takut itu akan melukainya.
"Lain kali aku tidak akan melihat matahari terbenam lagi." kata Shia Tang kemudian. Ia merasa rahasianya seperti terbongkar, lalu ia menyerah dengan keinginannya untuk melihat matahari terbenam setiap hari. Karena ia tahu, keinginannya pasti akan dirampas oleh Billy Li, lebih baik ia menyerah lebih dulu daripada menunggu Billy Li merampasnya. Dan untuk sebuah kasur, apa tidak berlebihan? batinnya.
"Kalau kamu tidak mau melihat, biar aku saja yang akan melihatnya!" kata Billy Li sambil menyunggingkan senyum. Kedua tangannya yang berada di ketiak Shia Tang tiba-tiba langsung mengangkat tubuhnya, membuat wajah keduanya saling berhadapan.
Lalu tidak disangka kalau Billy Li akan menekan kepala Shia Tang, memaksa Shia Tang bergerak untuk mencium bibirnya. Bibir Billy Li terlihat menghisap bibir Shia Tang, ia mencium bibir itu dengan lembut. Ketika itu Shia Tang berpikir bahwa Billy Li akan menciumnya lebih dalam lagi, namun Billy Li malah menyudahi ciuman mereka, lalu membawa Shia Tang kedalam dekapannya, dan dengan tenang menatap senja di langit.
Kepala Shia Tang yang menyandar di dada Billy Li, membuatnya bisa mendengar suara detak jantung pria itu sambil melihat sisa cahaya senja yang tersebar di langit. Orang-orang yang melihat mereka yang seperti ini, mungkin tidak akan langsung bisa menilai bahwa mereka termasuk dalam hubungan yang seperti apa.
※
Keesokan harinya, Shia Tang terlihat masih tidur dengan nyenyaknya. Tiba-tiba, ia merasa bahwa wajahnya ditepuk dengan ringan. Kemudian terdengar suara Billy Li sedang berbicara di atas kepalanya, "Cepat bangun!"
Billy Li menepuk wajah kecil Shia Tang, tapi ia hanya mengibaskan tangan, membalikkan badannya, lalu tidur lagi. Billy Li yang melihat itu mencubit hidung kecilnya. Tiba-tiba Shia Tang merasa tidak bisa bernapas, akhirnya dengan masih mengantuk terpaksa membuka matanya.
Kebingungan Shia Tang pun menghilang ketika ia melihat wajah tampan itu terpampang di depan matanya, ia langsung kaget dan hal itu membuat rasa kantuknya menghilang.
"Se… selamat pagi!" katanya kemudian. Ini adalah pertama kalinya bagi Shia Tang, ketika ia terbangun dan langsung melihat wajah Billy Li. Ini juga pertama kali baginya mengucapkan selamat pagi kepada Billy LI, semenjak pernikahan mereka yang berjalan begitu lama.
Apakah matahari terbit dari arah barat? Batin Shia Tang sambil melihat keluar jendela, ia tersadar bahwa langit masih gelap. Kemudian, ia mengambil ponsel di meja kecil samping tempat tidur dan melihat layar ponselnya. Astaga, ini baru jam 5 pagi! Batinnya lagi.
"Sudah bangun?" tanya Billy Li. Tubuhnya yang saat ini sedang berbalut celana olahraga dan kaos tanpa lengan bersuara rendah kepada Shia Tang, terdengar begitu lembut. Sangat lembut.
Shia Tang hanya mengangguk, sebenarnya matanya masih mengantuk. "Apa kamu tidak bisa tidur?" ia bertanya sambil menggosok kedua matanya.
Billy Li selalu bangun tepat waktu pukul 7, bagaimana bisa bangun 2 jam lebih awal? Dan juga mengajakku untuk bangun bersama? Tanya Shia Tang dalam hati.
"Kamu lupa tentang apa yang aku katakan kemarin?" tanya Billy Li.
Hah? Tentang apa? batin Shia Tang.
"Cepat bangun, gosok gigi, dan ganti baju olahraga, waktumu hanya sepuluh menit!" kata Billy Li, ia tahu bahwa Shia Tang sudah lupa, lalu ia langsung menyeret Shia Tang untuk beranjak dari tempat tidur.
"Aku, tidak punya pakaian olahraga." jawab Shia Tang yang masih mengambil beberapa langkah tiba-tiba menoleh dengan suara kecil. Apakah Billy Li memintaku bangun pagi-pagi untuk mengajakku olahraga dengannya? batinnya.
"Hmm?" Kedua alis Billy Li berkerut.
Shia Tang segera menambahkan, "Apa pakaian yoga juga termasuk pakaian olahraga?"
Billy Li sebenarnya punya keinginan untuk mengetuk kening Shia Tang, tapi ia masih dengan tenang lalu berkata, "Baju santai juga tidak masalah."
Ternyata Shia Tang juga berlatih yoga. Dengar-dengar, wanita yang berlatih yoga tubuhnya lebih lentur, tampaknya kesejahteraan Billy Li semakin lama semakin membaik di masa depan. Lima belas menit kemudian, Shia Tang turun ke bawah. Terdengar suara orang-orang di dapur sudah sibuk menyiapkan sarapan hari ini.
Billy Li yang melihat Shia Tang turun dan melihatnya memakai setelan yoga tiga lapis berwarna lavender. Celana legging berbahan katun itu membuat kakinya terlihat panjang dan lebih indah, desain yang pas membuat pinggangnya yang ramping begitu terlihat. Membuat Billy Li yang melihatnya seakan-akan tidak tahan ingin menyuruh orang untuk mengukur pinggangnya itu. Lingkar atasnya tidak perlu dibicarakan lagi, terdapat dua buah dada yang indah seputih salju itu tercetak jelas.
"Apa kamu menunggu sangat lama?" tanya Shia Tang karena melihat Billy Li menatap padanya, ia sedikit gelisah.
Musim yang sekarang, membuat udara pagi dan malam menjadi sedikit dingin, jadi Shia Tang kembali lagi ke kamar untuk mengambil sebuah mantel. Setelah keluar dari kamar mereka tiba-tiba terdengar suara Billy Li mengajaknya untuk segera pergi.
"Ayo pergi!" kata Billy Li sambil mengalihkan pandangan, kembali acuh tak acuh seperti biasa.
Shia Tang mengikuti Billy Li keluar dengan diam, saudari Liu yang terlihat keluar dari dapur sedikit terkejut melihat mereka berdua akan berjalan pergi...