Monica diusir tidak mengikuti perayaan Kematian pamannya. Dan dikurung dikamar seolah di isolasi.
Tatapan mata Monica semakin mengelap seiring waktu berjalan. Dia telah dianggap orang yang tidak dapat dipercaya dalam keluarga ini.
Dan tidak ada siapapun yang akan percaya padanya....."
"Monica, bersihkan rumah kemana saja kau dasar manja!!"
- marah bibi ia menarik tangan Monica dengan kasar dan membawanya ke dapur.
"jika tidak bekerja, kau tidak akan makan?!!" tegas ibu. Monica semakin kelam dan hanya mengangguk.
Liburan ini tidaklah menyenangkan melainkan menyiksa...."
Lalu ibu meninggalkan ku dengan semua alat pembersih itu. Aku hanya membersihkan rumah Dengan suasana suram. Hatinya mengelap dan hampir terkunci rapat.
"Wah wah lihat si pengejek dan juga bahagia diatas kami" - ledek Arni menatap ku yang hanya bisa terdiam.
Arni melempar lap ditangan ku dan tertawa sambil memanggil ibu.
"Ibu kak Monica sangat tidak bersih"
ledek Arni menunjuk arah lemparan itu membuat area yang dibersihkan Monica kembali kotor.
"Bersihkan dasar pemalas, lihat pemalas tidak akan mendapat makanannya" - seru ibu dan pergi.
Monica tidak mendengus, hanya merasa nasibnya sangat sial. Mereka membencinya bahkan sekolah juga membencinya.
Tidak ada tempat baginya di seluruh dunia...."
Hari hari liburan dihabiskan Monica untuk membersihkan rumah seperti pembantu. Ibu merasa beruntung dapat beristirahat dan tidak usah mengaji pembantu .
Monica merasa dirinya diperalatkan. Sungguh tidak manusiawi. Tetapi ia tidak bisa hidup diluar.
Masih belum bisa untuk bekerja dan lagi dimana ia akan tinggal!!
Monica sedikit iri dengan kehidupan kupu kupu , ngengat...".Apa kah dia bisa bebas seperti mereka.....?
Aneh saja, ini adalah kehidupan manusia . Semua penuh kebencian dan kebohongan. Ia harus bisa lebih berbohong untuk hidup didunia seperti ini.
Mereka yang berkuasa mereka lah yang menang. Pepatah yang sangat benar. Dan berlaku seperti raja hutan.
Tegar tegar, sampai sekarang Monica belum sekalipun menunjukkan ekspresi nya. Rasanya mukanya sudah kaku tidak ada emosi.
Akhirnya hari sekolah. Hari yang paling tidak dinantikan oleh Monica.
Didepan sudah menunggu Yan dan ketua gaul yaitu ran di depan gerbang.
Ia tersenyum dan tertawa melihatku yang tampak semakin kurus.
"Wah kasihan nih pengoda kita kurang makan" seru Yan ia tertawa.
Kutatap ia lekat lekat, ia pernah menjadi sahabatku. Tetapi betapa mudahnya ia mengkhianatiku. Sahabat palsu...!!
"Ara apa mungkin tidak ada pria lagi yang bisa digoda. oleh ke sok polosanmu ..."
Kini gelak tawa membanjiri seluruh isi sekolah. Mereka melihat dan menertawakan ku. Sakit...!!
Bisakah kalian merasakan apa yang kurasakan...."