Aku memejamkan mata.
Aku mendengarkan suara berdengung di telinga aku yakin hanya hitungan detik aku akan mendapatkan hantaman. Anehnya hantaman itu tak kunjung datang.
Kuberusaha membuka mataku lebar-lebar, selebar aku bisa aku bisa melihat sebuah tangan mencengkeram kuat tangan pria yang hampir memukulkan tabung gas 40 cm atau sekitar 0,5 meter kubik. Aku sadar betul andai tabung itu menyentuh kepalaku bukan sekedar pingsan mungkin aku akan gagar otak.
Dalam sekian detik aku bertemu mata dengan suamiku, dia mencengkeram tangan itu kuat-kuat sampai aku bisa melihat tabung 40 centimeter jatuh dan menggelinding menyentuh kakiku. Hendra dengan gerakan samarnya seolah mengirim sinyal supaya aku lekas menghindar. Aku merambat masuk kembali ke dalam lorong ranjang-ranjang kosong.
Pria yang tangannya di cengkerama suamiku memekik menghantam kendang telingaku. Kututup daun telingaku, mataku enggan menutup, aku takut terjadi sesuatu pada Mahendra.