🔥🔥🔥🔥🔥
Zeline sudah duduk manis di sebuah cafe di sekitaran Seminyak. Ia memesan lemon ice tea kesukaannya. Zeline sedang menunggu teman lamanya yang kebetulan seorang owner cafe ini. Mereka sudah berjanji untuk temu kangen ketika Zeline memiliki waktu senggang di Bali.
Akhirnya, Bagus, owner cafe dan juga teman lama Zeline datang menghampiri. Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan sebenarnya Zeline datang juga ingin mengantarkan hadiah pernikahan untuk Bagus dan istrinya.
"Terima kasih banyak, Zel. Tidak perlu repot memberikan hadiah seperti ini," kata Bagus saat menerima hadiah dari Zeline
"Tidak perlu sungkan. Ini sebagai ungkapan permintaan maafku juga karena tidak bisa hadir saat pernikahanmu, Gus," kata Zeline
"Istriku pasti senang menerima hadiah ini. Dia ingin sekali bertemu denganmu tapi dia sedang sibuk malam ini,"
Zeline tersenyum, "Lain kali, Kami pasti akan bertemu. Aku juga akan sering main ke Bali. Aku suka suasananya, tidak penat seperti di Jakarta,"
"Pindah saja kemari, Zel. By the way, kapan kau akan menyusulku ke pelaminan?" tanya Bagus
Zeline terkekeh sambil mengaduk Salad-nya. "maksudmu menikah?" Bagus mengangguk
"Memangnya dengan siapa aku mau menikah? Aku ini masih single, Gus. Lagi pula, belum ada pria yang mau mengajakku menikah,"
Bagus terkejut, ia tidak menyangka wanita secantik Zeline masih berstatus jomblo.
"Kau bercanda kan, Zel? Tidak mungkin wanita sepertimu menjomblo," Bagus meragukan
Zeline memukul lengan Bagus pelan sambil terkekeh lagi. "Memangnya aku wanita seperti apa? Kau mau mengejekku ya? Aku benar-benar tidak punya pacar,"
"Kau mau ku kenalkan dengan temanku disini? Dia seorang pengusaha perhiasan dan memiliki banyak resto ternama pula. Ku rasa dia akan cocok denganmu," Tawar Bagus
"Terima kasih atas tawaranmu, Gus. Tapi, aku akan mencarinya sendiri. Kau tahu bukan, aku selalu gagal jadian jika dijodohkan," Ucap Zeline dan Bagus mengangguk sambil tertawa
Waktu sudah menunjukkan pukul 10.17 di Bali. Zeline sudah sangat kenyang dengan sajian secara gratis yang diberikan Bagus padanya dan juga ia sudah puas bercerita dengan pria itu. Saat ini, waktunya Zeline kembali ke hotel untuk beristirahat.
Setiba di lobby, ponselnya berbunyi, telpon masuk dari Fini.
"Ya, Fin!"
"Kau dimana?"
"Aku? Aku di lobby,"
"Tsk! Cepat kemari, aku sudah menunggumu lama di kamar Mesya,"
"Kalian sudah sampai?"
"601!"
Sambungan telpon diputus begitu saja. Zeline menggeleng tak habis pikir memiliki sahabat seperti Fini.
🔥🔥🔥🔥🔥
Sesampai di kamar, Zeline meletakkan ponsel dan tasnya di atas meja. Ia bergegas mandi dan membiarkan Fini, Mesya dan Vera melakukan apapun di kamarnya ini. Yang jelas, Zeline hanya ingin menyegarkan tubuhnya yang sepanjang sore tadi ia habiskan diluar. Cuaca di Bali tidak jauh berbeda dengan cuaca jakarta, panas.
Meskipun Mesya datang bersama tunangannya, Vera juga bersama gebetannya dan Fini baru akan mencari mangsanya malam ini, mereka bertiga tetap saja suka mengacak-acak kamar Zeline dengan alasan ingin meninjau perkembangan pencarian Zeline.
Ponsel Zeline bergetar di atas nakas. Vera mengambil ponsel Zeline melihat notifikasi apa yang muncul. Ternyata ada tiga whatsapp yang dikirimkan dari nomor asing. Tingkat penasaran Vera meningkat dan dengan lancang ia membuka isi chat tersebut.
Fello
Zeline, apa kau sedang sibuk? atau sudah tidur?
Aku ingin mengajakmu skype, kebetulan aku sedang tidak ada kegiatan
Hubungi aku, jika kau punya waktu senggang.
Mata Vera terbelalak melihat isi chat tersebut. Senyum tersungging di wajah cantiknya. Ternyata, Zeline sedang pendekatan dengan salah satu teman dari aplikasi kencannya.
"Great Job, Zeline!" pekik Vera membuat Mesya dan Fini menoleh
"OMG!!! Zeline----" teriak Vera lagi saat melihat foto profile seorang yang bernama Fello
Mesya dan Fini mendekat sedangkan Zeline bingung ketika baru saja keluar dari kamar mandi.
"Kalian kenapa?" tanya Zeline penasaran
Mesya, Fini dan Vera , ketiganya kompak tersenyum misterius menatap Zeline.
"Kemajuanmu begitu pesat!"
"Tangkapan jitu!"
"Luar biasa pasti memuaskan!"
Zeline mengerenyitkan dahi, mencoba mencerna ucapan ambigu dari ketiga sahabatnya itu.
"Kalian ini bicara apa? Biasakan bicara dengan bahasa yang jelas dan normal. Aku bukan peramal yang bisa mengerti bahasa isyarat kalian," Keluh Zeline lantas wanita itu sibuk dengan cream malamnya
Vera menyodorkan layar ponsel yang menunjukkan wajah Fello. Seketika Zeline berdiri, dan merebut ponselnya.
"Apa yang kalian lakukan dengan ponselku?" tanya Zeline
"Hanya membaca ajakan skype dari pria tampan bernama Fello itu,"
"Cepat buka skype mu! Aku sudah tidak sabar melihatnya dan memberi penilaian apa dia layak atau tidak," ucap Mesya
Zeline menghembuskan nafas berat. Tingkat kekepoan para sahabatnya sudah memasuki ambang diatas normal, mau tidak mau membuat Zeline mengikuti titahnya.
Sebelum mengaktifkan sambungan Skype-nya, Zeline terlebih dahulu mengabari Fello agar Fello bersiap-siap disana.
Macbook Zeline diletakkan diatas meja dan Zeline sendiri duduk dilantai yang beralaskan karpet tebal, sedangkan ketiga sahabatnya berdempet duduk di atas sofa kecil dibelakang Zeline. Zeline hanya menggelengkan kepala melihat tingkah absurd mereka bertiga.
Seketika layar macbook Zeline menampilkan pria tampan dengan bertelanjang dada yang memiliki perut six pack, otot kencang seddang tersenyum.
Baik Zeline, Mesya, Fini atau Vera, mereka semua secara spontan menahan nafas akan pemandangan yang tersaji di depan mata mereka.
"Ini surga!" gumam Fini
"Dia bukan manusia!" timpal Mesya
"Aku jatuh cinta," bisik Vera
Sedangkan Zeline masih terbengong menatap pemandangan indah di depan matanya. Lamunan Zeline seketika buyar saat Fello menyapanya.
Hai, Zeline. Apa kau baik-baik saja?
Hah, iya! Aku baik-baik saja
Wajahmu terlihat pucat. Kau yakin baik-baik saja?
Iya, aku baik!
Apa yang sedang kau lakukan?
Oh, maaf! Aku baru saja selesai Gym. Aku belum sempat mandi dan berpakaian. Maafkan aku, karena tidak sopan.
"Aku malah menginginkan, kau menurunkan celana hitammu itu!" gumam Vera
"Oh, shit! Aku horny!" ucap Fini
Fello sepertinya mendengar dan mengerti apa yang diucapkan Fini barusan. Ia memasang wajah penasaran. Zeline menoleh dan mengisyaratkan pada ketiga temannya untuk diam dan tidak berkata yang aneh-aneh.
Kau sedang bersama teman-temanmu?
Ah, iya. Mereka semua sahabatku. Maaf membuatmu tidak nyaman. Mereka ingin berkenalan denganmu, Fe!
Oh, ya! Dengan senang hati.
Kenalkan aku, Fello. Aku menetap di New York. Aku teman baru, Zeline.
"Ya Tuhan! Suaranya begitu seksi. Rahimku seketika panas seperti tersiram jutaan sperma miliknya!" ucap Fini
Apa kau single, Fello? Kenalkan aku Vera!
Ya, tentu saja. Ah, aku akan mengingat namamu. Ver-a!
Kenalkan, namaku Mesya! Senang melihat dadamu
Apa? senang apa?
Tidak! Mesya bilang, dia senang berkenalan denganmu!
Zeline memberikan tatapan tajam pada Mesya, karena ucapannya yang begitu blak-blakan. Mesya hanya menyengir menaanggapi tatapan Zeline.
Aku Fini. Kau memiliki tubuh yang luar biasa. Kapan kau akan terbang ke Indonesia?
Fello nampak berpikir menanggapi pertanyaan Fini. Baru saja akan menjawab, Zeline menyelanya.
Abaikan pertanyaan Fini. btw, kau punya rencana apa hari ini?
Oh, okay!
Aku tidak ingin kemana-mana. Aku akan beristirahat saja dirumah, mungkin nanti sore aku akan jalan-jalan di pantai.
Semoga harimu menyenangkan.
Terima kasih, Zeline. Semoga tidurmu juga nyenyak dan bermimpi indah.
Aku akan tidur. Aku sudahi dulu ya. Lain kali kita berbincang-bincang lagi.
Zeline memilih untuk mengakhiri skype-nya dengan Fello. Ia sudah tak kuasa lagi melihat pemandangan yang membuatnya pening dan susah berkonsentrasi itu. Sedangkan disana, lagi-lagi Fello menampilkan wajah kecewanya saat mendengar Zeline ingin mengakhiri percakapan video mereka.
Baiklah. Aku akan menghubungimu nanti. Kau harus beristirahat.
Ah, lebih cantik jika tanpa make up yang berlebihan. Aku menyukainya.
Seketika hawa panas menyerang wajah Zeline. Wajahnya dipenuhi semburat merah. Sungguh, pria di layar macbook-nya ini berbahaya. Selain dapat merusak kinerja jantungnya, ia juga mampu memporak porandakan isi kepala Zeline.
Terima kasih. Bye!
Zeline menutup layar macbooknya dan menghela nafas panjang, yang ternyata di ikuti oleh ketiga sahabatnya yang lain.
"Demi Tuhan, Zeline!! Dia tampak seperti malaikat!"
"Vaginaku mendadak basah hanya karena mendengar suara dan tubuh setengah telanjangnya!" ucap Fini vulgar
Zeline bergidik ngeri mendengarnya lantas memukul lengan Fini kencang.
"Aku bisa membayangkan betapa besar dan panjang serta keras miliknya!" timpal Vera
"Oh, Shit! Kalian bertiga cepat pergi dari kamarku! Sungguh, kehadiran kalian bertiga benar-benar merusak pikiranku!" usir Zeline
"Bisakah aku minta nomor ponselnya?" tanya Fini dihadiahi tatapan menusuk Zeline
"Tidak! Sudah, sana kalian pergi! Kalian menyebalkan, memalukan sekali," omel Zeline
"Jika Fello ke Indonesia, kau harus memberi tahu kami semua, okay!" kata Vera dan Zeline memutar bola matanya
Zeline memijit dahinya yang mendadak dua kali lipat pening. Sepeninggalan ketiga sahabatnya yang sudah keluar dari kamarnya.
Sungguh munafik, jika Zeline menampik betapa HOT-nya seorang Fello. Zeline merasakan gelenyar-gelenyar aneh muncul saat ia mendengar suara berat dan seksi Fello, ditambah pemandangan yang merusak kinerja otaknya.
Zeline tidak menampik, jika ia ingin bertemu langsung dengan Fello. Namun, Zeline tidak akan terburu-buru apalagi memaksa agar pria itu datang menemuinya. Toh, belum tentu Fello orang yang mampu membeli tiket pesawat New York - Indonesia. Untuk sekarang lebih baik, Zeline mencari tahu lebih banyak mengenai pria itu.
🔥🔥🔥🔥🔥
Lagi-lagi Ricard tersenyum di depan cermin. Ia mematut penampilannya yang memang begitu tidak sopan. Ia sampai lupa untuk memakai baju, saat Zeline mengabarinya, jika wanita itu akan mengajaknya Video Call.
Ricard awalnya cukup terkejut saat melihat di layar ponselnya bukan hanya wajah cantik Zeline yang berada disana. Melainkan dibelakangnya masih ada 3 wanita cantik juga yang tidak dikenal Ricard. Tapi entah mengapa, wajah Zeline yang tanpa make up lebih menarik dibanding ketiga wajah teman Zeline.
Rasanya, Ricard ingin setiap hari memandang wajah polos Zeline saat bangun tidur atau akan tidur. Oh, Shit! Pemikiran yang terlalu jauh.
Fantasi - fantasi aneh bercokol dikepalanya. Otak kotornya memikirkan bagaimana jika bibir tipis Zeline ia kecup dan lumat berkali-kali, ia pastikan jika bibir itu rasanya manis. Sial!
Tongkatnya berdiri! Hanya karena memikirkan dan membayangkan Zeline. Benar-benar, sepertinya Ricard harus memeriksakan otaknya ke rumah sakit!
Ricard benar-benar harus mandi air dingin, untuk menyingkirkan pikiran-pikiran mesumnya dan fantasi liarnya bersama Zeline.
🔥🔥🔥🔥🔥
Jangan lupa tinggalin jejak yaaaa 💋💋