Ia tidak ingin menambah gelisah Earl, tapi satu sisi ia juga butuh kepastian dari istrinya sendiri. Apakah temannya itu sudah menghubungi Earl kembali? Jika sudah… Arthur bahkan tidak tahu harus seperti apa lagi.
"Sahabatmu menelepon… beberapa jam yang lalu." Ucap Arthur yang kini mengalihkan perhatiannya pada kaki Earl. Tidak ingin melihat bagaimana antusiasme istrinya yang histeris mendengar kabar mantan kekasihnya.
"… Aku tahu." Arthur terdiam. "Aku tidak akan pergi." Lanjut Earl meraih rambut Arthur dan mengelusnya lembut.
Arthur terkesima, ia sudah melewati masa sulit dalam hidupnya dan kini ia sudah duduk di sebelah istrinya yang paling dicintai. Merasa masa lalu mereka sama kelamnya, Arthur pun tersenyum dan membusungkan tubuhnya untuk meraih Earl.
Memeluknya dengan erat, sangat erat. Dan ucapan terima kasih yang tulus terucap, sebagai rasa bersyukur Arthur dan merengkuh Earl dalam pelukan hangat. Earl memejamkan matanya, membalas pelukan Arthur.