Selama perjalanan, Alta tidak bisa tenang. Ia kalap dan menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata bahkan terhitung dua kali menerobos lampu merah dan hampir menabrak motor. Rupanya, kejadian tadi tidak membuatnya kapok.
Pulang sekolah langsung ke rumah sakit. Mama sendirian. Davino udah pergi.
Mamanya tidak lagi mengirimi pesan. Hanya tiga kalimat itu saja yang terkirim padanya, namun ia sudah tau maksud dari semuanya. Apalagi, ketika Kendy tidak berhenti untuk menefonnnya sejak tadi.
Davino pergi.
Pergi bukan dalam artian sementara.
Sesampainya di rumah sakit. Alta langsung memarkirkam mobilnya di basement rumah sakit dan berlari ke lantai dua. Derapan kakinya di koridor terdengar menggema karena keadaan lumayan lengang. Hatinya mencelos saat membuka pintu dan mendapati mamanya menangis di samping tempat tidur Davino. Peralatan yang selama dua tahun lebih menunjang kehidupan kakanya itu sudah tidak terlihat lagi.