Unduh Aplikasi
91.3% DUNGEON : ARTIFICAL / Chapter 20: Keputusan yg menentukan hidup mereka

Bab 20: Keputusan yg menentukan hidup mereka

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Seminggu berlalu semenjak Ray dan Lily mulai bergerak sebagai petualang. Bersama dengan Azura, Akira, dan Nina menjelajahi daratan negri Human yg luas ini. Berbagai macam mata bahaya mereka lalui bersama. Tapi entah kenapa, Ray masih belum bisa merasakan sensasi berpetualang yg ia inginkan. Sampai pada hari ketika mereka sedang berkumpul bersama, Ray akhirnya mengutarakan keinginannya.

" Sudah kuputuskan, aku akan bergabung dengan pasukan Elit dungeon" ucap Ray. Sontak saja mereka semua yg mendengarnya kaget.

" R-ray, apa yg kau pikirkan?!" Tanya Akira " bergabung dengan pasukan Elit itu berbahaya!"

" Aku tahu itu, tapi dengan cara itu aku bisa menjadi lebih kuat" jawabnya polos " lagipula...aku harus memenuhi harapan magus dan yg lain..."

" Ray..." Ucap Lily lirih. Azura yg tak tahu apa-apa itu menghela nafas.

" Huh...aku tahu kau kuat, tapi kau tak boleh besar diri begitu" ucap Azura. " Kau sudah pernah memasuki dungeon kan? Seharusnya kau paham itu.."

" Azura benar Ray, itu sangat berbahaya.." Nina juga sependapat.

" Apa kau yakin Ray? Tak mau memikirkannya lagi?" Tanya Akira khawatir.

Percuma saja, Ray sudah membulatkan tekadnya. Mereka pun menyerah membujuknya. Mereka hanya bisa diam menerima keputusan Ray.

Alasan Ray untuk bergabung dengan pasukan Elit ini tidak lain untuk menjadi lebih kuat. Mengingat ia pernah berjanji akan kembali berduel dengan Shiro dan mengalahkannya. Bergabung dengan orang-orang kuat seperti pasukan Elit adalah pilihan yg tepat. Ia dapat mendapatkan pelajaran penting yg tak bisa ia peroleh sebagai petualang. Ditambah lagi peluangnya untuk bertemu dengan Shiro akan semakin besar, mengingat kalau Shiro termasuk salah satu anggota pasukan Elit itu, sebagai pemabasmi pasukan raja iblis.

"Mulai besok aku akan bergabung, jadi..."

" Ray..." Ucap Lily yg tiba-tiba berdiri " aku ikut denganmu"

" L-lily? Ini berbahaya untukmu" cegat Ray.

" Kau masih ingat kata-kata ku waktu itu kan?" Tanya Lily " aku akan ikut bersamamu kemanapun itu. Apapun yg akan terjadi aku akan ikut. Itu keputusanku.."

" Ya...kalau kau pergi kami juga akan pergi" ucap Azura tersenyum " jangan kira kami akan membiarkanmu lari dari tugasmu sebagai ketua party Ray"

" Itu benar, kita adalah keluarga kan Ray?" Akira juga setuju.

" Azura dan Akira sudah berkata seperti itu, kau tak bisa menghindar lagi Ray. Terima saja" ucap Nina " aku juga akan ikut denganmu"

" Azura, Akira, Nina, ini berbahaya" ucap Ray " kalau sendiri mungkin aku bisa melindungi diri, tapi aku tak bisa melindungi kalian semua"

" Kau tak perlu melindungi kami, kami akan melindungi diri kami sendiri" ucap Azura. Ia ikut berdiri seperti Lily " dan kita akan saling melindungi sebagai keluarga"

" Tapi..."

" Ray, kau adalah ketua. Keputusanmu adalah keputusan kami juga" ucap Azura " menyerah saja..."

" Tenang saja Ray, kami akan berjuang sekuat tenaga" ucap Lily semangat.

Melihat mereka yg tak menyerah itu, Ray menghela nafas tersenyum. Sepertinya ia sudah kalah dalam pertarungan adu mulut ini.

" Baiklah...ini keputusan kalian. Aku tak akan mencegah kalian" ucap Ray. Sontak mereka semua bersorak bahagia. " Tapi ingat, setelah ini hari kita akan semakin berat...."

" Baiklah, kapten!"

________________________________________

Dua hari setelah perdebatan kecil itu, Ray dan partynya resmi bergabung dalam pasukan Elit yg diketuai oleh seorang jenderal bernama Delta Von Altado. Jumlah anggota pasukan Elit sangat sedikit. Awalnya mereka memiliki 40 orang petarung kuat, tapi kini hanya tersisa sekitar 5 orang saja. Ditambah party Ray, ada 10 orang. Wajar saja, mengingat tanggung jawab yg mereka pikul, sudah pasti banyak dari mereka yg tak tahan lalu keluar.

Hari pertama, mereka dipaksa untuk menghafal dan memahami segala sesuatu yg berkaitan dengan pasukan Elit. Seperti peraturan yg berlaku, sampai sejarah tentang lima dungeon besar yg akan mereka selesaikan. Berikutnya adalah hari latihan untuk memperkuat kemampuan bertarung mereka. Bertarung di dungeon tak sama seperti bertarung di alam bebas. Mereka perlu Indra yg tajam dan kemampuan memprediksi serangan yg baik. Karena itulah para anggota pasukan Elit terkenal sebagai orang-orang yg kuat dan bisa diandalkan. Mereka sering kali diutus untuk berbagai keperluan yg tak bisa diselesaikan petualang biasa.

Dihari ketiga, adalah hari yg mendebarkan. Bagaimana tidak, ini adalah hari pertama mereka masuk kedalam dungeon. Walaupun dengeon kecil, tapi dungeon tetaplah dungeon. Mereka akan berangkat ke sebuah dengeon kecil di daerah Utara kota Barelight. Tepatnya di jurang Alveous. Tujuannya adalah untuk melatih mereka bagaimana bertarung di lokasi yg akan menjadi Medan pertempuran mereka kedepan. Hari ini seorang senior mereka akan ikut serta sebagai pengawas. Orang itu adalah Hinazuki Kaori, seorang healre yg sangat berbakat.

" Setelah selesai siap-siap, kita akan langsung berangkat." Ucap Hinazuki.

" Baiklah, kali ini semangatku membara!" Ucap Azura semangat.

" Hey, kita ini sedang menantang bahaya lho, bukan untuk bersenang-senang" tegur Nina.

Kelompok kecil beranggotakan 6 orang itu mulai bergerak ke dungeon tujuan mereka menggunakan kereta kuda. Dalam waktu 1 jam, mereka sampai di mulut jurang Alveous. Jurang yg begitu dalam. Sebelum masuk, Hinazuki memberikan instruksi untuk mereka, tentang apa yg yg harus dan tidak boleh mereka lakukan ketika didalam dungeon. Yg paling penting adalah menahan emosi. Jangan panik, jangan gegabah, dan jangan boros baik dalam tenaga maupun dalam perbekalan.

Satu-satunya jalan masuk mereka menuju dungeon adalah dengan menggunakan sebuah Gondola kecil yg telah lama ada disana. Kalau dilihat-lihat, sepertinya gondola itu mampu menopang sepuluh orang.

" Tenang saja. walaupun kelihatan tua, gondola ini mampu mengangkut puluhan orang lho " ucap Hinazuki ketika mereka memandang ngeri gondola itu

" Cih...kekuatan memang tak bisa diukur dari penampilan ya..." Gumam Azura.

" Hinazuki...apa ini aman untuk pemula seperti kami?" Tanya Akira.

" Ya...aku tak tahu sih" jawabnya

" Eh, yg benar saja!" Keluh Azura sedikit kaget

" Kenapa? Dimana semangatmu yg tadi Azura?" Tanya Nina tersenyum

" Berisik!"

Mereka ber-6 pun mulai turun ke dasar jurang menggunakan gondola itu. Disana suasana sangat gelap, dan juga lembab. Ada bau minyak yg menyeruak dari dalam. Hinazuki mengantar mereka kebawah, yaitu pintu masuk dungeon yg merupakan sebuah labirin di dalam jurang Alveous. Tak lama setelah mereka tiba, samar-samar suara langkah kaki dan erangan monster terdengar. Sepertinya monster-monster itu sudah mengetahui kedatangan mereka. Dengan sigap, mereka memasang posisi siaga. Formasi telah diatur sebaik mungkin.

" Bersiaplah, mereka mendekat" ucap Hinazuki.

" Monster dungeon ya...aku penasaran seperti apa mereka..." Gumam Azura

Beberapa makhluk aneh muncul dari mulut gua. Mereka terlihat seperti serangga berukuran raksasa. Makhluk-makhluk itu bergerak cepat, hendak menyerang mereka.

" Semuanya mulai menyerang!"

" Formasi Tiga Pilar!" Teriak Ray.

Formasi Tiga pilar. Itu adalah formasi yg Ray buat untuk menghadapi kepungan musuh dari segala arah. Mereka menempatkan tiga penyerang utama jarak dekat di posisi luar, membentuk pola segitiga. Tugas mereka adalah melindungi penyerang jarak jauh dan pengguna sihir yg berada di tengah-tengah formasi. Ray, Azura, dan Lily bertugas sebagai penyerang utama di posisi luar segitiga, menjadi tiga pilar. Sedangkan didalam segitiga itu, Nina, Akira, dan Hinazuki menyerang dengan sihir mereka.

" Pertahankan formasi ini" perintah Ray

" Akira!! Tembakkan sihirmu ke monster-monster di tempat Lily!" Perintah Azura juga.

"Baiklah"

Mereka terus bertahan dalam formasi itu. Lama-kelamaan, jumlah monster itu semakin sedikit. Ray pun mengganti formasi.

" Azura, Lily, masuk ke mode bertarung!"

" Baik!"

" Akira, Nina! Terus bertahan dalam posisi itu! Bantu kami dengan sihir kalian!"

" Baiklah"

Ray, Azura, dan Lily meninggalkan pos mereka dan bergerak maju menebas habis monster yg terlihat. Itulah mode bertarung yg Ray maksud. Akira dan Nina tetap di posisi sebagai penyerang jarak jauh. Hinazuki ikut membantu mereka berdua. Melihat kerjasama tim ini, Hinazuki tersenyum puas.

" Tak kusangka kalian akan berkembang secepat ini.." ucap Hinazuki " sepertinya dungeon bukanlah halangan untuk kalian"

" Simpan nanti pujiannya dan fokus bertarung" ucap Nina.

" Baik baik, aku mengerti kok"

Pasukan penyerang menebas habis monster yg tersisa. Sampai benar-benar tak ada satupun dari mereka yg hidup. Setelah selesai, mereka pun kembali ke posisi biasa.

" Huah...itu tadi menyenangkan" ucap Azura meregangkan otot-ototnya " apa segini saja?"

" Tentu saja tidak, itu tadi masih gelombang pertama dungeon ini." Ucap Hinazuki.

" Jadi masih ada banyak lagi makhluk-makhluk aneh seperti tadi?" Tanya Lily.

" Ya, benar sekali"

"Huaah!!"

Lily merebahkan badannya di atas tanah, kelelahan. Baginya mempertahankan formasi itu lebih sulit daripada menyerang langsung. Ini pengalaman berharga untuknya.

Hinazuki menghampiri mereka dan tersenyum bangga.

" Hebat, kalian ini kompak sekali" ucapnya.

" Tidak juga..kami selalu seperti ini " ucap Akira. " Tidak ada banyak yg berubah"

" Tidak, itu tidak benar" sanggah Hinazuki " kalian berkembang pesat secara bersamaan, karena itu kalian tidak menyadarinya.."

" Benarkah?"

" Hmmm.. sepertinya yg Hinazuki katakan itu benar"

" Kalian sudah mulai terbiasa mengatur posisi dalam formasi, apalagi mempertahankannya. Itu hebat" puji Hinazuki lagi

" Ya..bagi kakak yg keras kepala ini, itu adalah perkembangan yg sangat-sangat bagus" ucap Akira, memeluk lengan Azura.

" Oi Akira, keras kepala bagaimana yg kau maksud?!"

" Bercanda kok"

Party Ray kembali memasuki dungeon itu semakin dalam. Mereka sudah mengalahkan banyak monster yg mereka lewati di setiap lorong. Dua puluh menit berjalan, sesuatu yg familiar dirasakan oleh Ray dan juga vixy. Tepatnya disalah satu lorong gua.

" Ray, ada sesuatu di dalam lorong itu" ucap vixy dalam wujud tak kasat matanya.

" Kau menyadarinya ya.." gumam Ray.

" Ya, itu seperti roh liar, tapi auranya sangat kuat"

" Itu berarti tangkapan untuk kita"

" Tentu saja"

" Vixy, beritahu tempatnya"

Ray tiba-tiba berlari kedalam lorong gua mengikuti arahan vixy. Tentu saja itu membuat Azura dan yg lain kaget. Mereka langsung ditinggal begitu saja.

" Hey Ray, mau kemana?!" Teriak Azura. Tapi Ray tak merespon dan terus berlari " huh, lagi-lagi seperti ini ya..."

" Semuanya, ikuti Ray"

Ray terus berlari menyusuri lorong tersebut. Azura dan yg lain terus mengikutinya. Ray berhenti diatasi sebuah bukit kecil didalam ruangan gua. Tempat itu cukup luas dan berbentuk seperti kubah. Ia memandang ke bawah bukit. Azura dan yg lain pun menghampirinya.

" Hei Ray, ada apa? Tiba-tiba berlari seperti itu" tanya Azura.

Ray memberi isyarat untuk diam menggunakan jari telunjuknya. Sontak mereka diam, dan ikut melihat apa yg Ray lihat.

" Itu...roh liar" ucap Azura.

" Roh liar?" Tanya Hinazuki

" Sumber kekuatan spirit rider" jawab Lily. " Sepertinya Ray berencana untuk menangkapnya"

" Oh, penangkapan roh liar ya. Ini sepertinya menarik" ucap Nina.

Ray terus memperhatikan roh itu dari atas bukit. Dari warnanya, sepertinya ia adalah roh rank atas. Tingkatan roh biasanya dilihat dari warnanya. Dimulai dari terlemah putih, lalu kuning, oranye, merah, biru, ungu, dan yg terkuat berwarna hitam. Roh kali ini memiliki warna ungu. Artinya ia berada di tingkatan terkuat kedua.

" Aku akan maju..kalian tunggu disini" bisik Ray.

Ray mulai mengendap mendekati roh tersebut. Dan dengan satu lompatan, ia menyerang roh itu.

" Seal!"

Sebuah lingkaran sihir muncul ditangan Ray dan meluncurkan sebuah rantai cahaya yg melesat kearah roh itu. Tiba-tiba saja, gelombang sihir hitam muncul dan menghempaskannya.

" K-kuat sekali" gumamnya " jangan menyerah, Extra Seal!"

Rantai-rantai cahaya muncul lebih banyak dan melesat kearah roh itu. Tapi sesuatu yg aneh terjadi. Roh tersebut sama sekali tak melawan serangan kedua Ray. Ia dengan cepat terbelenggu oleh rantai-rantai itu.

" Dia tidak melawan?" Pikir Ray " tidak perlu dipikirkan"

Rantai cahaya itu mulai mengeluarkan cahaya hijau yg menyelimuti seluruh bagian roh. Saatnya penutupan.

" Wahai roh liar...kau telah lama berkelana didunia ini tanpa tuan...maka mulai sekarang, aku , Ray Rayvold akan menjadi tuanmu" Ray menyelesaikan kata-katanya " Unseal Disforce!"

Seketika semua rantai itu menghilang beserta roh yg ia tangkap. Sebuah kartu muncul dihadapan Ray, kartu identitas roh yg barusan ia tangkap.

" Seperti yg kuperkirakan, rank S+...Elena, tipe Dark Abyssial...dan efek sampingnya.." ketika melihat efek sampingnya, Ray sedikit terkejut " apa maksudnya? ...UnderControl? ... dikendalikan?"

Azura dan yg lain mulai menghampiri Ray yg masih terkejut dengan apa yg ia dapat.

" Ada apa Ray?" Tanya Azura.

" Roh ini... sepertinya berbahaya" ucap Ray.

" Apa maksudmu?"

" Elena, muncullah..."


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C20
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk