Unduh Aplikasi
86.95% DUNGEON : ARTIFICAL / Chapter 19: Tugas pertama

Bab 19: Tugas pertama

Pukul 8 pagi, semua warga kota Barelight sudah memulai aktivitas harian mereka. Termasuklah diantara mereka itu Ray dan party barunya. Pagi-pagi sekali Ray, Lily, Azura, Akira, dan juga Nina sudah siap di gedung Guild. Wajar saja bagi petualangan seperti mereka yg berlomba-lomba mengambil misi terbaik di masing Guild. Mereka harus cepat-cepat atau kehabisan tugas. Kertas misi akan ditempelkan setiap pagi, menunggu siapa yg akan mengambilnya. Dgn kata lain, siapa cepat dia dapat.

"Hmmm..jadi tugas apa yg akan kita ambil?" Tanya Ray.

"Pilihan mu adalah pilihan kami" ucap Azura. " Selama kau yg memilih akan kami ikuti, soalnya kau ketuanya"

" Aku butuh saran "

" hmm... Bagaimana kalau " Nina melihat-lihat ketas di mading " tidak ada tugas perburuan naga ya..."

" Hey, itu terlalu sulit " protes Azura. Ia ikut melihat ke mading " bagaimana kalau misi penjagaan gudang senjata ini?"

Ray menyipitkan mata, menatap Azura lamat-lamat. Azura yg tak suka diperhatikan seperti itu mulai merasa resah.

" Kenapa kau melihatku seperti itu?"

" Kau ini..mau jadi penjaga atau petualang sih. Misi itu terlalu mudah" ucap Ray.

" Kalau begitu maunya apa ?!"

" Bagaimana kalau ini?" Tanya Akira, menunjuk ke salah satu kertas misi " sepertinya tugas ini tak terlalu sulit. Cocok untuk kita"

" Perguruan Gygrole di lembah Contea.." baca Lily.

" Gygrole ya...itu lumayan...saran yg bagus Akira" ucap Ray.

" Kalau begitu kita ambil ini" ucap Azura.

Mereka pun mengambil kertas misi itu, memberikannya ke loket utama. Setelah data tentang misi mereka terima, langsung saja mereka bergerak ke lokasi. Menuju lembah Contea.

Lembah Contea adalah salah satu lembah bebatuan yg terletak di kaki gunung Contea, selatan kota Barelight. Perlu waktu dua jam untuk bisa sampai kesana dgn berjalan kaki.

" Ah...kenapa kita tidak menyewa kereta saja sih?" Keluh Akira.

" Ini untuk melatih otot kakimu Akira..." Ucap Azura " ya.. walaupun sebenarnya untuk menghemat pengeluaran kita sih..."

" Cih, dasar pelit "

" Siapa yg pelit?! Ini untuk kebaikan kita!"

Sontak mereka semua tertawa melihat keakraban kakak beradik ini.

" Jadi berapa banyak yg harus kita buru?" Tanya Lily

" Sekitar 20 tanduk Gygrole" jawab Ray.

" I-itu lumayan banyak kan?"

" Untuk jumlah kita, itu pas" ucap Nina.

" Huh... sepertinya ini akan melelahkan" keluh Lily.

Dua jam berlalu, akhirnya lembah Contea terlihat. Dari sana, mereka bisa melihat puluhan bahkan ratusan Gygrole terbang berkoloni bagaikan burung merpati yg bermigrasi. Di tengah lembah itu, terdapat satu ekor Gygrole yg lain dari yg lain. Ia memiliki tubuh yg sebesar naga. Para Gygrole itu terbang mengitarinya. Sepertinya, ia adalah pimpinan kelompok Gygrole tersebut.

" Itu naga?" Tanya Akira.

" Sepertinya tidak..." Jawab Nina " walaupun mirip, Gygrole dan naga itu tak pernah akur..."

" Daripada membicarakan itu, lebih baik kita memikirkan rencananya" ucap Azura " bagaimana formasinya?"

" Aku dan Azura akan menyerang dari dekat..Akira dan Nina akan menyerang dari jarak jauh dgn sihir mereka dari belakang.. Lily akan bergerak melindungi formasi Akira dan Nina.." ucap Ray menjelaskan " kalau sudah mengerti, kita mulai saja"

Formasi mulai dibentuk. Nina mulai menyerang dgn sihir esnya, menembak ke arah kerumunan Gygrole tersebut. Satu Gygrole gugur, kawanan yg lain berputar kearah mereka , hendak menyerang. Saat itulah, Ray dan Azura maju menyerang mereka yg berada di dekat tanah, mengincar bagian leher mereka. Akira membuat pelindung sihir, melindungi formasi Nina dan Lily.

" ETHERNAL GUN : DONNER...DRAGON BOTS..BOOST SPEED!!" Ray memunculkan sebuah senapan ditangan kanannya, ditambah dengan satu set sepatu armor dan dilapisi sihir untuk mempercepat gerakannya. " Vixy! Lindungi Lily dan yg lain"

" Baiklah!"

Vixy kembali muncul dan bergegas bergabung dengan formasi Nina dan yg lain. Tugasnya adalah untuk melindungi mereka dari serangan dadakan para Gygrole.

Hampir sepuluh menit mereka bertarung, korban di pihak Gygrole sudah banyak.

" Gin, muncullah!" Ucap Ray. Sosok anak kecil Gin pun muncul di depan Ray. " Gin, kumpulkan dua puluh tanduk dari mayat-mayat Gygrole yg telah gugur itu..gunakan God's Age ini untuk mengumpulkan nya"

" B-baiklah..." Jawab Gin " akan kulakukan!"

Gin pun bergerak menyusuri lautan mayat Gygrole itu. Satu persatu tanduk ia potong dan simpan ke dalam God's Age. Manna dan tenaga mereka mulai menipis. Tinggal menunggu Gin mengumpulkan keduapuluh tanduk itu, dan mereka bisa pergi.

" Ray, berapa lama lagi?!" Teriak Azura " Manna ku sudah banyak terkuras!"

" Tahan sedikit lagi!" Jawab Ray. " ETHERNAL SWORD : SENIORIUS!"

Ray kembali mengganti senapannya menjadi bentuk pedang panjang Seniorius. Sedangkan Gin masih berusaha mati-matian mengumpulkan tanduk-tanduk itu. Semakin lama Nina dan Akira mulai terlihat lemas.

" Gin, sudah berapa banyak?!" Tanya Ray.

"17!!"

" Cih, semuanya bertahan!!"

"18!!"

" Ray! Cepat!"

" 19!!"

" Sebentar lagi!! Bertahanlah!!" Teriak Ray " Akira! Persiapkan jalur pelarian!"

" Baiklah!" Ucap Akira " Light road!"

" 20!!"

" Semuanya, sekarang!!"

Sebuah terowongan Manna terbentuk menuju keluar lembah. Dengan cepat mereka melesat meninggalkan daerah penuh Gygrole itu. Akhirnya setelah beberapa menit mereka berhasil melarikan diri dari kepungan para Gygrole yg mengamuk. Mereka semua lantas terduduk di atas tanah saking lelahnya.

" Fiuh... akhirnya selesai juga..." Keluh Azura.

" Kita istirahat disini..Akira, hilangkan light road mu" perintah Ray.

Sesuai kata-kata Ray, light road dihilangkan. Akhirnya mereka bisa beristirahat dengan tenang. Manna dan stamina mereka terkuras. Azura langsung terkapar di atas tanah saking lelahnya.

" Lelahnya..." Keluh Azura.

" Ini masih belum selesai...kita masih harus mengantarkan barang-barang ini dulu " ucap Nina

" Benda kecil itu benar-benar berguna ya...tak kusangka batu legendaris God's Age dapat melakukan itu" ucap Azura.

" Ya... begitulah"

Mereka beristirahat disana selama setengah jam lebih. Setelah merasa cukup untuk berjalan, mereka pun kembali berangkat menuju kota Barelight.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C19
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk