Unduh Aplikasi
43.47% DUNGEON : ARTIFICAL / Chapter 9: Pengorbanan terbesar

Bab 9: Pengorbanan terbesar

" hei Ray, coba kau lihat. aku mau menunjukkan sesuatu padamu" panggil Monica.

" ada apa?" tanya Ray. ia pun mendekati Monica yg saat itu sedang duduk di bangku taman sekolah.

" kau tahu? aku baru menemukan sihir kuno yg sangat hebat" ucap Monica. Ray menunjukkan ekspresi heran.

tidak asing jika Monica menemukan sihir kuno menyadari kalau dia seorang kutu buku. ia pasti mendapatkannya dari buku yg ia baca. tapi ia biasanya tak seheboh ini sampai memberitahu Ray tenang itu. pasti sesuatu yg sangat hebat.

" sihir yg akan kuperlihatkan ini adalah sihir medis terkuat di zamannya. ia diberi nama Relife Transfer"

jelas Monica.

" sepertinya itu sihir yg hebat. tapi sihir hebat pasti punya efek samping." ucap Ray.

" hm, seperti yg diharapkan dari si jenius Ray. kau benar, sihir ini punya kelemahan yg sangat fatal" jawab Monica " sihir ini membutuhkan bayaran yg tinggi...akan kuperlihatkan"

Monica mengambil dua buah kotak yg telah ia siapkan. kotak itu berisi seekor belalang yg tak bergerak. sepertinya ia sudah mati. dikotak yg satunya ada seekor katak kecil. Monica pun meletakkan dua buah kotak itu di tempat yg berbeda. ia mulai merapal mantra.

dua buah lingkaran sihir berwarna biru muda muncul dibawah kedua kotak itu. rune ( tulisan ) sihir muncul dan menghubungkan dua lingkaran sihir tersebut. sesaat setelah itu, belalang yg tadinya diamulai bergerak. tapi beda halnya dengan katak kecil itu. katak itu diam tak bergerak. setelah kotak itu dibuka, belalang tadi langsung terbang pergi meninggalkan mereka. Ray hanya perlu satu kali melihat untuk menyadari kelemahan sihir ini.

" sihir ini.. memindahkan jiwa makhluk yg masih hidup ke wadah kosong..." ucap Ray.

" kau benar Ray. sihir ini membutuhkan tumbal. jiwa yg hidup. tapi jiwa makhluk yg akan ditumbalkan harus setara dengan objek yg akan menjadi wadah." jelas Monica. " dan juga, bukannya menukar jiwa tapi sihir ini lebih mengarah ke mengambil dan memanfaatkan jiwa..."

" ha? apa itu tertulis?" tanya Ray

" tidak , itu hanya kesimpulanku" jawab Monica. " belalang yg tadi langsung terbang setelah proses pemindahan selesai. sedangkan katak yg jiwanya diambil tadi tak pernah belajar terbang sekalipun. menurutmu bagaimana ia bisa terbang jika jiwanya dipindahkan ke belalang tadi?"

" hmmm kau benar juga..ini sihir yg cukup mengerikan" ucap Ray. " ya.. semoga sihir ini bisa membantumu suatu saat"

" ya. tentu saja"

__________________________________________________

" Ray, kumohon jangan mati!" teriak Monica.

Ray mulai kekurangan darah. nafasnya semakin melemah. Ray benar, ia tak bisa diselamatkan lagi. ini adalah akhir baginya. tapi Lily , Vixy, dan Monica tak mau menerima kenyataan ini. mereka berusaha sekuat tenaga. tapi percuma. keadaan Ray kian memburuk.

" percuma, tak ada sihir untuk memulihkannya" ucap Lily." aku benar-benar tak berguna!"

" sihir..untuk menyembuhkan?" gumam Monica. ia kembali teringat sesuatu. sebuah sihir yg ia dapatkan satu tahun yg lalu di sekolah sihir. ia terpikir satu ide. ide yg sangat berbahaya.

" sepertinya hanya itu satu-satunya cara..tapi.." Monica berpikir keras. apa ia harus melakukan apa yg terpikir di otaknya ini atau tidak. jika ia melakukannya mungkin Ray tak akan senang, begitu juga dengan Lily. tapi jika ia melakukannya Ray pasti akan selamat.

" tak ada waktu untuk ragu. ini kesempatanku untuk menyelamatkan Ray" pikir Monica. tapi sebelum itu ia harus melakukan sesuatu.

Monica mengeluarkan secarik kertas. kertas yg ia sebut ' rahasia " itu. setelah menambahkan beberapa kata, ia memasukkannya ke kantong baju Ray. Lily dan Vixy hanya menatap heran.

" Lily, Vixy, menyingkirlah" ucap Monica " aku akan melakukan sesuatu"

" apa yg akan kau lakukan?" tanya Lily. Monica tersenyum.

" aku akan menyelamatkan Ray." jawab Monica. ia kemudian merapal sihir nya. Relife Transfer. dua buah lingkaran sihir biru muda muncul dibawah tubuh Ray, dan juga dibawah kakinya. rune sihir terbentuk dan menghubungkan dua lingkaran itu. cahaya biru mulai menyelimuti tubuh Ray. lukanya mulai tertutup. cahaya biru lain juga mulai menyelimuti tubuh Monica. tapi berbeda dengan Ray. semakin lama tubuhnya semakin melemah. ia tertunduk di tanah.

" Monica.. kumohon selamatkan Ray.." ucap Vixy

" tenang...saja.."

" apa...yg terjadi?" tanya Lily. ia menyadari keadaan Monica yg semakin melemah. " sihir apa yg kau gunakan monica? apa yg kau lakukan?!"

" aku..akan menyelamatkan Ray.." jawab Monica lemas. " aku.. memberikan jiwaku...untuk Ray"

" hentikan Monica!! kau hanya akan membuat Ray bersedih!!"

" aku senang kalau Ray bersedih karena ku.." jawab Monica. " tapi Lily, pastikan kalau Ray tak bersedih terlalu lama..kuserahkan Ray padamu, Lily."

" Monica tunggu, kumohon jangan lakukan!" teriak Lily. " Vixy, lakukan sesuatu!"

Vixy diam. perlahan tubuhnya mulai memudar dan menghilang.

" Vixy?!"

" aku mencintaimu...Ray" ucap Monica lirih. ia tersenyum. " selamat..tinggal.."

" Monica!!"

Nafas terakhir Monica terhembus keluar. Jantungnya telah berhenti sempurna. Ia benar-benar telah mengorbankan dirinya sendiri.

Perlahan detak jantung Ray kembali berdetak. Nafasnya kembali berhembus. Perlahan ia membuka matanya. Yg pertama kali ia lihat adalah Lily yg sedang menangis. Entah karena apa ia menangis.

" L-lily? Ada apa ?" Tanya Ray. Lily tersentak kaget dan segera menoleh ke Ray. Perasaan senang dan sedih tercampur aduk di hatinya.

" R-ray? Kau benar-benar masih hidup? " Tanya Lily

" Apa yg terjadi? Dimana Monica?" Tanya Ray. Lily menunduk lesu.

" Sebenarnya tadi kau telah terbunuh...kau terbunuh karena melindungiku..dan Monica..dia..." Lily kembali menangis. " Aku tak bisa menghentikannya..."

Ray terdiam. Sepertinya ada hal buruk terjadi selagi ia tak sadarkan diri. Dari sisi lain, ia melihat tubuh seorang gadis tergeletak tak berdaya. Atau lebih tepatnya tak bernyawa. Melihat sosok itu, Ray terdiam. Gadis itu, ia sangat mengenalnya. Itu Monica.

" Monica..apa yg..kau lakukan?" Gumam Ray. " Jadi kau menggunakannya..kenapa.."

Ray merasakan sesuatu di kantong bajunya. Disana ia mendapatkan secarik kertas. Kertas yg sedikit remuk. Ia pun langsung membacanya. Hatinya kembali bergetar ketika membaca surat itu. Itu kata-kata terakhir Monica untuk Ray.

" Ray.. kalau kau membaca surat ini, mungkin itu artinya aku sudah sangat bahagia sampai berani memberikan surat ini padamu. Atau mungkin aku telah tiada sebelum aku sempat mengeluarkan nya. Aku menulis surat ini untuk mengungkapkan perasaan ku yg sesungguhnya. sejak pertama kita bertemu, dimataku, kau adalah seorang pahlawan. Kau adalah teman terbaik yg pernah kumiliki. Kau menerima keadaan ku yg seorang yatim piatu ini. Karena itu kau sangat keren. Kau sangat mengagumkan. Dengan alasan itu, aku mengungkapkan dari lubuk hatiku yang terdalam, kalau selama ini aku selalu mencintaimu. Sejak pertama kita bertemu. Dan aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku untukmu. sejujurnya aku sangat mengkhawatirkan mu yg selalu menghadapi bahaya seorang diri. aku khawatir kau akan terluka jika bekerja terlalu keras. tapi kau selalu mengatakan ' jangan khawatir ' dan ' terimakasih telah mengkhawatirkan ku ' .Ray maaf karena telah merahasiakan ini. Maaf karena aku tak bisa memenuhi janji yg kita buat. Dan kumohon tetaplah hidup untuk ku. Lindungi teman kita yg selamat. Dan yg terakhir, aku mencintaimu Ray .

kuberikan jiwaku padamu, dan hiduplah dengan nya. Dari temanmu yg sangat mencintaimu, Monica"

Tak terasa air mata mulai mengalir ke pipi Ray. Tetesan air mata itu membasahi kertas yg ia baca. Ia berteriak kencang. Hatinya bergetar hebat. Ia terlihat sangat menyesal. Disampingnya, Lily juga ikut menangis.

" Maaf Monica..aku sangat bodoh. Aku ini teman bodoh yg bahkan tak menyadari hal seperti ini.." Ucap Ray. Ia mengangkat tubuh tak bernyawa Monica dan memeluknya erat-erat untuk yg terakhir kali. " Aku pasti akan menepati permintaan terakhir mu, Monica.."

" Maafkan aku Ray.." ucap Lily.

" Tak perlu minta maaf lagi Lily. Yg berlalu biarlah berlalu..yg penting kita harus melakukan apa yg teman-teman inginkan" ucap Ray. Lily terdiam. " Kita harus segera keluar dari sini "

" .. baiklah"

Setelah kejadian duka yg menyayat hati Ray itu, mereka segera mengurus tubuh Monica. Ia dikubur disana dengan sebaik-baiknya. Saat ini yg harus mereka lakukan adalah pergi dari tempat terkutuk ini.

Ray melihat sebuah lorong. Tapi lorong ini berbeda dari lorong yg sebelumnya. Lorong ini dibentuk Serapi mungkin dengan ukiran-ukiran rune sihir di setiap sisinya. Mereka berdua segera memasuki lorong itu.

Sebuah ruangan yg berbentuk seperti kuil kuno terpampang didepan lorong. Ruangan ini kosong. Tak ada jebakan, tak ada monster, dan tak ada bahaya sedikitpun. Ditengah ruangan itu terdapat sebuah altar dengan dua buah pilar bertuliskan mantra-mantra. Di sisi ruangan ada beberapa peti dan kotak berisi harta, material tambang, dan beberapa pakaian yg sepertinya telah sengaja disiapkan untuk pendatang.

" Tempat apa ini?" Tanya Lily." Sepertinya tempat ini aman"

" Kurasa begitu, aku tak merasakan ada bahaya disini" jawab Ray.

" Ray, ada mantra sihir tertulis dibatu itu.. sepertinya ini mantra teleportasi" ucap Lily.

" Jadi kita harus pergi menggunakan teleportasi ya.." ucap Ray. Ia menoleh kearah peti-peti yg ada di sisi ruangan. " Lily, coba ambil beberapa benda yg kita perlukan. Dan juga pakaian yg ada disini"

" Kau yakin? Bisa jadi itu jebakan" ucap Lily.

" Tak apa-apa, lagi pula tak ada bahaya disini." jawab Ray." Vixy, tolong bantu Lily"

" baiklah"

Lily dan Vixy memeriksa setiap peti yg ada. mereka mengambil beberapa barang yg sepertinya berguna. Ray mengganti pakaiannya yg telah sobek itu dengan baju yg disediakan disana. Lily juga mengambil sebuah pakaian. setelah cukup, mereka segera bersiap pergi.

Ray dan Lily berdiri diatas altar ditengah ruangan. Ray dan Lily membaca mantra sihir yg tertulis di batu itu. perlahan cahaya biru bersinar menyelimuti mereka. dan perlahan-lahan, pandangan mereka kabur. sampai akhirnya, tak terlihat apapun.

__________________________________________________

Ray terbangun di sebuah ruangan luas berwarna putih terang. tempat itu kosong. dan dari kekosongan itu, suara terdengar.

" akhirnya kau berhasil, Ray."

" Magus?"

sosok Magus muncul dihadapan Ray. ia tersenyum memandangi temannya itu. diarah lain, Zayne juga ikut muncul.

" kukira kau juga akan ikut menyusul kami, tapi untung saja itu tak terjadi" ucap Zayne " selamat ya, Ray"

" Zayne.."

dari arah belakang, seseorang memeluknya dengan erat. suara tangisan juga ikut terdengar dari sana.

" maafkan aku Ray. aku tak bisa menepati janji kita...." ucapnya. itu Monica. " tapi syukurlah, kalian berhasil selamat"

" Monica juga.." gumam Ray. ia tersenyum dan mengelus kepala Monica dengan lembut. " kau tak perlu minta maaf. seharusnya aku yg minta maaf karena meninggalkanmu. sekali lagi terimakasih atas segala yg kau lakukan untukku, Monica"

Monica kembali menangis dan memeluk Ray lebih erat lagi. Magus dan Zayne punjuga ikut memeluk mereka. saat ini mereka terlihat seperti saudara yg menangisi kepergian saudaranya.

" terimakasih... terimakasih karena telah hadir di kehidupan ku" ucap Monica tersedu " aku mencintaimu, Ray "

" ya, aku juga.."

" Ray, tolong jaga Lily untuk kami" ucap Magus.

" jangan lupa jaga dirimu juga" ucap Zayne. Ray mengangguk.

" semuanya... terimakasih" ucap Ray " dan selamat tinggal"

seketika semuanya menghilang. Ray pun bangun dan mengusap matanya. matanya basah karena air mata. ketika melihat sekitar, ia sekarang berada di dalam hutan. tapi ia tak melihat Lily. lagi pula, ini bukan gerbang masuk Dungeon itu.

" Vixy, dimana ini?" tanya Ray

" aku tidak tahu. yg pastinya ini bukan lagi di wilayah Filtyra " jawab Vixy.

" Lily dimana?"

" oh Ray, kau sudah sadar?" sapa Lily yg barusan datang dari pepohonan hutan. " kau.. menangis?"

" t-tidak , ini karena aku bermimpi" jawab Ray. ia kembali mengusap matanya." aku bermimpi bertemu mereka.. untuk yg terakhir kalinya"

" begitu ya..."

Ray bergegas berdiri dan membersihkan debu dan pasir yg menempel di bajunya. ia menoleh kesekitar.

" ada apa Ray?" tanya Lily

" kita tak boleh terus-menerus disini. kita harus mencari tempat yg aman" jawab Ray. " kita tidak sedang berada di Filtyra"

" b-benarkah?! kalau begitu bagaimana?!" tanya Lily

" kita harus mencari permukiman"

Lily pun berdiri mengikuti Ray. mereka berdua menyusuri hutan itu dan mulai menemukan jalan keluar. pemandangan pertama yg mereka lihat cukup memukau. hamparan Padang rumput dan pegunungan terlihat seluas mata memandang.mereka bergegas menuju jalan yg terhampar di depan hutan. disana mereka melihat sebuah kereta kuda. ia berhenti tepat didepan mereka.

" Yo, ada yg bisa aku bantu?" sapa pemilik kereta itu. seorang pemuda seumuran Ray dengan rambut pirang dan sebuah kaca mata dikepalanya. " sepertinya kalian tersesat"

" ya..bisa dibilang begitu" jawab Ray. " ini ada dimana?"

" wilayah perbatasan" jawab pemuda itu

" perbatasan?"

" perbatasan wilayah Human dan DemiHuman"

" b-benarkah?!" Ray terkejut. " kenapa bisa sejauh ini?.."

" aku sedang dalam perjalanan ke kota Veabelghan. ibukota DemiHuman. kalau kalian mau, aku bisa mengantar kalian kesana" tawarnya " namaku Azura Gnozy, salam kenal"

" namaku Ray Rayvold, dan gadis ini temanku Lily. salam kenal" ucap Ray.

" s-salam kenal" ucap Lily.

" kami berasal dari wilayah Filtyra. kami dengan senang hati menerima bantuanmu" jawab Ray.

" Ray dan Lily ya.. sepertinya aku bisa dengan mudah menghafal nama kalian" ucap Azura " kalau begitu selamat bergabung..naiklah"

" terimakasih..kami berhutang Budi padamu" ucap Ray. mereka berdua menaiki kereta kuda Azura.

" tidak perlu kaku begitu. anggap saja kita sudah lama berteman" ucap Azura " kalau begitu berpegangan, kita akan berangkat!"

kereta kuda itu kembali berjalan kencang. mereka memulai petualangan baru di tempat yg belum pernah mereka kunjungi. tujuan berikutnya, kota dagang, Veabelghan.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C9
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk