"kau... kau...". Zia mengarahkan jari telunjuknya kearah wajah dari pria itu. "iya, memang aku kenapa?" pria itu menjawab dengan nada sombongnya.
aku ingat dia itu Kenno Perdana kakak sepupu dari teman satu kelasku yang bernama July, gadis yang merepotkanku selama SMA.
"Kenno..." ia masih menunjuk wajah yang tampan itu dengan jari telunjuknya.
Kenno masih menopang tubuh itu dan ia menepis tangan gadis itu dengan tangannya yang lain.
"iya itu namaku..." ia mulai melepaskan pelukannya dan gadis itupun jatuh kelantai.
"auh... sakit" jeritnya. ia memicingkan matanya menatap pria itu.
bukankah dia itu pria yang baik dan lembut dan sopan dulu tapi kenapa dia begitu sombong dan berbeda.
aku ingat dulu dia menyukaiku dan karena July lah kami bisa berpacaran. itu juga karena July memaksaku untuk menerima kakak sepupunya ini. dan juga kakak dari sepupunya yaitu kakak dari Kenno juga menyukaiku katanya. tapi hubungan adik dan kakak ini tidak terlalu baik.
hubungan kami begitu rumit bahkan kami juga jarang bertemu selama berpacaran. kami bahkan hanya bertemu beberapa kali dan kami hanya menghabiskan waktu dengan melakukan Chatting melalui handphone.
dia adalah pria yang baik bahkan dia tidak pernah menyentuhku atau meminta sesuatu kepadaku.
Naumi masih melamun matanya menatap pria yang ada di sudut ruangan yang sedang membereskan kekacauan itu. tanpa sengaja mata mereka bertemu. Naumi merasa salah tingkah. aduh kenapa aku terus menatapnya nanti dia salah faham. sebaiknya aku segera membereskan ini semua dan pergi dari sini.
setengah hari berlalu dengan sangat cepat semua telah tertata rapi kembali walaupun harus mengeluarkan tenaga lebih tapi semua selesai dengan lebih mudah.
"semua sudah selesai, bolehkan aku pergi?". ia merapikan piyamanya. ia berfikir bagaimana bisa ia keluar dengan mengenakan piyama seperti ini pasti akan sangat memalukan ketika berada di jalan dan diapun tidak membawa uang sepeserpun.
"apa kau tidak lapar? sebaiknya kau makan dulu, aku akan mentraktirmu sebagai ucapan terima kasih". ia mengambil kunci mobilnya.
"ah, tidak...tidak.. terima kasih aku tidak lapar dan aku harus segera pulang". ia memutar-mutarkan tangannya di dada seraya memberikan penolakan tapi perut memberikan penghianatan terhadapnya. "kruk..kruk"... suara perutnya berbicara kejujuran. "bukankah kau lapar...ayolah". ia menarik gadis itu.
ya tuhan cobaan apa lagi ini bagaimana bisa aku pergi ke restoran dengan mengenakan piyama seperti ini. aku bahkan tidak mampu melihat wajahku sendiri di cermin ketika berada disana.
ia memandangi tubuhnya sendiri seraya menunjukan bahwa dia tidak bisa pergi makan dengan piyamanya.
"hem, it's Okey" jawabnya setelah melihat tubuh gadis itu yang masih terlihat cantik dengan memakai piyamanya.
"okey... okey... kepalamu" gumamnya kesal seraya berkata dengan penuh rasa kesal.
"baiklah, kita akan makan tapi izinkan aku untuk mandi dulu" ia mulai pasrah dengan semua itu.
"hm, kamar mandinya ada di sana di dekat kamar tamu" sambil menunjuk ke sebuah ruangan.
gadis itu mendengus kesal setengah mati. kenapa Kenno yang sekarang berbeda dengan yang dulu. dia sangat menyebalkan ia bergumam di setiap langkah kakinya.
— Bab baru akan segera rilis — Tulis ulasan