Saat aku hendak menghentikannya, dia malah menahanku dengan aba-aba yang dia tunjukkan dari tangannya.
Setelah itu, dia berhasil menegakkan punggungnya dalam waktu yang singkat.
Tiba-tiba saja.
Dia segera menciumku...
Sebuah ciuman panjang dan sangat nyaman kurasakan.
Kami berdua tampak tidak memperdulikan situasi sekitar dan terus saja melakukannya.
Hingga pada akhirnya, tanpa sadar air liur kami membentuk sebuah jembatan tipis yang menghubungkan kedua bibir kami.
" kurasa aku sekarang jauh lebih ahli untuk mengalahkanmu bukan, hihihi. "
Dia tampak puas dengan hal itu.
" memangnya aku pernah menang darimu Ayase, hahaha. "
Aku juga ikut tertawa karena senang.
" benar juga, mungkin rekor ronde terlama kita selama ini hanya 7 ronde saja ya... "
Aku tahu bahwa arah dari percakapan ini memang sesuatu yang biasa dianggap ke ranah privat.
Tetapi, entah kenapa percakapan kami kali ini terlihat seperti biasanya
" aku ingin percaya bahwa semua kejadian kali ini benar... "