Elif membuka pintu dengan perlahan,agar penghuni rumah tidak mendengarnya, ia melirik jam tangannya pukul sebilaan malam, elif merutuki dirinya karena pulang terlalu larut, ia tahu di Negara Iraq sangat lah berbeda dengan di indonesia, pulang jam satu dini pun tidak masalah bagi anak anak remaja, dan pemuda Indonesia, tapi jika di Iraq Seorang perempuan sangatlah berbahaya keluar rumah di malam hari tampa keluarganya, untung saja dia membawa sopirnya,kalau tidak keluarga Jnas bisa kesal kepadanya.
" Semoga Jnas belum pulang " batinnya berdoa
ia bersyukur karena keadaan rumahnya yang sudah sepi, pasti mamah sudah istirahat karena harus mengajar pagi besok di kampusnya tempat mengajar, dan Tamara pastinya sedang belajar di kamarnya, untung saja Yunus dan Jnas belum pulang.
Elif melepaskan sepatu dan menentengnya, ia berjalan perlahan menuju tangga.
Elif menghembuskan nafasnya lega ketika sampai di depan pintu kamarnya.Elif masuk dan menyalakan lampunya
deeg...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Elif mematung saat melihat Jnas berdiri tepat di hadapannya. tangannya ia lipat didada bidangnya yang ia tutupi piyama tidurnya
" Bagaimana dengan jalan - jalanmu, kau senang sekarang nyonya Jnas??" tanya Jnas dengan wajah dinginnya.
Elif meringis mendengarnya, ia mengusap tengkuknya ketika bulu kuduknya meremang, Jnas memang sangat mencintainya, tetapi jika Jnas marah maka sangat menakutkan. " ka-kau sudah pulang sayang ? aku kira kau akan pergi sampai larut malam bersama Yunus ke rumah teman - teman mu " ucapnya sambil mencairkan suasana.
" Jangan mengalihkan pembicaraan Elif !." ucap Jnas dingin
" Jnas ma-maafkan aku." lirih elif. entah mengapa ia merasa sedih ketika mendengar suara bernada dingin Jnas suaminya.
Jnas menghela nafasnya ketika melihat Elif hampir menangis, lalu ia merangkuh pinggang Elif dan mengusap lembut pipi Elif.
" Ssssssstt, jangan sampai menangis sayang, aku hanya sangat menghawatirkan dirimu, setelah ada panggilan dari mu berkali kali aku menghubungi mu kembali tapi handphone mu sudah tidak aktif " ucapnya sambil mengecup bibir Elif.
" aku minta maaf, sebelum berangkat aku lupa tidak mengisi batrai Handphe ku sehingga mati tadi siang" ucap Elif penuh penyesalan
" tidak masalah sayang, tapi aku minta jangan di ulangi lagi ya, kita bukan di Indonesia, kamu mengerti kan maksud ku? " ucap Jnas
Elif mengangguk, ia memeluk erat tubuh kekar Jnas. Jnas menggendong tubuh mungil Elif membawanya berbaring di atas ranjang kamar mereka. Elif menggigit bibir bawahnya,ia memainkan kancing piyama tidur Jnas dan membukanya.
memasukkan jari jarinya ke dalam dan mengusap bulu bulu kecil di dada bidang Jnas, entah mengapa saat ini ia ingin sekali..... di sentuh dan.....
Jnas hanya terdiam, ia menikmati sentuhan tangan halus Elif, Elif semakin berani ia melarikan jari jari lentiknya ke bawah dan mengelus lembut perut rata Jnas.
" farosyah honey " Jnas mengerang, dan itu membuat senyum Elif mengembang.
ketika tangannya sedang asyik memainkan pusar Jnas, Pria itu tiba tiba membalikkan tubuhnya. ia menindih Elif lalu melumat dengan rakus bibir merah muda Elif.
" enghh " Elif mengerang dan meremas rambut Jnas
Jnas semakin memperdalam ciumannya, ia menggigit bibir bawah Elif agar terbuka dan melesakkan lidahnya. lidah mereka saling membelit. Jnas bangkit dari atas tubuh Elif ia melepaskan seluruh pakain Elif dan pakainnya sendiri, lalu kembali menciumi leher Elif lalu Jnas menyatukan tubuh mereka berdua.
***
Hari ini Jnas dan Elif akan pergi ke kota Yordania tempat dimana kakek dan nenek Jnas dari ibunya tinggal. Tujuan Jnas kesana bukan hanya untuk mengunjungi kakek dan neneknya saja yang sudah tiga tahun tidak pernah Jnas kunjungi, akan tetapi untuk memperkenalkan Elif istrinya kepada kedua orang tua itu, sekaligus mengundang mereka ke acara Pesta Pernikahannya yang akan di adakannya satu bulan lagi dari sekarang.
Sekarang Elif tengah bergelayut manja di samping Jnas yang tengah mengotak atik layar Handphonenya.
lalu Elif menyenderkan kepalanya di pundak milik Jnas, begitupun dengan Jnas, Jnas merasa sangat bahagia karena Elif sudah berada di sampingnya bukan sebagai kekasih tetapi sebagai istrinya yang Sah setelah begitu banyak masalah dan rintangan yang telah mereka hadapi.
Jnas meletakkan handphonenya dan langsung melingkarkan tangannya di perut rata Elif dan sesekali mengecup pipi dan leher Elif, Elif terkekeh geli dengan melihat tingkah manja Jnas, tiba tiba suara Pramugari sukses membuat mereka berhenti dan langsung mengenakan seatbeltnya, karena pesawat yang di tumpanginya akan segera mendarat di Bandara Yordania.
Dalam sejarahnya, Wilayah yang sekarang bernama Yordania dulunya merupakan tempat banyak para penguasa, seperti Assiria, Babilonia, dan Persia pada sekitar tahun 330
Nama resmi Yordania adalah "Hashemite Kingdom of Jordan" (Kerajaan Hashemite Yordania) Bahasa resmi Yordania adalah bahasa Arab, tetapi bahasa Inggris juga difahami oleh kalangan kelas atas dan kelas bawah. Mayoritas Yordania memeluk agama Islam, kemudian Kristen Orthodox Yunani, Katolik Roma dan Yunani, Orthodox Syiria, Orthodox Koptik, Orthodox Armenis, Protestan, dan Muslim Syiah. Yordania terdiri dari etnik Arab, Kirkasia, dan Armenia. 65% orang Yordania adalah keturunan Palestina. Pada tahun 1946, Yordania telah menjadi negara merdeka dengan Emir Abdullah sebagai rajanya. Yordania adalah negara modern dengan standar pendidikan yang tinggi dan merupakan salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi di Timur Tengah.
Gunung Nebo di Yordania dianggap sebagai tempat makam Nabi Musa.
Raja Abdullah adalah pemimpin sekaligus tentara Yordania. Dia bisa menerbangkan Pesawat tempur ketika mengebom posisi teroris ISIS sebagai balasan atas pilot pesawat tempur Yordania, Muath al-Kasasbeh, yang dibakar hidup-hidup oleh ISIS.
Tak lama pesawat mereka sudah menyentuh permukaan tanah Bandara. Jnas dan Elif segera keluar dari Pesawat yang tak lupa bawa payung karena sedang hujan gerimis.
Disana sudah ada sayyid Qodir pria yang sudah berumur kepala Empat supir pribadi Keluarga Sayyid Huseyyin keluarga kakek jnas dari ibunya. Sayyid Qodir tersenyum lebar cucu dari majikannya berkunjung lagi ke negara ini. terakhir ia bertemu Jnas tiga tahun yang lalu saat menjenput Jnas dengan tunangannya yang pertama.
Sayyid Qodir menyambut Jnas dan membukakan pintu mobil untuk mereka bedua " Marhaban dan selamat datang tuan Jnas " ucap pria itu sambil menyalami Jnas .
" Sudah aku katakan Paman Qodir, jangan panggil aku tuan, panggil saja Jnas, anda sudah seperti paman saya sendiri " ucap Jnas sambil merangkul supir pribadi kakeknya
yang di panggil paman Qodir hanya manggut manggut tersenyum.
Mobil pun meninggalkan halaman Bandara.
" Bagaimana keadaan kakek paman ? " tanya jnas
" Beliau baik baik saja hanya saja penyakit jantungnya dan darah tingginya kerap kambuh " jawab sayyid qodir
" kalu nenek ?" tanya jnas sekali lagi
" beliau juga terlihat baik dan sehat " jawab sayyid qodir
Jnas menghela nafas senang karena bisa melihat kembali kakek dan neneknya dari ibunya dan juga Kota asal kelahiran ibunya yang jauh berbeda dengan negaranya sendiri di Irak yang selalu ada konflik Perang. dulu Jnas pernah tinggal selama dua tahun bersama kakeknya saat ia berumur tujuh tahun ketika ayahnya sedang dalam tugas misi militer ke negara suriah
Elif menepuk nepuk perutnya dengan kedua tangannya. "aku sangat lapar, lihatlah sayang perutku sudah bergemuruh " ucap Elif manja
Jnas menyentuh perut Elif dan mengelus ngelusnya, lalu tersenyum bahagia " aku tidak sabar menantikan seorang bayi di dalam sini " gumam Jnas.
Elif hanya tersenyum , namun tidak lama pipinya bersemu merah . Elif menyentuh pipi Jnas dan memegang tangan Jnas yang ada di atas perutnya.
" Selama kamu tidak menyakitiku dan tidak meninggalkan ku lagi seperti dulu maka bayi itu akan hadir disini sayang " ucap Elif lembut.
Jnas mengecup bibir Elif lalu menatapnya.
" itu tidak akan pernah terjadi lagi sayang, sekarang kamu adalah istri ku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan mu dan menyakiti mu lagi, itulah janji dari seorang Jnas suami mu Elif " ucap Jnas
" Ya semoga saja Jnas dan berjanjilah kepada ku "
" Ini bukan sekedar janji Elif tapi ini adalah sumpah ku " ucap jnas sambil menggenggam tangan elif.
" Boleh aku buka kaca mobilnya sayang ?" tanya Elif
Jnas mengacak rambut Elif dengan lembut " buat apa sayang, bisa kamu lihat di luar sedang turun hujan nanti kamu akan basah "
Elif memanyunkan bibirnya" tapi di luar sedang tidak hujan deras hanya gerimis! dan aku hanya ingin menikmati kota Yordania ini, sebab aku tidak pernah datang ke kemari Jnas"
" baiklah , bukalah dan jangan cemberut " ucap jnas mengalah
" Oh ya Jnas, di rumah kakek anda juga sedang ada nona Noera dan Keluarganya " ucap Sayyid Qodir
Dahi jnas berkerut " benarkah paman ?"
" iya benar "
kemudian Jnas tersenyum lebar karena disana ada paman dan bibinya dan tentu keponakan kesayangannya yang bernama Ahmad huseyyin. " Baguslah ada ammah dan ammu maka ada keponakan nakal ku " setelah mengatakan itu Jnas merangkul pinggang Elif.
" Entahlah sepertinya aku akan menyukai Ahmad " ucap Elif sambil membalas pelukan Jnas
" tentu karena dia sangat lucu sayang, dan ya karena dia seorang laki laki yang akan meneruskan nama Keluarga Huseyin " ucap Jnas bangga
" kamu ingin anak laki laki atau perempuan ?" tanya Elif tiba tiba
Jnas tersenyum dengan yang Elif katakan. dalam hati Jnas, Jnas yakin jika istrinya ini ingin segera menggendong anaknya.
"Eeeemmmmm..... yang mana ya !?" ucap Jnas pura pura bego.
Elif langsung mencubit perut jnas " Iiis tinggal jawab anak laki laki atau anak perempuan saja susah. kamu ini sangat menjengkelkan. "
Lantas Jnas tertawa dengan keras di dalam mobil. sehingga paman Qodir yang ada di depan sana ikut tersenyum dengan tingkah tuan mudanya. paman Qodir heran setelah beberapa tahun Jnas putus dengan tunangannya yang pertama sikapnya sangat dingin dan sekarang setelah bersama dengan gadis di sampingnya ia menjadi pria yang riang dan humoris.paman Qodir hanya menggelengkan kepalanya, mungkin ini yang di namakan cinta jaman sekarang.
Elif memukuli Jnas. Elif terlihat sangat kesal dengan sikap Jnas padanya hari ini. " Uuuuuh kamu sangat menjengkelkan !"
Jnas menahan tawanya " okey okey Elif, stop it ! jangan marah ya , mau laki laki atau perempuan aku akan tetap menerimanya dan menyayanginya. asal anak itu keluar dari rahim mu sayang, aku akan sangat bahagia menjadi seoarang ayah, dan aku tidak akan mau menerima dan mengurus anak itu jika dia lahir dari rahim perempuan lain, aku hanya ingin memiliki seorang anak dari mu hanya dari mu, kamu paham kan ?" ucap jnas
Elif menolehkan kepalanya untuk menatap Jnas dalam,
" jika seandainya bayi itu terlahir dari rahim aisyah apa kau akan menerimanya ?"
Jnas menggelengkan kepalanya seraya berdecih, " Dia bukan istri ku, hanya kau istri ku Elif aku tidak akan menyentuhnya walau seandainya kami jadi nikah dulu,tetap aku tidak akan menyentuhnya, jangan harap dia akan melahirkan anakku "
Pelukan hangat langsung di dapatkan Jnas, Elif senang dengan perkataan Jnas, gadis itu menatap Jnas lalu tersenyum bahagia. tak terasa mobil mereka sudah sampai di pekarangan taman depan rumah Kakek Jnas.
disana sudah terlihat Kakek dan Nenek Jnas tengah berdiri di depan pintu untuk menyambut kedatangan cucu kesayangan mereka.
melihat Jnas keluar dari mobil menggandeng tangan seorang wanita membuat tuan Huseyin tersenyum gembira.
Kakek dan Kenek Jnas merentangkan kedua tangannya menyambut cucu mereka.